Wajah Sering Terpapar Pendingin Ruangan Bisa Kena Bell's Palsy

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 November 2018
Wajah Sering Terpapar Pendingin Ruangan Bisa Kena Bell's PalsyWajah Sering Terpapar Pendingin Ruangan Bisa Kena Bell's Palsy

Halodoc, Jakarta – Bell's palsy adalah penyakit yang menyerang saraf nomor 7 (nervus fasialis) yang menyebabkan kelemahan otot wajah secara tiba-tiba dan berlangsung sampai jangka waktu tertentu. Situasi ini membuat separuh wajah pengidapnya tampak terkulai.

Bell's palsy, juga dikenal sebagai facial palsy, bisa terjadi pada usia berapa pun. Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi sebagian orang sering mengaitkan bell’s palsy dengan paparan pendingin ruangan.

Keyakinan ini membuat sebagian orang yang mengalami bell's’ palsy kerap mengompres bagian wajah yang melemah dengan kain hangat atau benar-benar total menghindari pendingin ruangan.  

Kenyataannya paparan udara dingin belum dipastikan sebagai faktor yang menyebabkan bell’s palsy karena bell’s palsy adalah gangguan neurogenik dan bukan penyakit vaskular. Selain karena pendingin udara, ada juga yang menyarankan mengunyah permen karet sebagai solusi untuk bell’s palsy.

Paparan Virus

Meskipun penyebab sebenarnya bell's palsy terjadi tidak jelas, tetapi yang paling masuk akal dan ada catatan medisnya adalah dikarenakan virus. Virus yang dikaitkan dengan bell's palsy termasuk virus yang menyebabkan:

  1. Luka dingin dan herpes genital (herpes simplex)

  2. Cacar dan herpes zoster

  3. Mononucleosis infeksius (epstein-barr)

  4. Infeksi cytomegalovirus

  5. Penyakit pernapasan (adenovirus)

  6. Campak Jerman (rubella)

  7. Mumps (virus gondok)

  8. Flu (influenza B)

Saraf yang mengontrol otot wajah melewati koridor tulang yang sempit di jalan menuju wajah. Dalam bell's palsy, saraf itu menjadi meradang dan bengkak yang biasanya berhubungan dengan infeksi virus. Selain otot wajah, saraf memengaruhi air mata, air liur, rasa, dan tulang kecil di tengah telinga.

Faktor Risiko

Bell's palsy terjadi lebih sering pada orang yang:

  1. Sedang hamil, terutama selama trimester ketiga atau yang berada di minggu pertama setelah melahirkan.

  2. Memiliki infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek

  3. Punya diabetes

Serangan berulang bell's palsy jarang terjadi. Ada riwayat keluarga serangan berulang yang menunjukkan kemungkinan kecenderungan genetik ke bell's palsy.

Komplikasi

Kasus ringan bell's palsy biasanya hilang dalam waktu satu bulan. Pemulihan dari kasus yang lebih parah yang melibatkan kelumpuhan total bervariasi. Komplikasi yang memungkinkan termasuk:

  1. Kerusakan permanen pada saraf wajah

  2. Kebutaan sebagian atau sepenuhnya dari mata yang tidak menutup karena kekeringan yang berlebihan dan menggaruk pelindung mata yang jelas (kornea)

Pengobatan di Rumah

  1. Melindungi mata yang tidak bisa tertutup

Menggunakan tetes mata pelumas di siang hari dan salep mata di malam hari akan membantu menjaga mata tetap lembap. Demikian juga mengenakan kacamata di siang hari dan penutup mata di malam hari dapat melindungi mata kamu dari tertusuk ataupun tergores.

  1. Mengonsumsi penghilang rasa sakit

Aspirin, ibuprofen (advil, motrin IB) atau acetaminophen (tylenol) dapat membantu meringankan rasa sakit.

  1. Melakukan latihan terapi fisik

Memijat dan melatih wajah sesuai saran ahli terapi fisik dapat membantu mengendurkan otot-ototnya.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai bell’s palsy serta cara pencegahan dan perawatannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan