Semakin Tua, Risiko Tendinitis Semakin Meningkat

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 Maret 2019
Semakin Tua, Risiko Tendinitis Semakin MeningkatSemakin Tua, Risiko Tendinitis Semakin Meningkat

Halodoc, Jakarta – Semakin tua seseorang, risiko mengalami berbagai macam penyakit memang semakin tinggi. Salah satunya adalah tendinitis. Kondisi tersebut adalah ketika tendon, yaitu jaringan penghubung otot ke tulang, mengalami peradangan atau iritasi.

Tendon berperan penting dalam membantu pergerakan manusia. Jika tendon meradang, maka jaringan tersebut akan terasa nyeri ketika otot digerakkan, sehingga otot tidak bisa bergerak bebas. Tendinitis bisa terjadi pada bagian tubuh manapun, namun biasanya paling sering terjadi di bahu, siku, lutut, pergelangan kaki, dan tumit.

Selain pertambahan usia, masih ada faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami tendinitis. Cari tahu selengkapnya di sini.

Penyebab dan Faktor Risiko Tendinitis

Tendinitis bisa disebabkan karena mengalami cedera saat berolahraga, namun penyakit tendon ini lebih sering disebabkan oleh gerakan yang berulang-ulang. Sebagian orang mengalami tendinitis karena memiliki pekerjaan atau hobi yang melibatkan gerakan berulang dan memberi tekanan pada tendon.

Pertambahan usia juga bisa menyebabkan seseorang berisiko mengalami tendinitis. Ini karena semakin tua seseorang, semakin menurun kelenturan tendonnya. Selain itu, risiko tendinitis juga semakin tinggi bila kamu berolahraga tanpa melakukan pemanasan dulu sebelumnya.

Baca juga: Pentingnya Pemanasan dan Pendinginan dalam Olahraga

Berbagai penyakit tertentu juga bisa meningkatkan risiko tendinitis pada seseorang, antara lain obesitas, diabetes, dan rheumatoid arthritis. Konsumsi antibiotik, seperti levofloxacin dan ciprofloxacin, serta kebiasaan merokok juga merupakan faktor penyebab tendinitis.

Jenis Tendinitis

Berdasarkan letak tendon yang terkena, tendinitis dibagi menjadi beberapa jenis, meliputi:

  • Achilles tendinitis, yaitu tendinitis yang terjadi pada tendon Achilles (tendon di belakang pergelangan kaki). Kondisi ini umumnya terjadi akibat melakukan aktivitas yang banyak melibatkan gerakan, seperti berlari dan melompat.
  • Medial epicondylitis, tendinitis ini terjadi pada tendon di siku bagian dalam. Biasanya, terjadi karena gerakan sikli yang berulang, seperti yang dilakukan atlet golf dan bisbol.
  • Lateral epicondylitis, yaitu tendinitis pada tendon di siku bagian luar. Biasanya, terjadi akibat aktivitas yang melibatnyak banyak putaran pada pergelangan tangan, seperti pada atlet tenis dan bulutangkis.
  • De Quervain tendinitis, yaitu tendinitis yang terjadi pada pergelangan tangan, tepatnya di pangkal ibu jari. Ini terjadi karena sering melakukan gerakan menggenggam atau mencubit. De Quervain tendinitis juga kadang-kadang terjadi pada ibu hamil tanpa diketahui penyebabnya.
  • Rotator cuff tendinitis, yaitu tendinitis yang sering terjadi pada perenang, karena sering melakukan gerakan mengangkat lengan. Gerakan tersebut mengakibatkan terjadinya peradangan pada tendon rotator cuff (otot yang mengendalikan putaran bahu).
  • Knee tendinitis, tendinitis ini terjadi pada tendon patella yang terletak di bawah lutut atau pada tendon quadriceps yang berada di atas lutut. Tendinitis ini paling sering terjadi pada atlet basket atau pelari jarak jauh.

Baca juga: Tennis Elbow, Penyakit yang Diakibatkan Terlalu Sering Main Tenis, Benarkah?

Gejala Tendinitis

Gejala utama tendinitis adalah rasa sakit di bagian tendon yang meradang. Biasanya, rasa sakit tersebut akan semakin parah saat tendon tersebut digerakkan, namun bisa juga muncul saat pengidap beristirahat. Selain itu, tendon yang terkena tendinitis juga bisa membengkak.

Cara Mencegah Tendinitis

Jadi, agar tidak mengalami tendinitis, lakukan langkah-langkah pencegahan berikut:

  • Hindari melakukan aktivitas yang memberi tekanan berlebih pada tendon, apalagi bila dilakukan secara terus-menerus. Segera hentikan aktivitas bila muncul rasa nyeri.
  • Ganti jenis olahraga jika olahraga yang kamu lakukan sekarang menimbulkan rasa nyeri.
  • Lakukan pemanasan dulu sebelum olahraga untuk memaksimalkan gerakan sendi dan mengurangi risiko cedera berulang pada jaringan yang tegang.
  • Ikuti saran dari instruktur olahraga profesional agar gerakan yang dilakukan tidak menimbulkan masalah pada tendon.

Baca juga: Ketahui Terapi Fisik untuk Menangani Tendinitis

Jika kamu mengalami gejala-gejala tendinitis di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan segera. Kamu juga bisa menghubungi dokter untuk bertanya-tanya seputar cara mencegah tendinitis lewat aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa berbincang dengan dokter kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan