4 Dampak Putus Cinta dan Patah Hati untuk Kesehatan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Oktober 2018
4 Dampak Putus Cinta dan Patah Hati untuk Kesehatan4 Dampak Putus Cinta dan Patah Hati untuk Kesehatan

Halodoc, Jakarta – Putus cinta dan patah hati adalah situasi yang dihindari oleh kebanyakan orang, baik pria atau wanita. Sebab selain menyakitkan, putus cinta dan patah hati juga berdampak pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Ini bukan situasi yang mudah, meski sebenarnya keadaan ini akan membaik seiring berjalannya waktu.

Bagaimana Dampak Putus Cinta dan Patah Hati untuk Kesehatan?

Berikut ini dampak yang mungkin terjadi saat kamu mengalami putus cinta dan patah hati:

1. Merasa Sakit dan Kecewa

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Neurophysiology menyebutkan, berpisah dengan orang yang kamu sayangi merangsang otak untuk mengirimkan sinyal rasa sakit ke seluruh tubuh. Proses tersebut menimbulkan berbagai gejala putus cinta dan patah hati, seperti rasa sakit, sedih, marah, dan kecewa. Putus cinta dan patah hati bisa menyebabkan sakit kepala, hilangnya nafsu makan, dan susah tidur. Saat putus cinta, kadar hormon bahagia dalam tubuh menurun (dopamin dan oksitosin), tetapi kadar hormon stres meningkat (kortisol).

2. Munculnya Respons Fight or Flight

Saat stres akibat putus cinta dan patah hati, tubuh mengeluarkan respons fight or flight. Respons ini mengaktifkan sistem saraf simpatetik dalam otak yang menstimulasi kelenjar adrenalin dan memicu produksi hormon katekolamin guna menyiagakan tubuh untuk mengambil tindakan. Sayangnya, produksi hormon di saat tubuh tidak membutuhkannya justru berdampak negatif pada tubuh. Di antaranya menyebabkan sesak napas, badan pegal-pegal, penumpukan lemak dalam tubuh, dan hilangnya nafsu makan.

3. Munculnya Jerawat dan Rambut Rontok

Sebuah studi tahun 2007 menyebutkan bahwa stres (termasuk akibat putus cinta) adalah salah satu faktor penyebab munculnya jerawat. Stres dapat menyebabkan kerontokan rambut. Alasannya karena produksi hormon akibat stres bisa melonggarkan folikel rambut secara bertahap, menyebabkan helaian rambut rontok saat disisir atau keramas.

Pada beberapa kasus, stres akibat putus cinta bisa memicu trikotilomania, yaitu tindakan mencabut rambut dari kulit kepala. Jika dibiasakan, trikotilomania bisa menyebabkan kerontokan rambut hingga kebotakan.

4. Sindrom Patah Hati

Ini adalah gangguan jantung sementara akibat situasi tertekan atau stres. Sindrom ini memicu kontraksi ringan dari ventrikel kiri dan menyebabkan sensasi tersedak dan secara berlebihan meningkatkan adrenalin. Gejalanya berupa nyeri dada, sesak napas, detak jantung tidak beraturan, dan tubuh terasa lemas. Kabar baiknya, gejala tersebut bisa diobati dan akan pulih dengan sendirinya dalam waktu seminggu.

Jika rasa sakit hati dan sedih yang muncul akibat putus cinta tak kunjung membaik, kondisi ini perlu diwaspadai, seperti membuat kamu merasa tidak berharga dan berada dalam kesedihan yang berlarut-larut, mudah putus asa, dan kesepian. Segera berbicara dengan dokter jika kondisi tersebut sudah memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur, menurunkan berat badan, membuat kamu sulit berkonsentrasi, tidak semangat beraktivitas, mengonsumsi alkohol, atau obat-obatan tertentu hingga munculnya niat untuk bunuh diri.

Untuk berbicara dengan dokter, kamu bisa memanfaatkan fitur Contact Doctor di aplikasi Halodoc. Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa berbicara pada dokter atau pun psikolog kapan saja dan di mana saja melalui Chat, Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan