Waspada Penyakit Skleroderma Berisiko Menyerang Organ Dalam

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 November 2018
Waspada Penyakit Skleroderma Berisiko Menyerang Organ DalamWaspada Penyakit Skleroderma Berisiko Menyerang Organ Dalam

Halodoc, Jakarta – Skleroderma adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri. Normalnya sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk memberikan perlindungan dari bakteri dan virus.

Pada gangguan autoimun, tubuh kehilangan kemampuan untuk melindungi diri. Ketika sel kekebalan menyerang jaringan tubuh sendiri, maka terjadi peradangan dan kerusakan yang disebut dengan skleroderma (kulit keras).

Pengerasan ini bisa sangat bervariasi sampai bisa mengakibatkan ancaman jiwa. Ada beberapa bentuk utama skleroderma salah satunya adalah Systemic Sclerosis (SSC) yang bisa menyerang organ dalam.

SSC ini sendiri terbagi atas dua, yaitu SSC kulit terbatas dan SSC kulit difus. Perbedaan antara keduanya terletak dari sejauh mana keterlibatan kulit. Dalam SSC terbatas, penebalan kulit hanya melibatkan tangan dan lengan bawah dan sedikit bagian kaki. Sedangkan pada kulit difus, penebalan terjadi di tangan, lengan atas, paha, bahkan keseluruhan badan.

Sangat penting untuk mengetahui area penyebaran kulit untuk mengetahui keterlibatan organ internal. Seseorang dengan SSC difus berada pada risiko yang lebih besar mengembangkan fibrosis paru (jaringan parut di paru-paru yang mengganggu pernapasan yang juga disebut interstisial penyakit paru-paru), penyakit ginjal, dan penyakit usus mencerminkan tingkat keterlibatan organ internal.

Semua pasien dengan SSC harus melakukan tes paru-paru untuk memantau perkembangan fibrosis paru. Gejala penyakit paru adalah termasuk batuk kering dan sesak nafas. Namun pada tahap awal, mungkin tidak ada gejala sama sekali.

Keterlibatan ginjal terjadi lebih sering terjadi ketika seseorang didiagnosis SSC sejak lima tahun pertama. Peningkatan tekanan darah juga tidak bisa dianggap sepele karena pada beberapa kasus, peningkatan tekanan darah dapat merusak ginjal dalam hitungan minggu.

Esofagus juga berpengaruh ke hampir semua pasien SSC karena otot kerongkongan kehilangan kontraksinya untuk mendorong makanan masuk ke lambung. Akibatnya, makanan bisa “menggantung" di kerongkongan dan asam lambung bisa refluks sehingga kembali ke esofagus yang menyebabkan mulas.

Penyebab Skleroderma

Kulit menebal pada skleroderma disebabkan oleh over produksi kolagen yang merupakan pemicu utama komponen jaringan parut. Akumulasi abnormal dari kolagen disebut fibrosis. Pembentukan kolagen sebenarnya adalah sesuatu yang normal, tetapi pada skleroderma terjadi perubahan keseimbangan pembentukan kolagen dan kerusakan kolagen yang menyebabkan penumpukan kolagen.

Skleroderma berpengaruh di tiga area dalam tubuh, abnormalitas pembuluh darah, fibrosis (kelebihan produksi kolagen), dan disfungsi sistem kekebalan tubuh. Ketika terjadi abnormalitas pembuluh darah membuat pembuluh darah kecil rusah dan menyempit. Inilah yang memberikan sensasi menyakitkan pada jari-jari.

Sebenarnya arteri mampu menyempit dan melebar sebagai bentuk adaptasi peredaran darah ke seluruh tubuh. Misalnya, saat cuaca dingin pembuluh darah ke tangan dan kaki menyempit untuk menjaga kehangatan tubuh pusat.

Namun pada SSC pembuluh darah, kehilangan metode normal relaksasinya dan menjadi rentan. Pembuluh darah menjadi terlalu sensitif terhadap suhu dingin dan rangsangan lain, seperti emosional dan stres.

Ada banyak petunjuk yang mendefinisikan kerentanan tubuh sangat bisa mengembangkan skleroderma. Penyakit ini lebih umum terjadi pada seseorang di mana anggota keluarganya mengidap penyakit autoimun. Lingkungan juga menjadi faktor yang memicu skleroderma seperti paparan silika (contohnya, pada penambangan pasir atau batu bara).

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyakit skleroderma serta penanganan yang perlu dilakukan bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan