Orangtua Waspada, Ini 4 Gejala Pedofilia yang Sering Terjadi

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 September 2020
Orangtua Waspada, Ini 4 Gejala Pedofilia yang Sering TerjadiOrangtua Waspada, Ini 4 Gejala Pedofilia yang Sering Terjadi

Halodoc, Jakarta – Berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedo (anak) dan philia, pedofilia adalah jenis kelainan seksual yang membuat pengidapnya memiliki hasrat seksual terhadap anak-anak di bawah usia 14 tahun. Pengidap pedofilia yang kebanyakan adalah pria, yang memiliki ketertarikan seksual baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan. 

Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pedofil atau orang yang mengidap pedofilia sudah sangat sering terjadi. Diperkirakan, sekitar 20 persen anak-anak di Amerika mengalami pelecehan seksual oleh pedofil. Sayangnya, pelaku pedofil sering kali adalah orang terdekat dari anak itu sendiri. Misalnya, anggota keluarga sendiri, orangtua tiri atau orangtua yang berwenang, seperti guru atau pelatih. Penting bagi orangtua untuk mewaspadai pedofil dengan mengenali gejala yang sering terjadi.

Baca juga: Memberi Penjelasan pada Anak soal Pelecehan Seksual


Gejala Pedofilia yang Sering Terjadi

Seseorang bisa dianggap sebagai pedofil jika usianya minimal 16 tahun dan memiliki fantasi seksual yang berulang dan intens, dorongan seksual, atau melakukan aktivitas seksual dengan anak praremaja selama setidaknya enam bulan.

Berikut gejala-gejala yang sering ditunjukkan orang dengan pedofilia:

1.Memiliki Hasrat Seksual Terhadap Anak-anak selama Minimal 6 Bulan

Orang dengan pedofilia atau pedofil biasanya memiliki fantasi seksual yang berulang, intens, atau dorongan untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak pra-remaja (biasanya berusia 13 tahun atau lebih muda) selama minimal 6 bulan.

2.Mengalami Kesulitan untuk Berfungsi Sehari-hari

Dorongan seksual yang intens terhadap anak-anak ini dapat menyebabkan pengidap merasa tertekan atau menjadi kurang mampu untuk berfungsi dengan baik, di tempat kerja, di keluarga atau dalam interaksi sosial dengan teman-teman.

3.Melakukan Tindakan Berdasarkan Dorongan Seksual Tersebut

Tidak hanya tidak bisa berfungsi dengan baik dalam aktivitas sehari-hari, pengidap pedofilia juga cenderung bertindak atas dasar dorongan seksual mereka. Jenis tindakan yang dilakukan pedofil bisa bervariasi, mulai dari hanya melihat seorang anak atau membuka pakaian dan menyentuhnya, hingga melakukan seks oral atau menyentuh alat kelamin anak atau pelaku.

4.Berusia Lebih Tua Dari Anak

Pedofil setidaknya berusia 16 tahun atau 5 tahun lebih tua dari anak yang menjadi objek fantasi atau perilaku.

Banyak pedofil juga mengalami depresi dan terlibat dalam penyalahgunaan zat. Mereka sering berasal dari keluarga yang memiliki banyak konflik. Meskipun tidak semua pedofil adalah penganiaya anak, beberapa bahkan dapat menahan diri mereka untuk melakukan pendekatan seksual terhadap anak manapun sepanjang hidup mereka, namun pedofil tetap perlu diwaspadai.

Pasalnya, tidak sedikit juga pedofil yang akhirnya menjadi predator seksual anak dan menggunakan kekerasan atau pemaksaan agar anak mau terlibat secara seksual dengan mereka. Tipe pedofil ini dapat mengancam dan melukai anak atau hewan peliharaannya bila anak tersebut memberi tahu siapa pun. Banyak dari pedofil mengalami gangguan kepribadian antisosial.

Baca juga: Dampak Kesehatan Mental yang Dialami Korban Pedofilia


Dorong Anak Agar Berani Mengungkapkan Apa yang Dialaminya

Terlepas dari gambaran tentang pedofil yang dikenali dari gejala yang sering terjadi di atas, orangtua mungkin saja masih tidak bisa mengenali predator seksual tersebut. Hal ini karena mereka dapat datang dari berbagai latar belakang, profesi, dan latar belakang etnis. Biasanya pedofil hanya diketahui oleh anak sendiri. Itulah penting untuk mendorong anak agar berani untuk mengungkapkan atau menceritakan pengalaman tidak menyenangkan yang dialaminya. 

Bila anak menunjukkan sikap yang tidak seperti biasanya, misalnya terlihat murung, lebih sering menarik diri, mengalami penurunan nilai dan sebagainya, cobalah untuk mengajaknya berbicara dari hati ke hati. Katakan padanya bahwa ia tidak perlu malu atau merasa bersalah atas apa yang dialaminya, melainkan ia bisa mempercayai dan mendapatkan rasa aman dari ayah dan ibu.

Baca juga: Lindungi Anak dari Pedofilia dengan Cara Ini

Ibu juga dapat membicarakan pada psikolog mengenai perilaku anak yang mengkhawatirkan dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Download aplikasi Halodoc untuk menghubungi psikolog kapan pun dan di mana saja ibu butuhkan.

Referensi:
MSD Manual. Diakses pada 2020. Pedophilia.
Psychology Today. Diakses pada 2020. Pedophilia.
All Pro Dad. Diakses pada 2020. 5 Ways to Protect Your Children from a Pedophile.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan