Awas, Bayi Kuning Bisa Sebabkan Kerusakan Otak

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   29 Oktober 2019
Awas, Bayi Kuning Bisa Sebabkan Kerusakan OtakAwas, Bayi Kuning Bisa Sebabkan Kerusakan Otak

Halodoc, Jakarta – Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning kecoklatan yang dapat ditemukan pada empedu, darah dan feses semua orang termasuk bayi yang baru dilahirkan. Pada bayi yang baru saja dilahirkan, kondisi bayi kuning menjadi tanda bahwa kadar bilirubin dalam tubuh cukup tinggi.

Baca juga: Kernikterus pada Bayi Bisa Sebabkan Cerebral Palsy

Kondisi ini dapat membahayakan bagi kesehatan bayi. Jika tidak diatasi, bayi yang memiliki kadar bilirubin cukup tinggi dapat mengalami kernikterus. Kernikterus adalah salah satu kondisi kerusakan otak pada bayi yang disebabkan tingginya kadar bilirubin dalam darah. Yuk, ketahui gejala dan cara mengatasi kondisi ini!

Inilah Gejala Kernikterus

Jika tidak segera diatasi, kondisi bayi kuning dapat sebabkan cedera pada otak atau bayi alami kelumpuhan otak (cerebral palsy). Tidak hanya pada otak, bayi yang mengalami kondisi kernikterus dapat mengalami gangguan pada pertumbuhan gigi, penglihatan, pendengaran, dan kesehatan mental.

Ibu sebaiknya ketahui gejala-gejala yang menjadi tanda dari penyakit kernikterus agar kondisi kesehatan bayi dapat diatasi. Perhatikan bayi yang alami penyakit kuning. Penyakit kuning yang dialami bayi umumnya dapat diatasi dengan beberapa cara sederhana. Jika penyakit kuning tidak hilang dalam jangka waktu yang cukup lama, sebaiknya waspada kernikterus.

Selain penyakit kuning, kernikterus dapat sebabkan bayi alami demam, gerakan mata yang tidak normal, bayi mengalami tubuh yang kaku, otot yang menjadi tegang, gangguan dalam bergerak, menolak untuk menyusu, mudah mengantuk, lemas dan suara tangisan yang terdengar. Jangan ragu untuk lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat ketika bayi mengalami beberapa gejala yang menjadi tanda dari kondisi kernikterus. Apalagi jika bayi mengalami kondisi kejang yang disertai dengan gangguan penglihatan.

Baca juga: Mengenal Penyakit Kuning pada Bayi, Berbahaya atau Normal?

Penyebab Kernikterus

Penyebab utama dari kernikterus adalah tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi. Bilirubin sendiri merupakan limbah yang dihasilkan oleh tubuh ketika tubuh mendaur ulang sel darah merah dalam tubuh. Kadar bilirubin yang melebihi batas normal nyatanya sangat umum terjadi pada bayi yang baru dilahirkan. Namun, kondisi ini menjadi berbahaya ketika kadar bilirubin  terus meningkat dan memicu kernikterus. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko bayi alami kernicterus, seperti:

  1. Bayi lahir prematur;

  2. Golongan darah 0;

  3. Riwayat penyakit kuning pada keluarga;

  4. Kurang asupan makanan.

Umumnya, kernikterus dialami oleh bayi yang baru lahir. Namun, nyatanya orang-orang dewasa dengan penyakit seperti sindrom Gilbert, sindrom rotor, dan sindrom dubin-johnson yang berisiko alami kernikterus.

Lakukan Pengobatan untuk Hindari Komplikasi

Pengobatan yang dilakukan nyatanya untuk mengatasi kondisi bilirubin yang tinggi dalam darah. Ibu bisa memberikan ASI pada bayi sebagai penanganan pertama karena mencukupi kebutuhan ASI untuk bayi dapat membantu pembuangan bilirubin melalui urine dan feses bayi.

Baca juga: Hati-Hati Bayi Baru Lahir Rentan Idap 5 Penyakit Ini

Selain itu, ada beberapa metode lain yang digunakan untuk mengatasi masalah kernikterus, seperti:

1. Fototerapi

Terapi ini menggunakan blue light yang membantu untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi.

2. Transfusi Tukar

Pengobatan ini dilakukan ketika pengobatan fototerapi tidak berjalan optimal. Prosedur ini dijalankan dengan mengganti darah bayi dengan darah pendonor. 

Pengobatan yang dapat berjalan dengan baik nyatanya dapat menghindari bayi dari beberapa komplikasi yang disebabkan oleh kernikterus, seperti gangguan pergerakan karena adanya gangguan pada otak, otot yang menegang, sulit berbicara dan keterbelakangan mental.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2019. Kernicterus
Web MD. Diakses pada 2019. Kernicterus

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan