Waspada, Ketahui Dampak Tubuh Kekurangan Vitamin D

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Desember 2021

“Kurangnya asupan vitamin, termasuk vitamin D, tentu berdampak signifikan pada kondisi kesehatan tubuh. Sayangnya, masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya vitamin D sehingga asupan hariannya pun seringkali tidak terpenuhi. Berikut beberapa kondisi yang mungkin terjadi ketika asupan vitamin D tidak tercukupi.”

Waspada, Ketahui Dampak Tubuh Kekurangan Vitamin DWaspada, Ketahui Dampak Tubuh Kekurangan Vitamin D

Halodoc, Jakarta – Banyak hal yang bisa menyebabkan tubuh kekurangan vitamin D, seperti kurang paparan sinar matahari, obesitas, dan tak kalah pentingnya, tak tercukupi kebutuhan dari makanan sehari-hari yang kamu konsumsi. Makanan kaya vitamin D, termasuk keju, telur, minyak ikan, hati sapi, atau susu yang telah diperkaya vitamin tersebut.

Tentunya, setiap orang memiliki kebutuhan akan vitamin D yang berbeda, bergantung pada usia. Misalnya, bayi membutuhkan asupan harian vitamin D sebanyak 10 mikrogram atau 400 IU (international unit). Sementara itu, anak dan dewasa membutuhkan 15 mikrogram atau 600 IU.  Lalu, lansia membutuhkan sekitar 20 mikrogram atau 800 IU. 

Baca juga: Cara Tepat Memenuhi Asupan Vitamin D untuk Tubuh

Gejala Kekurangan Vitamin D

Gejala akibat kurang asupan vitamin D sering kali tidak terlihat dan tidak terasa oleh pengidapnya. Mereka baru menyadari hal tersebut saat melakukan pemeriksaan darah ke dokter. Memang tidak ada gejala khusus saat tubuh mengalami defisiensi vitamin D.

Namun, biasanya gejala kekurangan vitamin D akan ditandai dengan:

  • Nyeri tulang dan otot.
  • Tubuh mudah lelah.
  • Luka lebih lama sembuh.
  • Tulang mengeropos.
  • Suasana hati mudah berubah.
  • Mudah terserang penyakit.

Dampak Defisiensi Vitamin D

Apabila kebutuhan vitamin D tidak terpenuhi, tubuh sangat rentan mengalami berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah osteoporosis dan osteomalasia, juga demensia, skizofrenia, dan masalah kesehatan jantung. Sementara pada bayi, defisiensi vitamin D yang parah mengakibatkan otot menjadi kaku, tubuh mengalami kejang, hingga mengalami kesulitan bernapas. 

Studi pada tahun 2013 menyebutkan, terdapat hubungan antara defisiensi vitamin D dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini diduga karena vitamin D memiliki efek perlindungan terhadap jantung dan memiliki manfaat sebagai antiinflamasi. 

Sebuah studi lainnya menunjukkan, rendahnya kadar vitamin D dikaitkan dengan hipertensi dan sindrom metabolik. Defisiensi vitamin D juga dikaitkan dengan menurunnya pelepasan insulin, peningkatan resistensi insulin, dan peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2 di dalam berbagai studi.

Lalu, apabila terjadi pada usia anak-anak, dampak yang mungkin muncul, antara lain: 

  • Rakitis. Gangguan kesehatan ini mengakibatkan anak mengalami nyeri di bagian tulang kaki, lemas, dan nyeri pada otot. Tak hanya itu, rakitis juga memicu terjadinya masalah pada kaki anak, seperti kaki berbentuk X atau O.
  • Masalah pertumbuhan. Kurang asupan vitamin D pada anak juga berdampak pada masalah pertumbuhan, terutama tinggi badan.
  • Tumbuh gigi yang terlambat.
  • Mudah mengalami perubahan emosi dan suasana hati.
  • Sangat rentan mengalami infeksi, termasuk pada sistem pernapasan.
  • Otot jantung melemah atau kardiomiopati. 

Baca juga: Suplemen Vitamin D Bisa Menurunkan Risiko COVID-19? Ini Faktanya

Pentingnya Memenuhi Asupan Vitamin D

Tingginya risiko akan berbagai masalah kesehatan, baik sejak bayi hingga dewasa membuat asupan harian vitamin D tentu harus tercukupi. Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya dengan berjemur setiap pagi sebelum jam menunjukkan pukul 10.00. Tidak hanya itu, kamu juga bisa memenuhi kebutuhan harian vitamin D dengan mengonsumsi makanan yang kaya kandungan tersebut.

Terdapat juga sebuah fakta yang menarik mengenai tingginya tingkat kejadian orang mengalami defisiensi vitamin D. Sebuah studi di tahun 2020 menyebutkan bahwa kurang lebih 50% dari penduduk dunia mengalami defisiensi vitamin D. 

Tingkat kejadian ini lebih tinggi pada pekerja kantoran, di mana berdasarkan tinjauan dari 71 penelitian di seluruh dunia, lebih dari ¾ atau 78% pekerja kantoran (yang bekerja di dalam ruangan) mengalami defisiensi vitamin D. 

Jika memang dibutuhkan, kamu juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin D, seperti Boost D 1000 IU. Setiap tabletnya mengandung vitamin D3 atau cholecalciferol yang setara dengan 1000 IU. Tentunya, dosis konsumsi harus kamu tanyakan terlebih dahulu pada dokter. Sekali lagi, karena kebutuhan setiap orang pasti berbeda. 

Kamu bisa mendapatkan Boost D 1000 IU di apotek mana saja yang terdekat dengan lokasi tempat tinggalmu. Namun, apabila kamu tidak sempat membelinya, pesan langsung saja melalui aplikasi Halodoc. Setelah download aplikasi Halodoc, kamu langsung pilih pharmacy delivery dan carilah vitamin Boost D 1000 IU pada kolom pencarian. 

Baca juga: 4 Makanan Sehat yang Dapat Menjadi Sumber Vitamin D

Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, termasuk vitamin D tentu sangat penting. Jadi, untuk menghindari berbagai risiko masalah kesehatan yang mungkin terjadi karena defisiensi vitamin D, pastikan kamu mengonsumsi makanan tinggi vitamin D dan suplemennya dan lakukan pemeriksaan kesehatan, ya!

Referensi:
Verywell Fit. Diakses pada 2021. Vitamin D Deficiency Signs and Symptoms. 
WebMD. Diakses pada 2021. Vitamin D Deficiency.
Everyday Health. Diakses pada 2021. Vitamin D Deficiency: Causes, Signs and Symptoms, Risk Factors, and Consequences.
Mayo Clinic Proceedings. Diakses pada 2021. Vitamin D for health: a global perspective.
Journal of the American College of Cardiology. Diakses pada 2021. The metabolic syndrome and cardiovascular risk a systematic review and meta-analysis.
Journal of Steroid Biochemistry and Molecular Biology. Diakses pada 2021. Vitamin D and type 2 diabetes.
BMC Public Health. Diakses pada 2021. Vitamin D levels and deficiency with different occupations: a systematic review.
StatPearls. Diakses pada 2021. Vitamin D Deficiency

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan