Hubungan Pola Tidur dan Sakit Kepala Cluster

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   09 Agustus 2019
Hubungan Pola Tidur dan Sakit Kepala ClusterHubungan Pola Tidur dan Sakit Kepala Cluster

Halodoc, Jakarta – Sakit kepala adalah penyakit yang umum terjadi. Namun, sakit kepala yang rasa nyerinya sangat hebat, seperti pada kasus sakit kepala cluster tentu saja bisa mengganggu kamu beraktivitas, bahkan mengganggu pola tidur kamu. Yuk, kenali sakit kepala cluster lebih jauh di sini.

Apa Itu Sakit Kepala Cluster?

Sakit kepala cluster atau cluster headache adalah nyeri pada kepala yang terjadi secara berulang dalam suatu pola tertentu. Karena sakit kepala cluster muncul secara rutin selama beberapa waktu tertentu, kebanyakan orang sering mengira sakit kepala cluster sebagai penyakit musiman atau depresi akibat pekerjaan.

Siklus sakit kepala cluster bisa terjadi setiap minggu hingga setiap bulan, kemudian diikuti dengan periode berkurangnya atau menghilangnya rasa nyeri secara bertahap saat sakit kepala sudah berhenti. Periode ini dikenal juga dengan nama periode remisi dan bisa berlangsung selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Ada dua jenis sakit kepala cluster, yaitu sakit kepala episodik dan sakit kepala kronis. Sakit kepala episodik munculnya hanya 1–2 kali dalam jangka waktu 7 hari sampai satu tahun, dengan periode remisi (bebas sakit kepala) minimal 1 bulan. Sedangkan sakit kepala cluster kronis, berlangsung tanpa periode remisi atau periode remisinya kurang dari 1 bulan. Jenis sakit kepala cluster yang lebih sering terjadi adalah sakit kepala kronis.

Untungnya, sakit kepala cluster tidak berakibat fatal. Konsumsi obat-obatan bisa meredakan intensitas nyeri pada sakit kepala cluster, memperpendek lama nyerinya, serta mengurangi frekuensi kambuhnya sakit kepala cluster.

Baca juga: Bedanya Sakit Kepala Cluster dengan Sakit Kepala Biasa

Apa Hubungan Sakit Kepala Cluster dengan Pola Tidur?

Sakit kepala cluster biasanya terjadi pada malam hari dan sering kali membangunkan pengidapnya dengan nyeri yang berat pada bagian sekeliling sebelah mata. Akibatnya, pengidap jadi tidak bisa beristirahat atau tidur di malam hari dengan baik. Enggak hanya bisa menurunkan kualitas tidur pengidapnya, sakit kepala cluster juga bisa berdampak pada pola tidur pengidap. Waktu tidur pengidap sakit kepala cluster bisa menjadi lebih singkat dari biasanya.

Apa yang Menyebabkan Sakit Kepala Cluster?

Penyebab utama sakit kepala cluster masih belum diketahui secara pasti sampai saat ini. Namun, melihat dari siklus munculnya sakit kepala cluster, diduga penyebab utamanya adalah gangguan jam biologis yang diatur oleh hipotalamus. Bila hipotalamus terganggu, maka hal ini akan mengaktifkan rangsangan pada saraf trigeminus yang menyebabkan munculnya rasa panas dan nyeri di bagian wajah dan sekitar mata.

Selain penyebab utama, ada juga beberapa faktor yang diduga turut berperan dalam memicu terjadinya sakit kepala cluster, yaitu:

  • Cuaca panas;

  • Suhu ekstrim;

  • Stres;

  • Relaksasi;

  • Rhinitis alergi; dan

  • Aktivitas seksual.

Baca juga: Ketahui Pemeriksaan untuk Diagnosis Sakit Kepala Cluster

Apa Saja Gejala Sakit Kepala Cluster?

Sakit kepala cluster seringkali muncul secara tiba-tiba, tanpa ada gejala yang mendahului. Namun, pada beberapa orang, kemunculan sakit kepala cluster biasanya didahului oleh rasa mual dan sakit kepala, seperti migrain. Berikut ini gejala sakit kepala cluster yang seringkali muncul:

  • Sakit kepala hebat yang biasanya muncul di daerah sekitar mata dan bisa menyebar ke daerah leher, kepala, bahu, ataupun wajah;

  • Sulit tidur;

  • Nyeri di sebelah tubuh;

  • Mengeluarkan air mata secara berlebihan;

  • Salah satu mata menjadi merah atau bengkak, tergantung pada sisi kepala yang mengalami nyeri; dan

  • Salah satu hidung menjadi pilek atau mampet, tergantung pada sisi kepala yang mengalami nyeri.

Meski sakit kepala cluster bisa kambuh dan menghilang, tetapi sebaiknya jangan dibiarkan saja. Segera temui dokter bila kamu mengalami gejala-gejala di atas untuk mendapatkan pengobatan. 

Baca juga: Lakukan ini untuk Redakan Gejala Sakit Kepala Cluster

Kamu juga bisa minta saran untuk mengatasi sakit kepala cluster yang kamu alami kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter dan berbicara melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:

Mayo Clinic (2019). Cluster Headache.
NCBI (2019). Cluster headaches and sleep disorders.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan