Merokok Bisa Jadi Penyebab Kanker Lidah

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Juli 2019
Merokok Bisa Jadi Penyebab Kanker LidahMerokok Bisa Jadi Penyebab Kanker Lidah

Halodoc, Jakarta - Rasanya para perokok mesti harap-harap cemas setelah membaca judul di atas. Menurut fakta medis, merokok memang bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker lidah. Lho, kok bisa? Jangan heran, kebiasaan merokok memang bisa menyebabkan sederet masalah pada tubuh. 

Nah, kanker lidah sendiri merupakan penyakit kanker yang tumbuh dan berasal di jaringan lidah. Kanker ini berkembang dari jaringan lidah yang mengalami kelainan dan tumbuh secara abnormal. Lokasinya bisa terjadi pada ujung atau lidah. 

80 Persen Pengidapnya Perokok

Pada dasarnya, biang keladi dari kanker lidah sama dengan penyebab kanker pada umumnya, yaitu mutasi genetik. Mutasi gen menyebabkan hiperaktif onkogen, gangguan proliferasi, penolakan G-S, G-M dan M pada siklus sel, mencegah apoptosis dan gangguan kelangsungan hidup sel. Lalu, bagaimana dengan efek rokok terhadap kesehatan lidah? 

Ternyata, kebiasaan merokok atau mengonsumsi tembakau (meski bukan dalam bentuk rokok), bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker lidah. Alasannya simpel, rokok atau tembakau mengandung ratusan zat pemicu kanker (karsinogenik) yang bisa menyebabkan berbagai macam kanker, termasuk kanker lidah. Enggak percaya?

Baca juga: Waspada! Kanker Lidah Bisa Menyerang Tanpa Disadari

Menurut riset dari University of Maryland Medical Center, penyebab utama dari kanker mulut adalah penggunaan tembakau. Kira-kira sekitar 80–90 persen kanker mulut disebabkan oleh merokok, cerutu, pipa, hingga mengunyah tembakau. Nah, kanker mulut ini sendiri merupakan jenis kanker yang ditemukan dalam rongga mulut. Kondisi ini bisa terjadi pada bibir, gusi, lapisan dalam pipi, hingga lidah. 

Selain ini, American Cancer Society mengatakan, sekitar 80 persen pengidap kanker mulut adalah pengguna tembakau. Hal ini disebabkan oleh 60 zat karsinogen yang biasanya menyebabkan mutasi pada DNA. 

Ada Faktor Risiko Lainnya

Meski merokok menjadi penyebab utama kanker lidah, tapi ada juga faktor risiko lain yang bisa memicunya. Misalnya: 

  • Infeksi Human Papillomavirus (HPV). Meski kasusnya jarang terjadi, HPV juga bisa menyebabkan pertumbuhan jaringan abnormal di dalam mulut. Infeksi HPV di dalam mulut ini bisa menyebar lewat hubungan intim secara oral.

  • Konsumsi Alkohol. Kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam takaran yang berlebihan bisa menimbulkan sederet masalah bagi kesehatan, termasuk memicu kanker lidah. 

  • Pola Makan yang Tidak Sehat. Kurangnya asupan buah dan sayur atau menerapkan pola makan yang tak sehat, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker lidah. 

  • Kesehatan Rongga Mulut yang Buruk. Kanker lidah bisa dikaitkan dengan bentuk gigi yang kasar, tidak rata, bergerigi, hingga bentuk gigi palsu yang tak sesuai. 

Baca juga: 4 Gejala Kanker Mulut yang Sering Diabaikan

Awasi Gejalanya

Dalam kebanyakan kasus, gejala awal kanker lidah adalah munculnya bercak berwarna merah atau putih pada lidah. Tak cuma itu, sariawan yang tak kunjung sembuh setelah beberapa minggu, juga bisa menjadi pertanda dari kanker lidah. 

Nah, berikut ini beberapa gejala kanker lidah lainnya yang bisa muncul:

  • Penurunan berat badan secara drastis.

  • Adanya perubahan pada suara dan berbicara.

  • Sulit menggerakan rahang.

  • Sakit tenggorokan.

  • Nyeri saat menelang yang berlangsung terus-menerus.

  • Perdarahan tanpa sebab pada lidah.

  • Muncul benjolan di daerah mulut dan leher, akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

  • Rasa kebas dalam mulut yang tak kunjung hilang. 

Nah, sudah tahu kan kebiasaan merokok ternyata bisa memicu kanker lidah, yakin masih mau merokok?

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan