Viral Orang Makan Sabun, Bisa Jadi Penyakit Pica

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Februari 2019
Viral Orang Makan Sabun, Bisa Jadi Penyakit PicaViral Orang Makan Sabun, Bisa Jadi Penyakit Pica

Halodoc, Jakarta – Beberapa waktu terakhir jagat dunia maya kembali dihebohkan dengan kebiasaan makan tak lazim. Kali ini ditunjukkan oleh seorang wanita yang gemar makan sabun, setelah sebelumnya pernah ada berita orang makan rambut hingga cat tembok. Kalau kamu penasaran, orang dengan kebiasaan makan tak lazim dicurigai mengidap pica.

Baca Juga: 5 Jenis Gangguan Makan yang Dianggap Aneh

Pica membuat pengidapnya merasa nikmat saat konsumsi sesuatu yang tidak bergizi, seperti pada wanita yang viral makan sabun. Bukankah ini berbahaya? Berikut fakta lengkapnya.

Anak-Anak dan Ibu Hamil Rentan Alami Pica

Kebanyakan kasus pica disebabkan karena kekurangan zat besi, seng, dan nutrisi penting lainnya. Kondisi ini rentan terjadi pada ibu hamil, anak-anak, atau orang yang sedang diet. Pica rentan dialami pengidap skizofrenia dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) sebagai bentuk coping stress. Keinginan makan hal yang tak lazim muncul sebagai tanda tubuh sedang berusaha memenuhi kebutuhan gizi yang kurang.

Pica umumnya bersifat sementara dan bisa sembuh dengan penanganan medis khusus. Jika sering konsumsi makanan tidak bergizi, seperti sabun cat tembok, rabun, pasir, abu rokok, dan lainnya, bisa jadi kamu mengidap pica. Segera temui dokter jika kebiasaan makan tak lazim ini muncul dan berlangsung lebih dari sebulan.

Bicara pada dokter secara jujur tentang kebiasaan makan tak lazim yang dimiliki agar hasil diagnosis akurat. Dokter sulit menetapkan diagnosis jika kamu tidak mengatakan hal yang sebenarnya. Jika dibutuhkan, dokter melakukan tes darah untuk melihat kadar zat besi dan seng dalam tubuh. Hal ini membantu mengidentifikasi penyebab pica, seperti pada kasus kekurangan zat gizi hingga anemia.

Pica Bisa Sebabkan Komplikasi yang Mengancam Nyawa

Kebiasaan makan tak lazim berpotensi membahayakan kesehatan. Pasalnya makanan yang dikonsumsi pengidap pica seringkali mengandung zat berbahaya dan beracun. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya keracunan makanan, infeksi parasit, usus tersumbat, hingga kejadian tersedak yang bisa menghalangi jalan napas. Misalnya pada kebiasaan makan sabun, tingkat keasamannya mengganggu fungsi organ pencernaan serta keseimbangan dan sirkulasi darah.

Jika kamu mengidap pica, berikut langkah pengobatan yang mungkin dijalani:

  • Identifikasi kondisi psikis. Penanganan pica diawali dengan mengetahui kondisi psikis pengidapnya. Tindakan ini membantu dokter mengetahui latar belakang munculnya kebiasaan makan tak lazim. Jika disebabkan karena gangguan psikis, pica diobati dengan konsumsi obat hingga terapi perilaku.

  • Penanganan dampak dari kebiasaan makan tak lazim. Misalnya pada kasus keracunan cat tembok, dokter akan menganjurkan terapi khelasi. Kamu diminta minum obat yang bisa berikatan dengan timbal, sehingga zat beracun ini dikeluarkan lewat urine. Obat lain yang diresepkan adalah asam etilen-diamin-tetraasetat (EDTA).

  • Konsumsi suplemen vitamin atau mineral, diberikan jika pica terjadi akibat kekurangan nutrisi tertentu.

Baca Juga: 8 Gangguan Makan yang Merugikan Kesehatan

Itulah fakta tentang pica yang perlu diketahui. Kalau kamu merasa punya gangguan makan, jangan ragu berdiskusi pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan