Tekanan Darah Tinggi Tingkatkan Risiko Fibrilasi Atrium
Halodoc, Jakarta - Fibrilasi atrium terjadi ketika detak jantung yang tidak teratur dan cepat. Kondisi ini meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi terkait jantung lainnya. Selama fibrilasi atrium, dua bilik atas jantung (atria) berdetak tidak teratur dan tidak terkoordinasi dengan dua bilik bawah (ventrikel) jantung.
Episode fibrilasi atrium dapat datang dan pergi atau bahkan tidak kunjung hilang. Meskipun kondisi ini fibrilasi atrium biasanya tidak mengancam jiwa, tapi terkadang memerlukan perawatan darurat. Gejala fibrilasi atrium ditandai dengan jantung berdebar, sesak napas, dan tubuh yang lemah. Tekanan darah tinggi seringkali menyebabkan fibrilasi atrium. Ini alasan tekanan darah tinggi bisa sebabkan fibrilasi atrium.
Baca Juga: Ini 6 Kondisi Kesehatan yang Bisa Picu Hipertensi Sekunder
Alasan Tekanan Darah Tinggi Sebabkan Fibrilasi Atrium
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyebab utama fibrilasi atrium pada orang dewasa. Tekanan darah tinggi dan fibrilasi atrium sering berkembang di usia pertengahan dan umumnya dipicu oleh kebiasaan buruk atau gaya hidup yang tidak sehat.
Meskipun begitu, mengidap tekanan darah tinggi tidak selalu menjamin bahwa orang tersebut pasti mengalami fibrilasi atrium. Kaitan keduanya memang erat, sehingga peluangnya juga tinggi. Hipertensi dapat merusak jaringan dan otot jantung dengan mengganggu impuls listrik jantung. Ketika darah terdorong keras ke dinding arteri untuk jangka waktu yang lama, maka risiko fibrilasi atrium naik secara signifikan.
Arteri dalam jantung manusia bersifat fleksibel. Namun, ketika jantung memompa lebih kuat, maka dinding arteri dapat melemah dan ukurannya akan menyempit. Pada akhirnya, kondisi ini mampu menghambat aliran darah. Ketika darah tidak dapat mengalir secara normal, otot jantung tidak dapat berfungsi secara efisien, sehingga mengganggu sinyal listrik jantung.
Baca Juga: Fibrilasi Atrium Picu Terjadinya Stroke, Kok Bisa?
Tekanan darah tinggi memaksa jantung untuk memompa lebih keras. Ketika jantung didorong secara berlebihan, maka otot jantung akan menjadi lebih tebal dan kaku. Akibatnya, sinyal listrik tidak dapat bergerak dengan mudah melalui otot jantung yang kurang lentur dan membesar. Kondisi ini yang menyebabkan fibrilasi atrium. Semakin lama seseorang mengalami tekanan darah tinggi, semakin besar pula kemungkinan mengidap fibrilasi atrium.
Gejala Fibrilasi Atrium yang Wajib Diwaspadai
Melansir dari Mayo Clinic, fibrilasi atrium ditandai dengan gejala berikut ini:
- Jantung berdebar-debar atau adanya getaran di dada;
- Muncul nyeri dan tekanan di dada;
- Mengalami kebingungan;
- Pusing;
- Tubuh mulai lemah;
- Napas pendek;
- Berkeringat;
- Merasa kelelahan.
Meskipun umumnya ditandai dengan detak jantung yang cepat, tidak semua pengidap fibrilasi atrium mengalami jantung yang berdetak kencang atau berdebar kencang. Jika ingin mengetahui seputar penanganan pertama yang bisa dilakukan, kamu bisa bertanya ke dokter Halodoc. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja.
Apakah Fibrilasi Atrium Bisa Dicegah?
Kunci utama pencegahan fibrilasi atrium adalah menjalani gaya hidup sehat agar tekanan darah tetap stabil. Gaya hidup sehat ini dapat meliputi:
- Konsumsi makanan bernutrisi yang menyehatkan jantung;
- Tingkatkan aktivitas fisik dengan rutin berolahraga;
- Jangan merokok;
- Pertahankan berat badan yang sehat;
- Membatasi atau menghindari kafein dan alkohol;
- Mengurangi stres, karena stres dapat menyebabkan masalah irama jantung.
Baca Juga: 7 Faktor Risiko Jantung Berdetak Sangat Cepat
Kamu perlu berhati-hati saat menggunakan obat-obatan bebas. Hal ini beberapa obat pilek dan batuk mengandung stimulan yang dapat memicu detak jantung menjadi cepat.