Waspada, Ini Bahaya Limfoma Non Hodgkin untuk Kesehatan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   12 Maret 2020
Waspada, Ini Bahaya Limfoma Non Hodgkin untuk KesehatanWaspada, Ini Bahaya Limfoma Non Hodgkin untuk Kesehatan

Halodoc, Jakarta - Limfoma non hodgkin adalah jenis kanker yang berkembang di getah bening atau kelompok sistem limfatik. Di dalam pembuluh limfatik itu, mengalir cairan limfe, yang berperan penting dalam melawan infeksi. Bahaya limfoma non hodgkin bagi kesehatan tentu sama seperti berbagai jenis kanker lainnya. 

Jika tidak segera mendapat perawatan, kanker limfoma non hodgkin dapat menyebar ke kelompok sistem limfatik lainnya. Kanker juga dapat menyebar juga ke organ tubuh lain, seperti otak, hati, dan sumsum tulang. Kondisi ini tentu saja sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa. Selain itu, limfoma non hodgkin juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Simak lebih lanjut setelah ini.

Baca juga: Ketahui 4 Stadium Limfoma Non Hodgkin

Komplikasi yang Dapat Ditimbulkan Limfoma Non Hodgkin

Perlu diketahui bahwa pengidap limfoma non hodgkin yang telah melalui proses pengobatan atau bahkan telah dinyatakan sembuh, tetap memiliki risiko mengalami komplikasi. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin terjadi adalah:

1. Sistem Kekebalan Tubuh Melemah 

Ini adalah jenis komplikasi yang paling sering dialami oleh pengidap limfoma non hodgkin. Melemahnya sistem kekebalan tubuh juga dapat menjadi semakin parah selama pengidap menjalani pengobatan. Masalahnya, jika sistem kekebalan tubuh melemah, tubuh akan semakin rentan terhadap berbagai infeksi dan meningkatkan risiko komplikasi yang lebih serius.

2. Risiko Kemandulan Meningkat 

Prosedur kemoterapi dan radioterapi yang dijalani dalam pengobatan limfoma non hodgkin dapat memicu meningkatnya risiko kemandulan. Baik yang bersifat sementara atau permanen.

3. Risiko Munculnya Kanker Lain Meningkat 

Prosedur kemoterapi dan radioterapi tidak hanya dapat membunuh sel kanker, tetapi juga membunuh sel-sel sehat. Hal ini membuat risiko munculnya kanker lain di kemudian hari semakin meningkat.

Baca juga: Ini Tahapan untuk Mengobati Limfoma Non Hodgkin

4. Risiko Munculnya Penyakit Lain Meningkat 

Selain berbagai risiko komplikasi tadi, pengobatan limfoma non Hodgkin juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan lain, seperti:

  • Katarak.
  • Diabetes.
  • Penyakit tiroid.
  • Penyakit jantung.
  • Penyakit paru-paru.
  • Penyakit ginjal.

Apa Saja Gejala Limfoma Non Hodgkin?

Gejala utama limfoma non hodgkin adalah pembengkakan tanpa disertai rasa nyeri di kelenjar getah bening, seperti di leher, ketiak, atau lipatan paha. Namun, tidak semua pembengkakan pada kelenjar getah bening itu menunjukkan gejala kanker. Apalagi, kelenjar getah bening juga dapat membengkak akibat respons terhadap infeksi yang dialami tubuh.

Selain pembengkakan pada kelenjar getah bening, ada beberapa gejala lain dari limfoma non hodgkin yang perlu diwaspadai, yaitu:

  • Penurunan berat badan.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Nyeri dada.
  • Gangguan pernapasan.
  • Perut terasa sakit atau membesar.
  • Anemia.
  • Kulit terasa gatal.
  • Gangguan pencernaan.

Jika kamu mengalami berbagai gejala tersebut, segera download aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter lewat chat, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit andalanmu untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut. Semakin dini limfoma non hodgkin terdeteksi, semakin cepat pengobatan dapat dilakukan dan peluang untuk sembuh pun bisa meningkat.

Baca juga: Bisakah Limfoma Non Hodgkin Dicegah?

Penyebab Limfoma Non Hodgkin

Penyebab utama dari limfoma non hodgkin adalah perubahan DNA atau mutasi yang terjadi di dalam salah satu jenis sel darah putih yang bernama limfosit. Namun, penyebab pasti terjadinya mutasi tersebut belum diketahui hingga saat ini. Pada normalnya, tubuh akan memproduksi limfosit baru untuk menggantikan limfosit yang telah mati. Namun pada tubuh pengidap limfoma non hodgkin, limfosit terus membelah dan berkembang secara abnormal (tanpa henti).

Hal itu membuat terjadinya penumpukan limfosit di dalam kelenjar getah bening. Kemudian, kondisi itu menyebabkan terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati), sehingga tubuh menjadi rentan terhadap infeksi. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga diduga dapat memengaruhi munculnya limfoma non hodgkin, yaitu:

  • Usia. Limfoma non hodgkin sebenarnya dapat menyerang siapapun dari berbagai usia. Namun, sebagian besar limfoma non hodgkin menyerang orang yang berusia 60 tahun ke atas.
  • Sistem kekebalan tubuh lemah. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti HIV atau konsumsi obat-obatan penurun sistem kekebalan tubuh, misalnya setelah transplantasi organ.
  • Kondisi autoimun. Seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjogren.
  • Infeksi virus dan bakteri tertentu. Beberapa infeksi virus atau bakteri tertentu dapat meningkatkan risiko munculnya limfoma non hodgkin.
  • Paparan bahan kimia tertentu, seperti pestisida.

Itulah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko limfoma non hodgkin. Perlu diketahui bahwa penyakit ini tidak menular dan tidak diturunkan. Meski demikian, ada peningkatan risiko jika memiliki anggota keluarga terdekat, seperti orangtua atau saudara kandung yang pernah mengidap limfoma.

Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Non-Hodgkin Lymphoma.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Non-Hodgkin Lymphoma.
American Cancer Society. Diakses pada 2020. Non-Hodgkin Lymphoma.
Healthline. Diakses pada 2020. Non-Hodgkin Lymphoma.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan