Operasi Caesar Bisa Sebabkan Plasenta Akreta, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Desember 2018
Operasi Caesar Bisa Sebabkan Plasenta Akreta, Benarkah?Operasi Caesar Bisa Sebabkan Plasenta Akreta, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Saat proses melahirkan, plasenta biasanya terlepas sendiri. Tetapi, pada kasus plasenta akreta, plasenta akan melekat terlalu dalam pada dinding rahim dan sulit lepas. Akibatnya terjadi perdarahan pada Miss V ibu hamil yang cukup hebat bahkan dapat menyebabkan kematian.

Kasus plasenta akreta dapat dikatakan jarang terjadi, hanya satu dari 553 kehamilan. Saat persalinan, plasenta tidak hanya melekat pada dinding rahim, namun juga tumbuh ke dalam dinding.

Para ahli masih belum tahu pasti penyebab kondisi ini, namun tindakan operasi caesar kerap kali dihubungkan pada munculnya kondisi ini pada kehamilan selanjutnya. Plasenta akreta terjadi pada sekitar lima atau sepuluh persen wanita dengan plasenta previa, dan sekitar 60 persen wanita yang pernah beberapa kali menjalani operasi caesar.

Gejala Plasenta Akreta

Sayangnya, kondisi ini kerap kali tidak menimbulkan gejala yang berarti. Namun kerap kali dokter dapat mendeteksinya saat dilakukan pemeriksaan USG. Pada beberapa kasus, gejala yang muncul adalah perdarahan hebat melalui Miss V pada usia kehamilan menginjak 7 bulan hingga persalinan.

Penyebab dan Faktor Risiko Plasenta Akreta

Kelainan yang terjadi pada lapisan rahim disinyalir menjadi alasan plasenta menempel terlalu kuat pada rahim. Biasanya terjadi karena jaringan parut setelah operasi caesar atau operasi uterus lainnya. Pada beberapa kasus plasenta akreta terjadi tanpa riwayat operasi uterus.

Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko plasenta akreta, yaitu:

  • Pembedahan uterus sebelumnya seperti operasi caesar. Risiko peningkatan plasenta akreta dengan jumlah C-section atau operasi uterus yang dimiliki.

  • Posisi plasenta. Jika plasenta menutupi sebagian atau keseluruhan serviks (plasenta previa) atau duduk di bagian bawah rahim, maka risiko plasenta akreta akan semakin tinggi.

  • Usia ibu. Plasenta akreta lebih sering terjadi pada wanita yang hamil pada usia lebih dari 35 tahun.

  • Persalinan sebelumnya. Risiko plasenta akreta meningkat ketika seseorang sudah pernah hamil sebelumnya.

Komplikasi Akibat Plasenta Akreta

Kondisi ini berbahaya dan jika tidak segera ditangani plasenta akreta dapat menyebabkan beberapa hal berikut ini:

  • Perdarahan berat melalui Miss V. Plasenta akreta menimbulkan risiko besar perdarahan Miss V yang parah (perdarahan) setelah melahirkan. Pendarahan dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa yang mencegah darah ibu dari pembekuan darah secara normal (disseminated intravascular coagulopathy), serta kegagalan paru (adult respiratory distress syndrome) dan gagal ginjal. Transfusi darah mungkin diperlukan.

  • Lahir prematur. Plasenta akreta dapat menyebabkan persalinan dimulai lebih awal. Jika plasenta akreta menyebabkan pendarahan selama kehamilan maka mungkin bayi perlu dilahirkan lebih awal.

Cari tahu lebih lanjut mengenai plasenta akreta atau gangguan kehamilan lain dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips menjaga kesehatan selama hamil dan cara mencegah gangguan kehamilan. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan