Mengidap Melena, Hentikan Gaya Hidup yang Tidak Sehat

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   16 Oktober 2019
Mengidap Melena, Hentikan Gaya Hidup yang Tidak SehatMengidap Melena, Hentikan Gaya Hidup yang Tidak Sehat

Halodoc, Jakarta – Melena mengacu pada feses berwarna hitam, dengan darah mungkin bercampur dengan tinja atau keluar secara terpisah. Melena biasanya berasal dari titik yang lebih tinggi di saluran pencernaan. 

Melena menyebabkan tinja berwarna hitam dan lembap. Darah biasanya hitam pekat, mirip dengan tinta hitam. Kotoran mungkin juga terlihat atau terasa lengket. Darah yang lebih gelap ini dikarenakan melakukan perjalanan lebih jauh ke saluran pencernaan. Banyak kondisi dapat menyebabkan melena, salah satunya adalah gaya hidup tidak sehat. Yuk, cari tahu jelasnya di sini!

Penyebab Melena

Melena disebabkan oleh pendarahan yang lebih tinggi di saluran pencernaan. Ini mungkin disebabkan oleh:

  1. Tukak lambung.
  2. Varises lambung atau esofagus.
  3. Radang perut.
  4. Kanker perut.
  5. Sindrom Mallory-Weiss.
  6. Beberapa bayi baru lahir mengalami melena karena menelan darah selama persalinan.

Baca juga: Inilah 6 Hal yang Sebabkan Melena

Untuk mendiagnosis melena, dokter akan melakukan beberapa jenis tes maupun pemeriksaan. Dokter akan menggunakan tes serupa untuk mendiagnosis penyebab melena yang mendasarinya. Mereka juga dapat menggunakan:

  1. Esophagogastroduodenoscopy (EGD)

Sebuah tabung kecil dengan kamera dan cahaya yang melekat padanya dimasukkan melalui mulut dan turun ke kerongkongan. Ini akan membantu dokter memeriksa tanda-tanda perdarahan lebih tinggi di saluran pencernaan.

  1. Tes Darah, Tinja, atau Napas 

Dokter akan mungkin meminta sampel tinja, mengambil sampel darah, atau menjadwalkan tes napas untuk memeriksa tanda-tanda infeksi, termasuk yang disebabkan oleh Helicobacter pylori.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai melena dan proses pemeriksaannya, tanyakan langsung ke Halodoc.  Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.

Pola Makan untuk Pengidap Melena

Saat mengalami perdarahan aktif, kamu tidak boleh minum apapun melalui mulut, baik makanan maupun minuman. Tujuannya selama perdarahan aktif adalah untuk membiarkan saluran pencernaan beristirahat dan sembuh. 

Baca juga: 7 Faktor yang Tingkatkan Risiko Terjadinya Melena

Memasukkan makanan ke dalam saluran pencernaan dapat memaksanya bekerja melepaskan asam di lambung dan enzim yang memecah makanan di usus. Kamu akan menerima nutrisi melalui pemberian infus sampai semua perdarahan berhenti. Ketika semua perdarahan berhenti, kamu akan mendapatkan sejumlah kecil makanan atau minuman untuk menguji kembali gejala sebelum melanjutkan ke diet teratur.

Alkohol dapat mengiritasi usus. Minum alkohol berlebihan juga menyebabkan varises, pembuluh darah melebar di kerongkongan, dan bagian-bagian lain dari saluran pencernaan yang dapat pecah, yang terkadang menyebabkan pendarahan hebat. 

Ada baiknya kamu berhenti mengonsumsi alkohol untuk mempercepat penyembuhan. Mengonsumsi aspirin atau obat antiinflamasi non-steroid bersama-sama dapat meningkatkan risiko mengembangkan borok atau iritasi lambung, sehingga juga harus dihentikan. 

Mendapatkan jumlah serat yang cukup membantu menjaga feses tetap lunak dan menggerakkannya melalui saluran pencernaan, sehingga sembelit tidak terjadi. Makanan tinggi serat termasuk sayuran, buah-buahan, jus prune, sereal serat tinggi, dan biji-bijian. Ini juga mengandung vitamin dan mineral yang akan membantu jaringan yang rusak untuk segera pulih.

Fokuslah pada asupan protein yang sehat seperti ikan, daging tanpa lemak, dan unggas, yang mengandung protein dan zat besi untuk membantu membangun kembali simpanan zat besi yang mungkin hilang selama episode pendarahan. 

Sumber zat besi termasuk kacang-kacangan dan kacang-kacangan lainnya, sayuran seperti bayam dan sayuran hijau lainnya, biji-bijian utuh dan sereal juga disarankan untuk ditingkatkan. Mengonsumsi makanan yang tinggi vitamin C bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2019. What’s the Difference Between Hematochezia and Melena?
Livestrong. Diakses pada 2019. What Is the Recommended Diet for Gastrointestinal Bleeding?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan