Perlukah Anak Belajar Jalan Menggunakan Baby Walker?

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   21 Juni 2023

“Alih-alih membantu anak belajar berjalan, baby walker justru menghambat perkembangan dan proses belajar berjalan anak. Selain itu, penggunaan alat beroda ini juga bisa membahayakan anak.”

Perlukah Anak Belajar Jalan Menggunakan Baby Walker?Perlukah Anak Belajar Jalan Menggunakan Baby Walker?

Halodoc, Jakarta – Baby walker adalah alat yang populer untuk membantu Si Kecil belajar berjalan. Alat ini hadir dengan empat roda serta tempat duduk dengan dua lubang untuk kaki bayi. 

Secara umum, alat ini akan memudahkan bayi dalam berjalan atau belajar berjalan. Namun sebenarnya, perlukah menggunakan baby walker untuk membantu bayi belajar berjalan?

Perlukah Bayi Pakai Baby Walker?

Bayi sebenernya tidak memerlukan baby walker untuk belajar berjalan. Penggunaan alat ini pada saat bayi belajar berjalan sebenarnya tidak ahli sarankan. Bukan tanpa alasan, baby walker justru bisa menghambat proses belajar jalan bayi, bahkan berbahaya bagi keselamatan mereka.

Alat dengan tempat duduk dan roda ini memang tampaknya membuat bayi mudah menggunakannya kakinya untuk berjalan ke manapun mereka ingin pergi. Namun, pada dasarnya, belajar berjalan bukanlah hanya tentang belajar menggunakan kaki. 

Belajar berjalan sebenernya bermula dari bagaimana bayi belajar merayap, merangkak, menarik diri mereka untuk berdiri, kemudian menyeimbangkan tubuh dan mengambil langkah tanpa bantuan.

Jadi, Jangan Disepelekan! Ini Pentingnya Fase Merangkak pada Bayi. Sayangnya, jika bayi menggunakan alat ini, mereka jadi tidak mempelajari semua fase penting itu.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa alat ini tidak memberi keuntungan apapun bagi perkembangan anak. Alat ini tidak membantu Si Kecil berjalan lebih cepat daripada anak yang tidak memakai alat ini. Justru, alat ini bisa mengurangi keinginannya untuk belajar karena ada alternatif yang lebih memudahkannya untuk berjalan.

Berikut ini beberapa alasan mengapa sebaiknya tidak menggunakan baby walker, yaitu:

  • Meningkatkan risiko otot menjadi tegang. Alasannya karena alat bantu jalan ini memungkinkan Si Kecil untuk berdiri dan berjalan dengan ujung jari kaki.
  • Alat ini membuat Si Kecil tidak melihat kakinya saat berjalan. Akibatnya, ia tidak bisa mempelajari bagaimana cara untuk menyeimbangkan tubuh.
  • Alat bantu jalan ini juga menguatkan otot yang salah. Kedua tungkai bawah memang diperkuat, namun tungkai atas (paha) dan pinggang tetap tidak dilatih. Padahal, tungkai atas dan pinggang sangat penting untuk berjalan.

Bahaya Menggunakan Baby Walker

Tidak hanya tidak bermanfaat untuk membantu anak berjalan, penggunaan alat ini juga bisa meningkatkan risiko Si Kecil mengalami kecelakaan. Saat berjalan dengan baby walker, bayi bisa terguling ke kolam atau pemanas.

Alat bantu jalan ini memungkinkan bayi untuk menjangkau hal-hal lebih tinggi dari biasanya. Mereka pun lebih cenderung mengambil benda berbahaya (seperti cangkir kopi panas dan pisau dapur) atau menyentuh kompor, yang dapat menyebabkan luka bakar dan cedera lainnya.

Mereka juga bisa jatuh di atas benda atau menuruni tangga. Faktanya, jatuh dari tangga adalah salah satu cedera paling umum yang dialami pejalan kaki. Bayi yang terjatuh dapat mengalami patah tulang dan cedera kepala yang serius.

Berikut adalah beberapa bahaya umum yang bisa terjadi akibat menggunakan baby walker pada bayi:

1. Jatuh dari tangga

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), lebih dari 230.676 anak di bawah usia 15 bulan dirawat karena cedera terkait baby walker antara tahun 1990 dan 2014. Dari cedera tersebut, 74 persennya melibatkan bayi yang jatuh dari tangga saat menggunakan alat beroda tersebut.

Kabar baiknya, jumlah cedera yang melibatkan alat beroda ini telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu karena orang tua sudah lebih tahu tentang risiko yang bisa terjadi.

2. Bergerak terlalu cepat

Alat beroda ini juga bisa berbahaya bahkan saat ibu mengawasinya dengan ketat. Pasalnya, setelah bayi memahami cara berjalan cepat, mereka bisa menambah kecepatan.

Si Kecil bisa dengan cepat menjauh dari orang tua atau pengasuh dan berada dalam situasi berbahaya. Terlebih lagi, bayi tidak bisa keluar dari alat beroda ini bila mengalami kecelakaan atau dengan kata lain, mereka terjebak. 

3. Mencapai barang-barang berbahaya

Bukannya ingin menakut-nakuti, tapi dalam praktiknya, ada banyak laporan cedera akibat bayi meraih barang berbahaya saat menggunakan baby walker beroda. Contohnya, ada satu kasus saat seorang bayi meraih dan menyenggol pegangan panci sup saat melewati kompor. Akhirnya, isi panci jatuh menimpanya dan mengakibatkan luka bakar tingkat tiga.

Ada juga kasus di mana bayi lain ‘berjalan’ ke kabel besi panas. Itu menimpanya dan menyebabkan luka bakar tingkat dua yang besar. Ada juga laporan tentang bayi yang tenggelam yang menggunakan alat bantu jalan di dekat kolam.

4. Perkembangan kaki yang tidak tepat 

Dari segi perkembangan, alat bantu ini bisa membuat seorang anak memiliki posisi berdiri yang tidak biasa, yang secara tidak sengaja membuat kakinya bengkok dan jari kaki yang runcing. Penting juga agar Ibu memerhatikan Tanda Awal Kelainan Tulang Kaki pada Anak.

Selain itu, alat ini bisa memberikan tekanan yang tidak perlu pada persendian, menciptakan pola berjalan yang tidak normal dan memengaruhi perkembangan otot yang khas.

Manfaat Belajar Berjalan Tanpa Baby Walker

Daripada membiasakan anak menggunakan alat bantu ini, ibu bisa mencari cara lain untuk membantu Si Kecil belajar berjalan. AAP merekomendasikan untuk memilih aktivitas yang menggunakan kursi yang bisa berputar atau goyang.

Memberikan mainan yang bisa didorong juga merupakan cara yang baik untuk membantu anak belajar berjalan. Namun, pastikan mainan tersebut memiliki palang yang cukup kokoh dan berat, sehingga tidak akan terbalik. Selain itu, hindari juga kebiasaan menggendong bayi.

Berikut adalah beberapa manfaat belajar berjalan tanpa baby walker bagi Si Kecil:

  • Belajar duduk, merangkak, dan bergerak bebas.
  • Belajar bergerak dari duduk ke melutut. Lalu dari melutut, ia akan belajar menarik diri untuk berdiri meskipun harus memegang benda di sekitarnya. Ini bisa membantu menguatkan otot yang diperlukan untuk berjalan.
  • Memungkinkan Si Kecil melihat kakinya saat belajar berjalan. Dengan begini, ia bisa mempelajari keseimbangan dengan jatuh dan berdiri kembali, lalu melangkah secara perlahan.

Itulah beberapa bahaya penggunaan baby walker untuk belajar jalan Si Kecil. Kalau pun ibu terpaksa menggunakan baby walker, pastikan Si Kecil mendapat pengawasan yang ketat untuk meminimalkan risiko bahaya yang mungkin terjadi.

Diskusikan lebih lanjut dengan dokter mengenai risiko yang mungkin terjadi. Gunakan aplikasi Halodoc untuk berbincang dengan dokter dengan mudah kapan dan di mana saja!

Referensi:
American Academy of Pediatrics. Diakses pada 2023. Infant Walkers Remain a Source of Serious Injury in the U.S.
Baby Centre UK. Diakses pada 2023. Should I Buy My Baby a Baby Walker?
Raising Children. Diakses pada 2023. Baby Walkers: A Dangerous Choice.
Very Well Family. Diakses pada 2023. Baby Walkers Are Not Safe and Should be Banned.
Kids Health. Diakses pada 2023. Are Infant Walkers Safe?
The Bump. Diakses pada 2023. Are Baby Walkers Safe? Here’s the Deal.
Health Harvard. Diakses pada 2023. Parents: Don’t use a baby walker

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan