Penanganan Efektif Terhadap Kondisi Encopresis

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   29 Oktober 2019
Penanganan Efektif Terhadap Kondisi EncopresisPenanganan Efektif Terhadap Kondisi Encopresis

Halodoc, Jakarta – Anak-anak yang berusia di bawah 3 tahun memang masih belum bisa menggunakan toilet dengan baik. Mereka masih perlu menggunakan popok untuk buang air besar maupun kecil. Namun, rata-rata anak sudah bisa menggunakan toilet dengan sempurna sekitar usia 3 tahun ke atas. 

Lantas, bagaimana bila Si Kecil yang sudah bisa menggunakan toilet, tiba-tiba buang air besar di celana? Bisa jadi ia mengidap encopresis, yaitu ketidakmampuan menahan BAB yang disebabkan oleh penyakit. Namun, jangan khawatir, encopresis bisa diatasi dengan melakukan penanganan yang tepat. Simak penjelasannya lebih lanjut di sini.

Apa Itu Encopresis?

Encopresis atau kadang-kadang disebut juga inkontinensia fekal adalah kondisi keluarnya feses secara tidak sengaja yang biasanya terjadi pada anak berusia di atas 4 tahun yang sudah belajar menggunakan toilet. Keluarnya feses pada kasus encopresis bukanlah suatu hal yang disengaja, melainkan ada suatu kondisi medis yang mendasarinya, baik secara fisik maupun mental.

Kebanyakan anak yang mengalami encopresis berjenis kelamin laki-laki dan berusia kurang dari 10 tahun.

Baca juga: Bisakah Encopresis Terjadi pada Orang Dewasa?

Penyebab Encopresis

Pada kasus yang jarang terjadi, encopresis disebabkan oleh kelainan anatomi atau penyakit yang diidap anak sejak lahir. Namun, dalam sebagian besar kasus, encopresis disebabkan oleh konstipasi kronis (dalam jangka waktu lama) dan masalah emosional.

Konstipasi

Konstipasi membuat feses anak menjadi keras, kering dan mungkin menyakitkan untuk dikeluarkan. Kondisi tersebut membuat anak malas pergi ke toilet yang malah semakin memperburuk keadaan. Semakin lama feses berada di usus besar, semakin sulit anak mengeluarkan feses. Akibatnya, usus besar yang dipenuhi feses akan meregang dan memengaruhi saraf yang menandakan kapan waktunya pergi ke toilet. Ketika usus besar sudah terlalu penuh, feses lunak atau cair dapat bocor di sekitar feses yang tertahan atau pergerakan usus bisa kehilangan kontrol, sehingga terjadilah encopresis.

Berbagai hal yang bisa menyebabkan sembelit, antara lain:

  • Sering menahan buang air besar.

  • Kurang asupan serat.

  • Kurang minum air putih.

  • Minum terlalu banyak susu sapi atau pada kasus yang jarang terjadi, intoleransi terhadap susu sapi.

Masalah Emosional

Jangan anggap anak di bawah 10 tahun tidak bisa mengalami stres. Seorang anak bisa mengalami stres akibat:

  • Toilet training yang terlalu dini, sulit dan penuh drama.

  • Terlalu banyak perubahan dalam kehidupan anak, seperti perubahan pola makan, toilet training, dan mulainya masuk sekolah.

  • Stres emosional, misalnya akibat perceraian orangtua atau kelahiran adik bayi.

Baca juga: Anak Sering BAB di Celana, Waspada Gejala Encopresis

Cara Menangani Encopresis yang Efektif

Semakin dini pengobatan encopresis dimulai, semakin baik. Tindakan pertama yang akan dilakukan untuk menangani encopresis adalah dengan membersihkan usus dari feses yang tertahan. Setelah itu, perawatan berfokus untuk mendorong pergerakan usus yang sehat.

Membersihkan Usus Besar dari Feses

Ada beberapa metode yang bisa dilakukan untuk membersihkan usus besar dan mengatasi sembelit. Dokter anak mungkin akan merekomendasikan satu atau dua dari cara-cara berikut ini:

  • Pemberian obat pencahar.

  • Suppositoria rektal. Suppositoria biasanya berbentuk tablet atau kapsul yang dimasukkan ke dalam rektum. Suppositoria terbuat dari zat yang dapat merangsang rektum untuk berkontraksi dan mengeluarkan feses atau melunakkan feses dengan menarik air tambahan dari tubuh ke dalam usus.

  • Pemberian enema. Hampir mirip seperti supositoria, enema membersihkan usus dengan cara melunakkan feses di rektum dan merangsang rektum untuk berkontraksi dan mengeluarkan feses.

Mendorong Pergerakan Usus yang Sehat

Setelah membersihkan usus, orangtua perlu mendorong anak untuk buang air besar secara teratur. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Berikan Si Kecil makanan yang mengandung serat tinggi dan dorong ia untuk minum air putih yang banyak.

  • Berikan obat pencahar untuk membantu anak buang air besar. Namun, hentikan pemberian obat tersebut secara bertahap setelah usus anak sudah kembali normal.

  • Latih anak untuk pergi ke toilet sesegera mungkin ketika merasakan dorongan untuk buang air besar.

  • Cobalah untuk menghentikan pemberian susu sapi atau periksa apakah anak memiliki intoleransi susu sapi.

Bila encopresis yang dialami anak terkait dengan masalah emosional, dokter anak mungkin akan menganjurkan ibu untuk menemui psikolog untuk pemberian psikoterapi pada anak.

Baca juga: 4 Pengobatan Encopresis di Rumah

Itulah penanganan efektif untuk encopresis yang dialami anak-anak. Untuk membeli obat-obatan yang kamu butuhkan, gunakan saja aplikasi Halodoc. Enggak usah repot-repot keluar rumah, tinggal order melalui aplikasi dan obat pesanan kamu akan diantarkan dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. Encopresis in Children.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Encopresis – Diagnosis & Treatments.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan