Perlu Tahu, Begini Pengobatan dan Pencegahan Hepatitis D

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 November 2018
Perlu Tahu, Begini Pengobatan dan Pencegahan Hepatitis DPerlu Tahu, Begini Pengobatan dan Pencegahan Hepatitis D

Halodoc, Jakarta - Dari 5 jenis hepatitis yang ada, hepatitis D merupakan salah satu yang agak unik, karena sangat berhubungan dengan hepatitis B. Hal ini terlihat dari cara penularannya yang dapat terjadi dengan 2 cara, koinfeksi (infeksi terjadi bersamaan dengan hepatitis B) dan superinfeksi (infeksi terjadi pada individu yang pernah terinfeksi hepatitis B sebelumnya).

Seperti jenis hepatitis lainnya, hepatitis D juga dapat berujung pada kondisi akut maupun kronis. Hepatitis D akut terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan gejala yang lebih hebat dibanding hepatitis D kronis, yang dapat terjadi ketika seseorang mengidap penyakit ini selama lebih dari 6 bulan.

Pada infeksi kronis, gejala yang timbul biasanya akan berkembang dan bertambah parah secara perlahan. Virus biasanya menetap di tubuh selama beberapa bulan sebelum gejala pertama muncul. Semakin lama infeksi hepatitis D terjadi, risiko terjadinya komplikasi akibat penyakit ini pun akan semakin tinggi.

Gejala Hepatitis D

Hepatitis D seringkali bersifat asimtomatik, atau tidak menimbulkan gejala, pada sekitar 90 persen pengidapnya. Selain itu, infeksi hepatitis D juga sering kali sulit dibedakan dari infeksi virus hepatitis lainnya, terutama hepatitis B, karena memunculkan gejala yang sangat mirip. Pada beberapa kasus, hepatitis D bahkan dapat membuat gejala hepatitis B menjadi lebih buruk.

Gejala-gejala yang umum muncul pada pengidap hepatitis D adalah sebagai berikut:

  1. Menguningnya warna kulit dan mata.

  2. Mudah lelah.

  3. Mual dan muntah.

  4. Nyeri sendi.

  5. Hilangnya nafsu makan.

  6. Warna urine berubah menjadi gelap, seperti teh.

  7. Gatal-gatal pada beberapa bagian kulit.

  8. Mudah mengalami memar dan pendarahan.

Pengobatan yang Dapat Dilakukan

Pengobatan hepatitis D perlu dilakukan sesegera mungkin, untuk mencegah terjadinya gagal hati dan komplikasi serius lainnya. Meski hingga saat ini belum ada pengobatan yang memuaskan untuk penyakit ini, pengobatan menggunakan interferon pada pengidap hepatitis D dilakukan dengan penyuntikkan setiap minggu, selama 12-18 bulan.

Kendati demikian, terkadang setelah pengobatan interferon selesai dijalani, pengidap hepatitis D masih memiliki risiko terinfeksi virus hepatitis D kembali. Oleh karena itu, pendekatan akhir untuk mengatasi hepatitis D adalah memberantas hepatitis B terlebih dahulu. Jika hepatitis B masih positif, hepatitis D masih infeksius (memungkinkan untuk menginfeksi).

Lebih lanjut lagi, pengobatan hepatitis D biasanya juga akan terfokus pada observasi terhadap pemeriksaan fungsi hati. Bagi pengidap hepatitis D yang telah mengalami kerusakan hati akibat sirosis atau fibrosis, operasi cangkok hati dapat menjadi solusi. Operasi ini dilakukan dengan mengangkat hati pengidap yang sudah rusak, lalu menggantinya dengan hati yang masih sehat dari pendonor.

Setelah dinyatakan sembuh, pengidap hepatitis D tetap diharuskan untuk rutin menjalani program kontrol yang dijadwalkan oleh dokter. Program kontrol yang dianjurkan biasanya sekitar 6 bulan sekali, untuk memantau perkembangan infeksi hepatitis D, serta hepatitis B.

Pencegahan Hepatitis D

Cara pencegahan terbaik untuk hepatitis D adalah dengan mencegah terjadinya hepatitis B. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi hepatitis D:

  1. Hindari penggunaan obat-obatan terlarang, terutama yang menggunakan jarum suntik.

  2. Selalu gunakan jarum suntik yang steril.

  3. Lebih berhati-hati ketika hendak melakukan tindik. Pastikan semua peralatannya steril.

  4. Gunakan kondom ketika berhubungan intim.

  5. Menjalani vaksin hepatitis B.

Itulah sedikit penjelasan tentang pengobatan dan pencegahan hepatitis D yang dapat dilakukan. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal penyakit ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu 1 jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan