Plasenta Previa Bisa Dideteksi Saat Kehamilan Usia Berapa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 November 2018
Plasenta Previa Bisa Dideteksi Saat Kehamilan Usia Berapa?Plasenta Previa Bisa Dideteksi Saat Kehamilan Usia Berapa?

Halodoc, Jakarta - Masalah yang dihadapi oleh ibu hamil bukan hanya terjadi pada masa kehamilan, tapi juga terjadi selama ibu hamil menjalani persalinan. Nah, salah satu masalah pada saat persalinan yang perlu diwaspadai adalah plasenta previa. Kondisi ini dapat menutupi jalan keluarnya bayi saat melahirkan.

Plasenta previa merupakan kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim. Plasenta atau ari-ari akan terbentuk dan menempel pada dinding rahim saat seorang wanita sedang hamil. Organ ini terhubung dengan bayi melalui tali pusar yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi untuk bayi.

Pada awal kehamilan, plasenta berada pada posisi rendah dalam rahim. Kemudian, seiring dengan pertumbuhan bayi, plasenta biasanya akan bergerak ke atas rahim. Menjelang kelahiran, pada trimester ketiga, plasenta berada pada bagian atas dan samping rahim. Posisi ini memungkinkan bayi lahir dengan lancar melewati leher rahim.

Namun, apabila plasenta tetap berada di bawah rahim atau dekat dengan serviks, plasenta akan menutupi sebagian atau seluruh jalan keluarnya bayi. Hal ini dapat terjadi pada bulan-bulan akhir kehamilan menjelang kelahiran.

Biasanya, jika ibu hamil mengalami plasenta previa pada awal kehamilan, ini biasanya bukan menjadi masalah. Namun, jika ibu hamil mengalami hal ini dalam waktu menjelang kelahiran, ini dapat menyebabkan masalah, seperti perdarahan dan komplikasi lainnya.

Jika mengalami kondisi ini dalam waktu menjelang kelahiran bayi, ini waktunya ibu membatasi aktivitas, perbanyak waktu istirahat, dan melahirkan dengan operasi sesar. Plasenta previa ditemukan pada sekitar 4 dari setiap 1.000 kehamilan yang berusia 20 minggu.

Berikut ini beberapa jenis plasenta, yaitu:

  1. Previa marginal, yaitu jika plasenta menutupi tepat perbatasan leher rahim dan tepi plasenta menyentuh pintu leher rahim. Kondisi ini masih memungkinkan ibu hamil melahirkan secara normal.

  2. Previa total, yaitu jika plasenta benar-benar menutupi leher rahim. Operasi sesar dibutuhkan untuk dapat melahirkan bayi secara aman.

  3. Previa parsial atau sebagian, yaitu jika plasenta menutupi sebagian dari pintu leher rahim setelah leher rahim mulai melebar. Kondisi ini masih memungkinkan ibu hamil untuk melahirkan secara normal.

Plasenta previa termasuk kondisi yang jarang dialami oleh ibu hamil. Namun, risiko ini tetap harus diwaspadai karena dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi dalam kandungan. Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa disertai rasa sakit. Perdarahan tersebut biasanya terjadi pada 3 bulan terakhir masa kehamilan.

Perdarahan vagina setelah kehamilan minggu ke-20 adalah tanda utama plasenta previa. Volume darah yang muncul juga bisa ringan hingga parah. Perdarahan ini umumnya akan berhenti tanpa penanganan khusus sebelum kembali terjadi pada beberapa hari atau beberapa minggu kemudian. Sebagian ibu hamil juga ada yang mengalami kontraksi dan nyeri di punggung atau perut bagian bawah.

Tanda utama dari plasenta previa adalah perdarahan berat yang datang tiba-tiba. Tanda-tanda lainnya dapat berupa:

  1. Kram dan nyeri parah pada perut.

  2. Perdarahan yang berhenti, kemudian lanjut.

  3. Perdarahan setelah berhubungan intim.

  4. Perdarahan selama paruh kedua kehamilan.

Hindari aktivitas yang terlalu banyak, dan jangan lupa untuk selalu mengonsumsi makanan dan minuman sehat dan bernutrisi. Segera diskusikan dengan dokter jika kamu mengalami gejala-gejala perdarahan saat kehamilanmu.

Dengan aplikasi Halodoc, kamu dapat ngobrol langsung dengan dokter melalui Chat dan Voice/Video Call. Tidak hanya itu, kamu juga bisa membeli obat dan obat akan langsung diantar ke tempatmu dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya segera di App Store dan Google Play!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan