Waspada AIDS, Banten Menjadi Daerah Penularan Tertinggi

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   01 Desember 2019
Waspada AIDS, Banten Menjadi Daerah Penularan TertinggiWaspada AIDS, Banten Menjadi Daerah Penularan Tertinggi

Halodoc, Jakarta - Penyakit HIV (human immunodeficiency virus) terjadi akibat virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Virus ini menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 dan saat sel CD4 banyak yang dihancurkan, maka kekebalan tubuh semakin lemah, sehingga pengidapnya jadi rentan terserang berbagai penyakit.

Di Indonesia, penyakit HIV/AIDS menjadi masalah yang cukup serius. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, selama tahun 2016 terdapat lebih dari 40 ribu kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, HIV sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL), dan pengguna NAPZA suntik (penasun).

Di tahun yang sama, ada lebih dari 7000 orang menderita AIDS, dengan jumlah kematian lebih dari 800 orang. Nah, salah satu provinsi dengan angka penularan yang cukup tinggi adalah Banten. Berikut ini ulasan selengkapnya!

Baca juga: Apakah Benar HPV Lebih Berbahaya Ketimbang HIV?

Angka Penularan HIV/AIDS di Banten

Hingga tahun 2019, tercatat bahwa Provinsi Banten menduduki peringkat 10 besar penyebaran virus HIV/AIDS se-Indonesia. Menurut data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Banten, secara nasional Banten menduduki peringkat 7 untuk pengidap HIV, sedangkan untuk pengidap AIDS menduduki peringkat ke-9, dengan total estimasi HIV/AIDS sebanyak 16.403 orang.

Penyebaran virus ini paling tinggi terjadi di area Tangerang Raya, mengingat daerah ini yang berdekatan langsung dengan Jakarta dan Jawa Barat yang angka penularan HIV/AIDS cukup tinggi juga. Penyebarannya tidak lagi menggunakan jarum suntik, tetapi sudah beralih kepada obat-obatan dan sabu-sabu yang marak terjadi. Para pengguna ini menularkannya lewat hubungan seks bebas kepada orang lain, hingga menular antar anggota keluarga lewat hubungan darah kepada anak-anaknya. 

Kondisi penularan HIV/AIDS di Banten ini sudah masuk golongan empat, ketika penularannya sudah sampai tingkat terkecil yakni keluarga. Hal ini tentu harus mendapatkan perhatian yang lebih serius baik dari pemerintah maupun dari lingkungan sekitar, mengingat benteng terakhir penanggulangan HIV/AIDS.

Baca juga: Cari Tahu 5 Hal Mengenai HIV AIDS

Bagaimana Cara Mencegah HIV/AIDS di dalam Keluarga

Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang bisa secara efektif mencegah infeksi HIV. Meskipun demikian, infeksi HIV/AIDS di dalam keluarga bisa dicegah dengan langkah berikut: 

  • Bagi pasangan suami istri, gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik seks melalui vagina atau melalui dubur. Bila memilih kondom berpelumas, pastikan pelumas yang berbahan dasar air. Hindari kondom dengan pelumas yang berbahan dasar minyak, karena dapat membuat kondom bocor;

  • Hindari berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan;

  • Beri tahu pasangan bila kamu positif mengidap HIV, ini supaya pasangan juga bisa menjalani tes HIV dan kamu sekeluarga lebih waspada;

  • Diskusikan kembali dengan dokter bila kamu didiagnosis positif HIV dalam masa kehamilan, mengenai penanganan selanjutnya dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke janin.

  • Bagi pria, disarankan bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

Untuk informasi mengenai tips pencegahan penularan HIV/AIDS, kamu bisa chat dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Dokter akan memberikan saran yang tepat agar terbebas dari penyakit ini.

Referensi:
American Association for Marriage and Family Theraphy. Diakses pada 2019. Families Living with HIV.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases and Conditions: HIV/AIDS.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan