Olahraga untuk Pengidap Myasthenia Gravis

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 November 2019
Olahraga untuk Pengidap Myasthenia GravisOlahraga untuk Pengidap Myasthenia Gravis

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar penyakit myasthenia gravis? Bagi kamu yang masih asing dengan penyakit ini, tak ada salahnya untuk menyimak lebih dalam. Apa alasannya? Simpel, myasthenia gravis bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.

Myasthenia gravis sendiri merupakan penyakit yang terjadi ketika terputusnya komunikasi antara saraf dan otot. Dalam kebanyakan kasus, masalah kesehatan kronis ini ditandai dengan melemahnya beberapa otot. Otot yang melemah ini terutama otot di sekitar wajah yang mengontrol pergerakan bola mata, ekspresi wajah, proses mengunyah, berbicara, hingga menelan. 

Ketika atau setelah melakukan aktivitas fisik, biasanya kelemahan otot karena penyakit ini akan semakin memburuk. Namun, hal ini akan membaik saat otot-otot yang terdampak diistirahatkan. Dalam banyak kasus, gejalanya akan sering muncul saat malam hari, ketika kondisi tubuh lelah setelah menjalani berbagai aktivitas. 

Hal yang perlu digarisbawahi, semua orang bisa saja terserang penyakit ini. Tak memandang usia atau jenis kelamin. Meski begitu, myasthenia gravis lebih umum dialami oleh wanita berusia di bawah 40 tahun dan pria di atas 69 tahun. 

Baca juga: Sulit Mengunyah? Bisa Jadi Gejala dari Myasthenia Gravis

Nah, karena otot-ototnya berada dalam kondisi lemah, kira-kira olahraga apa yang boleh dilakukan oleh pengidapnya? 

Lawan Kelemahan Otot dengan Olahraga

Seperti penjelasan di atas, myasthenia gravis membuat otot-otot pengidapnya melemah akibat gangguan saraf dan otot. Artinya, pengidap myasthenia gravis tak boleh atau tidak bisa berolahraga, dong? 

Jawabannya simpel sih, pengidap myasthenia gravis boleh kok berolahraga asalkan dalam batas yang benar-benar direkomendasikan oleh dokter atau ahli terapi. Jangan sekali-kali berolahraga ketika kondisi tubuh sedang lemah. 

Ingat, kurang olahraga juga bisa membuat otot-otot pengidap myasthenia gravis kian melemah. Oleh sebab itu, pengidapnya yang masih mampu berolahraga, tak ada salahnya untuk melakukan aktivitas tersebut. Pertanyaannya, olahraga apa yang tepat untuk pengidap myasthenia gravis?

Hal yang perlu digarisbawahi, pengidapnya tidak boleh memulai olahraga berat, atau program olahraga yang membutuhkan banyak energi dengan hasil maksimal. Olahraganya mesti dilakukan dengan tujuan menghentikan kelemahan otot. Nah, seperti apa olahraga? Pastinya bergantung dari usia, tingkat kebugaran, dan gejala-gejala yang dialami. 

Meski belum ada pedoman olahraga yang ditetapkan mengenai intensitas latihan, durasi, ataupun beban olahraga, tetapi olahraga teratur (olahraga ringan), seperti berjalan, joging, maupun berenang bisa memerangi kelemahan otot. 

Olahraga di atas sebaiknya dilakukan secara rutin. Namun, hanya boleh dilakukan pada tingkat yang tidak mencapai kelelahan otot. Contohnya, di klinik fisioterapi perkembangan olahraga harus didasarkan pada kebutuhan tiap pengidapnya. 

Nah, agar olahraga bermanfaat dan berjalan dengan aman, pengidap myasthenia gravis mesti berdiskusi dulu dengan dokter atau ahli terapis sebelum melakukannya. Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. 

Baca juga: Mengenal Miastenia Gravis yang Menyerang Otot Tubuh

Selanjutnya, bagaimana dengan gejalanya? 

Terbatasnya Ekspresi hingga Sulit Bernapas

Gejala utama dari penyakit adalah melemahnya otot-otot tubuh. Kondisi ini akan makin parah bila otot yang lemah sering digunakan. Otot-otot ini memang akan membaik setelah diistirahatkan. Akan tetapi, penyakit ini akan semakin menjadi-jadi dan mencapai puncaknya pada beberapa tahun setelah gejala awal muncul. 

Biasanya otot mata, otot wajah, dan otot yang mengendalikan proses menelan, merupakan otot-otot yang paling sering diserang penyakit ini. Lalu, seperti apa sih gejala-gejala dari myasthenia gravis? 

  • Terbatasnya ekspresi wajah, contohnya sulit tersenyum. 

  • Penglihatan menjadi kabur atau ganda. 

  • Berubahnya kualitas suara, seperti menjadi pelan dan sengau. 

  • Salah satu atau kedua kelopak mata pengidapnya akan turun dan susah di buka. 

  • Melemahnya otot tangan, kaki, dan leher. Gejala ini bisa memicu gangguan mobilitas, seperti pincang atau kesulitan mengangkat barang. 

  • Kesulitan menelan dan mengunyah yang bisa menyebabkan pengidapnya mudah tersedak.

  • Kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas atau berbaring. 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Conquer Myasthenia Gravis. Diakses pada 2019. Exercise Can Help MG Patients.
Healthline. Diakses pada 2019. Myasthenia Gravis. 
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases and Conditions. Myasthenia Gravis. 
Pivotal Physiotherapy. Diakses pada 2019. Exercise and Myasthenia Gravis.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan