Penyakit yang Berisiko Sebabkan Demensia

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   30 April 2021
Penyakit yang Berisiko Sebabkan DemensiaPenyakit yang Berisiko Sebabkan Demensia

Halodoc, Jakarta - Demensia adalah istilah medis yang menggambarkan hilangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan kemampuan mental lainnya. Banyak hal yang bisa menyebabkan demensia. Penyakit ini terjadi ketika bagian otak yang digunakan untuk belajar, menyimpan memori, pengambilan keputusan, dan bahasa rusak atau sakit. 

Perlu diketahui, demensia bukanlah penyakit. Kondisi ini adalah sekelompok gejala yang disebabkan oleh penyakit lain. Sekitar 5-8 persen orang dewasa di atas usia 65 tahun memiliki beberapa bentuk demensia. Penting untuk mewaspadai sejumlah penyakit yang berisiko sebabkan demensia. 

Baca Juga: Hati-Hati, 5 Hal Ini Bisa Sebabkan Demensia

Berikut ini penyakit yang berisiko menyebabkan demensia:

1. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah penebalan dan pengerasan dinding arteri akibat penumpukan plak. Plak terbuat dari kolesterol, lemak, kalsium, dan zat lain di dalam darah. Penumpukan ini bisa mempersempit arteri dan mengganggu aliran darah ke otak.

Kondisi ini merusak kemampuan sel otak untuk berfungsi dengan baik. Hal ini akhirnya bisa menyebabkan kematian sel-sel otak dan hubungannya dengan sel-sel otak lainnya. 

2. Kolesterol

Kadar kolesterol LDL yang tinggi meningkatkan risiko terkena demensia vaskular. Kondisi ini mungkin karena hubungan antara aterosklerosis dan kolesterol tinggi. 

3. Homosistein

Asam amino ini secara alami bersirkulasi di dalam darah dan merupakan pembangunan protein. Kadar homosistein yang tinggi adalah faktor risiko sejumlah penyakit termasuk: 

  • Penyakit Alzheimer.
  • Demensia vaskular.
  • Gangguan kognitif.
  • Stroke.

4. Diabetes

Diabetes bisa dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia vaskular. Diabetes juga merupakan faktor risiko aterosklerosis dan stroke. Keduanya bisa menyebabkan demensia vaskular.

Baca Juga: Tidak Hanya Menyerang Lansia, Kenali Gejala Demensia Dini

5. Faktor Psikologis dan Pengalaman

Faktor psikologis dan pengalaman bisa menjadi faktor risiko demensia. Misalnya, jika seseorang cenderung mengucilkan diri secara sosial atau tidak terlibat dalam aktivitas yang merangsang kognitif, mungkin berisiko lebih tinggi mengembangkan demensia. 

6. Gangguan Kognitif Ringan

Gangguan kognitif ringan dianggap sebagai tahap antara lupa ingatan normal dan demensia. Namun, jika seseorang mengidap penyakit ini, bukan berarti akan mengembangkan Alzheimer. Namun, kebanyakan kasus Alzheimer dimulai dengan gangguan kognitif ringan. Gejala gangguan kognitif ringan meliputi:

  • Kehilangan memori lebih besar dari yang seharusnya untuk usia seseorang. 
  • Kekurangan memori cukup besar.
  • Tidak mampu menjaga diri dan melakukan aktivitas normal. 

7. Down Syndrome

Pada usia paruh baya, kebanyakan orang dengan Down syndrome memiliki plak dan penyakit Alzheimer. Banyak juga yang mengalami demensia. 

Bisakah Demensia Disembuhkan?

Pengidap demensia memiliki masalah dalam berpikir dan mengingat, hal ini berpengaruh pada kemampuan untuk mengatur kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa gejala yang perlu diperhatikan:

  • Masalah ingatan jangka pendek, seperti lupa meletakkan sesuatu, atau menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali. 
  • Masalah komunikasi seperti tidak bisa mengungkapkan sepatah kata pun. 
  • Bermasalah dengan tugas-tugas yang kompleks, tapi familiar, seperti cara menyiapkan makanan.
  • Mengalami perubahan kepribadian, seperti depresi, agitasi, paranoia, dan perubahan suasana hati. 

Baca Juga: Beginilah Proses Terjadinya Demensia Pada Seseorang

Untuk mengobati demensia, dokter akan menangani apapun yang menjadi penyebabnya. Sekitar 20 persen demensia bisa disembuhkan. Penyebab demensia yang mungkin bisa disembuhkan, meliputi:

  • Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan.
  • Tumor.
  • Hematoma subdural, bekuan darah di bawah penutup luar otak.
  • Hidrosefalus tekanan normal, penumpukan cairan. 
  • Gangguan metabolisme seperti kekurangan vitamin B12.
  • Kadar hormon tiroid yang rendah, yang disebut hipotiroidisme.
  • Gula darah rendah atau hipoglikemia.
  • Gangguan neurokognitif terkait HIV. 

Banyak faktor risiko yang meningkatkan potensi demensia, termasuk kondisi medis, pilihan gaya hidup, genetika, dan usia tua. Jika kamu berisiko tinggi mengalami demensia, segera temui dokter di rumah sakit terdekat dan buat jadwal temu di aplikasi Halodoc. Tanyakan juga tentang cara mencegah dan perubahan gaya hidup yang bisa membantu. 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. Dementia
Healthline. Diakses pada 2021. Risk Factors for Dementia

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan