Perubahan Kepribadian Akibat Ensefalopati Hepatik, Perlukah Terapi ke Psikiater?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Maret 2019
Perubahan Kepribadian Akibat Ensefalopati Hepatik, Perlukah Terapi ke Psikiater? Perubahan Kepribadian Akibat Ensefalopati Hepatik, Perlukah Terapi ke Psikiater?

Halodoc, Jakarta - Perubahan kepribadian tidak hanya bisa terjadi karena gangguan-gangguan psikologis semisal stres atau depresi. Perubahan kepribadian bisa muncul akibat penyakit lain salah satunya ensefalopati hepatik. Cakupan ensefalopati atau disfungsi otak ini juga luas, dapat berupa kerusakan otak yang bersifat sementara, kambuhan, atau permanen.

Baca Juga: Begini Cara Mencegah Ensefalopati

Ensefalopati hepatik menyebabkan perubahan kepribadian, psikologis, dan sistem saraf seperti pada orang dengan yang mengalami gagal hati. Hal ini karena kadar amonia yang tinggi di dalam aliran darah dan otak. Amonia ini diproduksi oleh bakteri di dalam perut dan usus. Biasanya, hati mampu memecah amonia sehingga membuatnya tidak berbahaya. Namun, orang dengan penyakit hati memiliki lebih banyak amonia karena hati yang tidak berfungsi. Akhirnya amonia masuk ke dalam darah, menuju otak, dan menyebabkan gejala yang mengganggu fungsi otak.

Ensefalopati hepatik ditandai dengan perubahan kepribadian, gangguan intelektual, dan berbagai tingkat penurunan kesadaran. Gejala utama ensefalopati hepatik yang dapat muncul antara lain:

  • Bingung dan pikun.

  • Mengantuk.

  • Suasana hati yang berubah-ubah.

  • Lemah, lesu, dan tidak bertenaga.

Baca Juga: Bisakah Ensefalopati Disembuhkan?

Penanganan Ensefalopati Hepatik

Gangguan kepribadian ini tidak hanya bisa ditangani oleh dokter umum, bantuan psikiater juga sebenarnya dibutuhkan untuk menangani kondisi ini. Psikiater membantu dokter umum dalam memberikan obat guna menghentikan gejala perubahan kejiwaan yang terjadi.

Sementara itu, pengobatan umum adalah langkah pengobatan utama yang harus dilakukan. Pengobatan ini bertujuan memperbaiki kondisi hati dengan cara oksigenasi jaringan. Pengobatan khusus dengan mengatasi faktor pencetus koma hepatik, misalnya asupan protein dikurangi atau dihentikan sementara, kemudian baru dinaikkan secara bertahap.

Obat bernama lactulose diberikan untuk menjadi obat pencahar dan membantu mengosongkan usus, sehingga bakteri tidak dapat membuat amonia. Terkadang, antibiotik bernama neomycin juga digunakan. Obat ini membunuh bakteri di dalam usus sehingga jumlah amonia berkurang dan tidak masuk ke area tubuh yang lain.

Pencegahan  Ensefalopati Hepatik

Cara untuk menghindari efek perubahan psikologis, kamu wajib melakukan pencegahan. Meski beberapa jenis ensefalopati seperti tipe herediter tidak dapat dicegah, beberapa perubahan pola hidup ini membantu mengurangi risiko mengembangkan banyak penyebab ensefalopati, antara lain:

  • Menghindari kelebihan alkohol.

  • Mengurangi paparan zat beracun seperti obat-obatan.

  • Makan makanan yang sehat.

  • Memeriksakan dokter secara teratur.

  • Menjalani gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi faktor risiko penyakit otak.

Baca Juga: Inilah 10 Penyakit yang Termasuk Kelainan Otak Ensefalopati

Karena kebanyakan perubahan kepribadian akibat ensefalopati hepatik disebabkan oleh masalah hati, maka jika seseorang mengalami gangguan hati seperti  sirosis hati, ia wajib melakukan penanganan. Penanganan ini bertujuan mencegah terjadinya komplikasi yang membuatnya semakin parah. Kalau ingin mengetahui lebih banyak penyakit ensefalopati hepatik serta komplikasi penyakit lain yang diakibatkannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup  download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to a Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan