Pedofilia

Pengertian Pedofilia
Pedofilia adalah suatu bentuk kelainan seksual yang meliputi nafsu seksual terhadap anak-anak maupun remaja yang berusia di bawah 14 tahun. Seseorang yang mengidap pedofilia disebut dengan pedofil. Biasanya, pengidap mendapat sebutan pedofil apabila usianya tak kurang dari 16 tahun dan kelainan seksual tersebut sudah berlangsung selama 6 bulan.
Seorang pedofil mencapai keintiman seksual melalui manipulasi alat kelamin anak. Bisa juga melalui penetrasi penis sebagian atau seluruhnya terhadap organ kelamin anak. Tak jarang pula ditemui pemaksaan pada anak-anak untuk melakukan anal atau oral genital.
Sebagian besar pedofil berjenis kelamin pria. Akan tetapi, pengidap juga sering melibatkan anak-anak perempuan dalam memuaskan hasrat seksual atau erotisnya. Pedofilia adalah masalah kesehatan yang berhubungan dengan mental atau kejiwaan. Sebab, kelainan ini memicu seseorang untuk melakukan tindakan yang melibatkan anak sebagai sasaran maupun instrumen. Sering kali, bentuk tindakan pedofilia adalah pelampiasan nafsu seksual.
Penyebab Pedofilia
Penyebab pedofilia hingga kini masih belum dapat diketahui dengan pasti. Sebab, masalah psikologis ini baru mendapatkan perhatian dan diteliti lebih mendalam beberapa waktu terakhir. Selain itu, sulitnya menemukan penyebab pasti pedofilia juga diyakini karena adanya perbedaan latar belakang dan karakter setiap individu.
Faktor Risiko Pedofilia
Sama seperti penyebabnya, faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami pedofilia atau menjadi pedofil juga belum dapat dipastikan. Namun, ada dugaan gangguan mental ini dipicu akibat:
- Memiliki trauma karena pernah mengalami pelecehan seksual ketika usia anak-anak.
- Mengalami gangguan pada perkembangan saraf, otak, atau kelainan hormon.
- Pernah mengalami cedera di kepala di usia kurang dari 6 tahun.
- Memiliki orangtua, terutama ibu yang mengalami gangguan psikiatri.
- Memiliki IQ yang rendah.
Gejala Pedofilia
Seseorang yang mengalami gangguan pedofilia klinis akan mengalami ketertarikan dan gairah seksual terhadap anak-anak pra-remaja yang umumnya mengacu pada anak-anak di bawah usia 13 tahun. Gejala pedofilia lainnya meliputi:
- Menunjukkan perilaku dekat dan akrab dengan anak.
- Menyukai tontonan video pornografi dengan objek anak-anak.
- Kerap melakukan perilaku seksual kepada anak, misalnya membuka pakaian.
- Suka memperhatikan anak-anak yang menjadi target.
- Gemar melakukan kontak fisik dengan anak, misalnya menyentuh tangan, wajah, rambut, hingga akhirnya organ kelamin.
- Lebih suka menyendiri atau menjadi antisosial.
- Beberapa ditemukan mengalami penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.
Diagnosis Pedofilia
Diagnosis pedofilia bisa dikatakan cukup sulit dilakukan. Sebab, sebagian besar pengidapnya tidak menampakkan emosi, bahkan saat sedang berhadapan langsung dengan dokter. Guna dapat melakukan diagnosis, pastinya dokter memerlukan informasi lengkap dan mendetail tentang pengidap. Begitu pula informasi terkait keluarga, masyarakat, lembaga hukum, dan potensi ada atau tidaknya korban.
Pengobatan Pedofilia
Bisa dikatakan, pedofilia adalah penyakit kronis. Oleh sebab itu, penanganan harus berfokus pada mengubah pola perilaku pengidap untuk jangka waktu yang lebih lama. Beberapa bentuk pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi pedofilia di antaranya:
Farmakoterapi
Pengidap pedofilia dapat diberikan obat antiandrogen untuk membantu mengurangi libido, obat-obatan yang membantu penurunan produksi hormon testosteron, dan obat untuk menghambat serotonin.
Cognitive Behavioral Therapy
Metode pengobatan ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu mengenali pemikiran, perasaan dan perilaku yang kurang tepat tentang suatu hal yang dialami oleh pengidap. Terapi juga dilakukan untuk memodifikasi pemikiran dan perasaan pengidap terhadap anak-anak. Selain itu, CBT juga diharapkan dapat membantu orang dengan pedofilia supaya lebih menunjukkan rasa empati dengan anak korban kekerasan seksual, sehingga tidak terdorong untuk melakukan tindakan serupa.
Family System Therapy
Metode pengobatan ini melibatkan pihak keluarga untuk memberikan dukungan pada pengidap pedofilia supaya bisa melakukan perubahan.
Komplikasi Pedofilia
Komplikasi dari pedofilia mungkin ditemukan cukup mirip dengan masalah kesehatan mental lainnya. Misalnya, pengidap akan mengalami gangguan kecemasan, stres, dan depresi berat. Sementara itu, pengidap pedofilia juga tentunya akan kerap berurusan dengan aparat penegak hukum dan mendapatkan sanksi sosial dari masyarakat sekitar.
Pencegahan Pedofilia
Pencegahan pedofilia bisa dilakukan dengan memberikan edukasi seksual pada anak-anak sejak dini. Sebaiknya, orangtua tidak menganggap pendidikan seksual adalah hal yang tabu untuk anak. Jadi, anak bisa menentukan sikap terbaik ketika harus berurusan dengan pelaku pedofilia.
Misalnya, ibu memberitahu anak bahwa bagian tubuh anak tidak boleh disentuh oleh orang lain selain ibu dan ayah. Lalu, pastikan anak tidak mudah dekat dengan orang dewasa yang baru ditemuinya. Segera menjauh apabila orang dewasa sudah mulai menawarkan sesuatu pada anak.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat apabila mengalami gejala yang mengarah ke pedofilia. Kamu juga bisa bertanya pada dokter di Halodoc sebagai langkah awal. Download aplikasi Halodoc di ponselmu secara gratis melalui App Store maupin Play Store.
Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2022. Pedophilia.
MSS Manuals Professional Version. Diakses pada 2022. Pedophilic Disorder (Pedophilia).
Psych Central. Diakses pada 2022. Pedophilic Disorder Symptoms.
National Sexual Violence Resource Center. Diakses pada 2022. Risk Factors for Child Sexual Abuse
Topik Terkini
Artikel Terkait





