4 Faktor yang Tingkatkan Risiko Kernikterus

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   20 November 2019
4 Faktor yang Tingkatkan Risiko Kernikterus4 Faktor yang Tingkatkan Risiko Kernikterus

Halodoc, Jakarta - Anak bayi memang rentan terhadap penyakit, karena mereka belum memiliki sistem imun yang kuat. Salah satu penyakit yang cukup rentan terjadi adalah penyakit kuning. Meskipun penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi orangtua perlu waspada karena jika berlangsung terlalu maka, bayi bisa alami kernikterus

Penyakit ini bisa sebabkan bayi mengalami kerusakan pada otak, akibat tingginya kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin ini yang menjadi penyebab timbulnya penyakit kuning, yang jika tidak ditangani dengan baik bisa menumpuk di otak. 

Baca juga: Awas, Bayi Kuning Bisa Sebabkan Kerusakan Otak

Hal-Hal yang Bisa Tingkatkan Risiko Kernikterus

Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko kernikterus pada bayi, yaitu: 

  • Lahir Prematur. Organ hati pada bayi yang kurang dari 37 minggu di dalam kandungan umumnya tidak berkembang sempurna dan lebih lambat dalam membuang bilirubin.

  • Golongan darah O atau Rhesus Negatif. Bayi yang terlahir dari ibu dengan golongan darah O atau rhesus negatif juga lebih berisiko memiliki kadar bilirubin tinggi.

  • Riwayat Penyakit Kuning. Kernikterus juga bisa menurun dalam keluarga. Kondisi ini terkait dengan kelainan genetik seperti defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD deficiency), yang memengaruhi sel darah merah.

  • Kurang Asupan Makanan. Bilirubin seharusnya dibuang bersama feses. Oleh karena itu, kurangnya asupan makanan bisa memicu lambatnya pembuangan feses pada sistem pencernaan bayi. Hasilnya, kadar bilirubin dalam tubuh juga meningkat.

Apa Saja Gejala dari Penyakit Kernikterus?

Terdapat beberapa gejala yang akan terjadi saat bayi alami kernikterus, antara lain: 

  • Demam;

  • Gerakan mata yang tidak normal, sehingga tidak dapat melirik ke atas;

  • Kaku di seluruh tubuh;

  • Otot yang tegang;

  • Gangguan dalam pergerakan;

  • Tidak mau menyusu;

  • Suara yang melengking saat menangis;

  • Mudah mengantuk;

  • Tampak lemas;

  • Kejang;

  • Gangguan pendengaran.

Segera periksakan bayi ke rumah sakit jika gejala tersebut dialami oleh bayi. Perawatan yang tepat dan cepat bisa membantu bayi untuk terhindar dari komplikasi yang tidak diinginkan. Tidak perlu lagi takut menunggu lama di rumah sakit karena kini kamu bisa buat janji lewat aplikasi Halodoc

Baca juga: Bagaimanakah Cara Mencegah Kernikterus?

Bagaimana Cara Mengobati Kernikterus?

Pengobatan kernikterus perlu dilakukan demi mengurangi kadar bilirubin dalam darah dan mencegah terjadinya kerusakan otak. Salah satu metode pengobatan kernikterus yang sederhana dengan mencukupi asupan ASI karena cara ini akan membantu pembuangan bilirubin melalui urine dan tinja. Selain itu, metode lain untuk menangani kernikterus, yaitu: 

  • Fototerapi. Terapi yang dikenal dengan blue light ini memanfaatkan sinar khusus demi menurunkan kadar bilirubin dalam darah. Fototerapi bisa dilakukan dengan dua metode, yakni metode konvensional dan metode fiber optik. Metode konvensional ini dilakukan dengan membaringkan bayi di bawah lampu halogen atau lampu fluoresen. Sementara pada fototerapi fiberoptik, bayi akan dibaringkan di alas yang dilengkapi kabel fiber optik untuk disinari di bagian punggung. Kedua fototerapi umumnya dilakukan terus-menerus, dengan diberi jeda selama 30 menit, tiap 3 atau 4 jam, agar ibu bisa memberi makan dan mengganti popok bayi.

  • Transfusi Tukar. Bila kadar bilirubin pada bayi masih tinggi meski sudah menjalani fototerapi, dokter bisa melanjutkan metode transfusi tukar. Prosedur ini mengganti darah bayi dengan darah pendonor dan memakan waktu hingga beberapa jam. Setelah menjalani transfusi, kadar bilirubin bayi akan diperiksa tiap 2 jam. Apabila kadar bilirubin masih tinggi, maka transfusi tukar akan diulang kembali.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2019. What is Kernicterus?
WebMD. Diakses pada 2019. What is Kernicterus?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan