Sering Kemoterapi Bisa Kena Bakteremia, Apa Sebabnya?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Juli 2019
Sering Kemoterapi Bisa Kena Bakteremia, Apa Sebabnya?Sering Kemoterapi Bisa Kena Bakteremia, Apa Sebabnya?

Halodoc, Jakarta - Pada kondisi normal, bakteri ada di dalam aliran darah. Namun, jumlahnya tidak banyak, dan imunitas dalam tubuh memeranginya, sehingga dampak yang ditimbulkan tidak terlalu membahayakan. Namun, jika jumlah bakteri dalam darah tidak terkendali, akan terjadi bakteremia, dan ini memicu kondisi yang serius, mulai dari infeksi hingga sepsis. 

Masuknya bakteri dalam darah terjadi tanpa sadar, bisa melalui makanan yang dikonsumsi atau melalui proses ketika kamu menggosok gigi. Penyebab lainnya bisa karena infeksi yang terjadi pada tubuh, seperti misalnya pneumonia dan pemasangan alat yang tidak steril di tubuh. Ternyata, pasien yang menjalani kemoterapi juga rentan mengalami bakteremia. Apa sih sebenarnya penyebabnya? Ini ulasannya. 

Kemoterapi dan Risiko Bakteremia

Infeksi dan sepsis menjadi risiko yang rentan terjadi pada pasien yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi. Infeksi terjadi ketika kuman masuk dan berkembang biak dalam tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya penyakit, kerusakan pada organ maupun jaringan. Nah, pada kasus pasien dengan penyakit kanker, infeksi bersifat serius dan membahayakan. 

Baca juga: Jalani Kemoterapi, Begini Cara Atur Pola Makan yang Tepat

Sementara itu, sepsis mengacu pada komplikasi yang terjadi karena respon tubuh yang luar biasa dan mengancam jiwa terhadap infeksi yang menyebabkan kerusakan jaringan, gagal organ, bahkan hingga kematian. Pada kasus kanker, infeksi yang terjadi dalam tubuh memicu terjadinya sepsis. 

Lalu, mengapa pasien kanker dengan perawatan kemoterapi rentan alami infeksi, misalnya bakteremia? Sederhana, kemoterapi bekerja dengan cara membunuh sel yang tumbuh paling cepat di tubuh tanpa memedulikan mana sel baik dan sel yang buruk. Ini artinya, kemoterapi tidak hanya mematikan sel kanker, tetapi juga sel darah putih yang membantu memerangi infeksi. 

Baca juga: Begini Prosedur Pemeriksaan Diagnosis Bakteremia

Inilah mengapa kamu perlu mengetahui dengan baik apa saja gejala dari bakteremia yang terjadi meski kamu tidak sedang menjalani kemoterapi. Pasalnya, ada banyak kondisi yang bisa memicu terjadinya bakteremia, salah satunya adalah imunitas tubuh yang lemah. Untuk mengetahuinya, kamu bisa bertanya pada dokter, melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi Halodoc

Selanjutnya, kapan seseorang yang menjalani kemoterapi berisiko terserang bakteremia? Sebenarnya, infeksi ini bisa terjadi kapan saja, dan ini lebih berisiko pada seseorang dengan imunitas tubuh yang lemah karena rendahnya kadar neutrofil dalam darah. Nah, kurangnya neutrofil ini adalah efek samping umum dari kemoterapi yang disebut neutropenia. 

Baca juga: Kenali Penjelasan tentang Bakteri Pneumonia

Faktor Risiko Lain Pemicu Bakteremia

Tidak hanya pasien yang menjalani kemoterapi, ada beberapa kondisi lain yang meningkatkan risiko seseorang mengalami bakteremia, yaitu: 

  • Orang tua dan bayi;

  • Mengidap penyakit kronis, seperti misalnya gagal jantung atau diabetes;

  • Mengalami luka bakar;

  • Penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang dengan cara suntik.

Ini artinya, pencegahan dari bakteremia perlu dilakukan supaya tubuh tidak rentan terserang, terutama bagi orang-orang yang memiliki risiko tinggi. Caranya tidak sulit, paling penting adalah imunisasi untuk mencegah infeksi, khusus untuk orang-orang yang rentang alami flu atau pneumonia. Lalu, jika memasang kateter, pastikan peralatan yang digunakan sudah steril, dan pemberian antibiotik sebelum melakukan tindakan operasi atau perawatan gigi. 

Namun, apabila pemberian antibiotik tidak memberikan dampak yang positif, dokter mungkin akan melakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang sudah terinfeksi atau membersihkan abses yang terjadi pada bagian tubuh tertentu. Ini biasanya terjadi pada kondisi infeksi yang serius.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan