Mitos dan Fakta Unik tentang Kesehatan Mental Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Desember 2018
Mitos dan Fakta Unik tentang Kesehatan Mental AnakMitos dan Fakta Unik tentang Kesehatan Mental Anak

Halodoc, Jakarta – Menjaga kesehatan mental anak sama pentingnya dengan menjaga tumbuh kembang fisik anak yang optimal. Pasalnya, anak dengan kesehatan mental yang baik akan tumbuh menjadi anak berkarakter positif. Kondisi ini ditandai dengan kemampuan beradaptasi yang baik, termasuk saat menghadapi situasi yang sulit dan bikin stres. Sementara gangguan kesehatan mental pada anak bisa meningkatkan risiko ketidakseimbangan emosional yang berdampak negatif pada kehidupan sosialnya.

Ketahui Mitos dan Fakta tentang Kesehatan Mental Anak

1. Gangguan Bipolar Hanya Perubahan Mood Biasa?

Bipolar adalah gangguan perubahan suasana hati (mood) berat yang bisa mengganggu kegiatan fungsional sehari-hari. Bahkan tak jarang, gangguan bipolar mendorong pengidapnya untuk melakukan hal di luar akal sehat seperti percobaan bunuh diri. Bipolar terbagi ke dalam dua fase, yakni fase manik dan fase hipomanik. Perubahan fase manik ke hipomanik atau sebaliknya seringkali terjadi secara tiba-tiba dan sulit dideteksi.

2. ADHD pada Anak Tidak Bisa Dikendalikan?

Meski tak bisa disembuhkan total, ADHD pada anak bisa dikendalikan sesuai dengan tingkat keparahannya. Studi menyebut sebagian besar kasus ADHD pada anak bisa berlanjut hingga dewasa. Penyebabnya adalah gejala ADHD yang dibiarkan tanpa penanganan. Cara mengendalikan ADHD pada anak di antaranya adalah melalui pemberian obat-obatan dan terapi perilaku kognitif.

3. Anak-Anak Tidak Bisa Stres?

Stres juga bisa dialami anak-anak. Sayangnya, kebanyakan orangtua tidak menyadari gejala stres pada anak yang biasanya ditandai dengan perubahan perilaku, seperti mudah takut, menarik diri dari pergaulan, sering sakit tanpa penyebab jelas, perubahan nafsu makan secara drastis, sulit tidur, sering mengompol dan sulit berkonsentrasi. Penyebab stres pada anak sangat beragam. Namun secara umum, stres pada anak disebabkan oleh kondisi keluarga, masalah di sekolah dan adanya tekanan sosial di lingkungan sekitarnya.

4. Sering Tantrum Tanda Gangguan Mental pada Anak?

Tantrum bukanlah tanda gangguan mental pada anak. Tantrum adalah ledakan emosi yang muncul karena Si Kecil kesulitan dalam menyampaikan pikiran dan perasaannya. Anak yang tantrum biasanya akan menangis, menjerit, berteriak, marah dan bersikap keras kepala. Kondisi ini tentu tak mudah bagi para orangtua, tapi ibu perlu tahu bahwa kondisi ini juga tak diinginkan Si Kecil. Hal yang bisa ibu lakukan adalah mengajak Si Kecil berbicara, tetap bersikap tenang dan jangan memukulnya. Jika tantrum sering terjadi dan membuat Si Kecil menyakiti diri sendiri, segeralah bicara pada dokter agar mendapat saran penanganan yang tepat.

5. Penyakit Mental Merupakan Kelemahan Mengelola Emosi?

Penyakit mental bukanlah tanda kelemahan seseorang dalam mengelola emosi. Sebab, gangguan mental terjadi karena kombinasi beberapa faktor, seperti faktor genetik, lingkungan, gaya hidup, cedera kepala hingga kelainan bawaan lahir.

Itulah mitos dan fakta unik tentang kesehatan mental anak. Kalau ibu mencurigai gangguan psikis pada Si Kecil, segera bicara pada dokter Halodoc untuk mendapat saran penanganan yang tepat. Ibu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call kapan saja dan dimana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang!

Baca Juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan