Sebabkan Sesak Napas, Bisakah Paru-Paru Basah Dicegah?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 Agustus 2021
Sebabkan Sesak Napas, Bisakah Paru-Paru Basah Dicegah?Sebabkan Sesak Napas, Bisakah Paru-Paru Basah Dicegah?

“Paru-paru basah atau pneumonia adalah penyakit paru-paru yang perlu diwaspadai. Bila terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, paru-paru basah bisa menyebabkan dampak serius. Namun, kabar baiknya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah pneumonia.”

Halodoc, Jakarta – Paru-paru basah atau dalam bahasa medis dikenal dengan pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada salah satu atau kedua paru-paru. Penyakit ini menyebabkan kantong udara paru-paru (alveoli) terisi dengan cairan atau nanah sehingga bisa menyebabkan pengidapnya mengalami sesak napas.

Tingkat keparahan pneumonia bisa bervariasi dari ringan hingga mengancam jiwa. Namun, penyakit ini bisa menyebabkan dampak paling serius pada bayi dan anak kecil, orang yang berusia 65 tahun atau lebih dan orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Oleh karena itu, pneumonia perlu diwaspadai. Lantas, adakah cara untuk mencegah paru-paru basah?

Baca juga: Kenali Bahaya Paru-Paru Basah untuk Kesehatan

Mengenal Jenis-jenis Paru-paru Basah dan Penyebabnya

Paru-paru basah bisa disebabkan oleh banyak kuman, tetapi yang paling umum adalah bakteri dan virus di udara yang kamu hirup. Tubuh biasanya bisa mencegah kuman ini menginfeksi paru-paru. Namun, ada kalanya kuman bisa mengalahkan sistem kekebalan tubuh kamu.

Beberapa contoh kuman penyebab paru-paru basah, antara lain bakteri Streptococcus pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae, virus RSV, jamur, dan termasuk virus corona yang sedang mewabah saat ini. Selain itu, gaya hidup, seperti merokok dan terlalu banyak minum alkohol juga bisa meningkatkan peluang kamu mengidap pneumonia. 

Terkadang, kamu bisa terinfeksi kuman pneumonia dan tidak mengetahuinya. Dokter menyebut kondisi tersebut dengan "pneumonia berjalan". Jika pneumonia yang kamu alami disebabkan oleh bakteri atau virus, kamu berpotensi menyebarkannya ke orang lain.

Beberapa orang mendapatkan "pneumonia yang berhubungan dengan ventilator" jika mereka terkena infeksi saat menggunakan ventilator, yang merupakan mesin di rumah sakit yang membantumu bernapas.

Jika kamu terkena pneumonia saat berada di rumah sakit dan bukan menggunakan ventilator, kondisi itu disebut pneumonia “didapat di rumah sakit”. Namun, kebanyakan orang mendapatkan “pneumonia yang didapat dari masyarakat,” yang berarti mereka tidak mendapatkannya di rumah sakit.

Jika kamu mengidap pneumonia bakteri, kamu akan mendapatkan pengobatan antibiotik. Pastikan kamu meminum semua obat yang diberikan dokter, meskipun kamu mulai merasa lebih baik. Namun, jika kamu memiliki pneumonia virus, antibiotik tidak akan membantu. Kamu perlu istirahat, minum banyak cairan, dan minum obat untuk demam. 

Kamu mungkin perlu pergi ke rumah sakit jika gejalanya parah atau memiliki kondisi lain yang dapat membuat kamu mengalami komplikasi. Apapun jenis pneumonia yang dialami, pengidap dianjurkan untuk banyak istirahat. 

Baca juga: Alami Gejala Pneumonia, Haruskah Diperiksa ke Dokter Spesialis Paru?

Pencegahan Paru-Paru Basah

Meskipun menular, kabar baiknya paru-paru basah bisa dicegah. Berikut ini cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah pneumonia:

  • Dapatkan Vaksin 

Ada dua vaksin yang bisa digunakan untuk mencegah pneumonia, yaitu vaksin pneumokokus dan vaksin flu. Vaksin pneumokokus bisa membantu mencegah pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus. Sedangkan vaksin flu bisa mengurangi risiko terjadinya pneumonia akibat flu.

Vaksin pneumonia penting untuk diberikan pada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit tersebut, yaitu:

  • Berusia 65 tahun atau lebih
  • Merokok
  • Memiliki kondisi kronis tertentu, seperti asma, penyakit paru-paru, diabetes, penyakit jantung, penyakit sel sabit, atau sirosis.
  • Memiliki sistem kekebalan yang lemah karena HIV / AIDS, gagal ginjal, limpa yang rusak atau diangkat, transplantasi organ baru-baru ini, atau menerima kemoterapi.
  • Memiliki implan koklea (perangkat elektronik yang membantu dalam mendengar).

Dokter juga merekomendasikan vaksin pneumonia yang berbeda untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun dan anak-anak usia 2–5 tahun yang memiliki risiko tertentu untuk terkena penyakit pneumokokus. Anak-anak yang pergi ke pusat penitipan anak juga harus mendapatkan vaksin. Dokter juga merekomendasikan suntikan flu untuk anak di atas 6 bulan.

  • Praktikkan Kebersihan yang Baik

Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol.

  • Jangan Merokok

Merokok merusak paru-paru dan mempersulit tubuh kamu untuk mempertahankan diri dari kuman dan penyakit. Jika kamu merokok, diskusikan dengan dokter keluarga tentang berhenti sesegera mungkin.

  • Menerapkan Pola Gaya Hidup Sehat

Makan diet seimbang penuh buah-buahan dan sayuran. Berolahraga secara teratur dan tidur yang cukup dapat membantu sistem kekebalan tubuh tetap kuat.

  • Hindari Orang Sakit

Berada di sekitar orang yang sakit meningkatkan risiko untuk menangkap apa yang mereka miliki. Bila kamu harus merawat anggota keluarga yang sedang sakit di rumah sakit, jangan lupa gunakan masker.

Baca juga: Sebelum Lakukan Vaksin Pneumonia, Perhatikan 3 Hal Ini

Itulah cara-cara untuk mencegah paru-paru basah. Bila kamu mengalami nyeri dada saat bernapas atau batuk, kelelahan, demam, berkeringat dan menggigil kedinginan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Sebab, gejala tersebut bisa jadi gejala pneumonia. Dengan mendeteksi paru-paru basah lebih dini, pengobatan bisa dilakukan lebih awal untuk mencegah keparahan penyakit. 

Nah, sekarang kamu bisa berobat ke dokter dengan mudah melalui aplikasi Halodoc. Caranya tinggal buat janji saja di rumah sakit pilihan kamu lewat aplikasi dan kamu bisa menemui dokter sesuai jadwal. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga. 


Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Pneumonia.
National Health Service. Diakses pada 2021. Pneumonia.



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan