4 Penyebab Rabun Jauh pada Anak-Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Desember 2018
4 Penyebab Rabun Jauh pada Anak-Anak4 Penyebab Rabun Jauh pada Anak-Anak

Halodoc, Jakarta - Rabun jauh, atau yang dalam bahasa medis disebut dengan istilah miopia merupakan kondisi gangguan mata yang ditandai hilangnya kemampuan untuk melihat benda dalam jarak tertentu. Kondisi ini terjadi karena bayangan optik jatuh tidak fokus pada retina, melainkan pada bagian depan retina, sehingga membuat objek terlihat kabur.

Tidak hanya pada orang dewasa, rabun jauh juga banyak terjadi pada anak-anak, bahkan di bawah usia 10 tahun. Kondisi ini tentu cukup mengganggu, seperti misalnya membuat anak kesulitan melihat papan tulis ketika belajar di kelas. Akibatnya, anak pun jadi sulit menyerap materi yang diajarkan guru, dan jika dibiarkan akan memengaruhi prestasi akademik anak.

Penyebab umum rabun jauh pada anak adalah kebiasaan buruk dalam keseharian, seperti kurang mengonsumsi makanan sehat. Ya, pola makan dengan gizi seimbang sangat berpengaruh terhadap kesehatan mata Si Kecil, lho. Selain itu, rabun jauh juga dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Orangtua dengan riwayat rabun jauh cenderung akan mewariskan kondisinya kepada anak-anak mereka. Meski faktor ini bukanlah menjadi faktor penentu utama.

Justru, beberapa hal dan kebiasaan berikut lah yang dapat meningkatkan risiko anak mengalami rabun jauh:

1. Kurang Konsumsi Makanan yang Mengandung Zat Karoten

Selain vitamin A, zat lain yang tak kalah penting perannya dalam menjaga kesehatan dan membantu mengembangkan fungsi penglihatan adalah zat karoten. Zat ini banyak ditemukan pada sayur-sayuran seperti wortel, bayam, tomat, dan sayuran-sayuran berwarna lainnya. Sementara itu, dalam buah-buahan, zat karoten banyak ditemukan dalam pisang, pepaya, buah naga, dan apel. Sayur dan buah tersebut sebaiknya mulai dibiasakan untuk diberikan pada Si Kecil sejak balita. Sebab, pada masa itu, fungsi penglihatannya sedang mengalami perkembangan.

2. Menatap Layar Televisi dan Gawai dalam Jarak Dekat atau di Ruangan Gelap

Era digital membuat anak-anak memiliki kecenderungan untuk dekat dengan gawai. Penggunaan televisi dan gawai seperti laptop, tablet, dan ponsel terlalu lama dalam jarak dekat dapat mengakibatkan rabun jauh pada anak. Selain itu, kebiasaan menatap layar gawai di ruangan gelap juga dapat merusak mata.

orangtua kerap menggunakan gawai untuk memutar film agar anak cepat tidur, dalam kondisi ruangan yang telah digelapkan. Padahal, menatap layar gawai di ruangan yang gelap dapat membuat retina harus bekerja keras menyesuaikan cahaya terang dari layar dengan minimnya cahaya pada ruangan. Hal inilah yang membuat mata menjadi rusak, dan timbul rabun jauh.

3. Tidur dalam Kamar dengan Cahaya Terang

Kebiasaan Tidur dalam kamar yang lampunya tetap dinyalakan ternyata juga dapat meningkatkan risiko anak terkena rabun jauh, lho. Bahkan, penelitian menyebutkan bahwa bayi usia 0-2 tahun yang dibiasakan tidur dalam keadaan terang, akan berisiko mengalami rabun jauh pada masa kanak-kanak.

4. Kebiasaan Membaca Tulisan Kecil

Melihat tulisan-tulisan yang berukuran kecil akan memaksa mata untuk bekerja lebih keras. Jika menjadi kebiasaan, hal ini dapat membuat risiko rabun jauh meningkat. Oleh karena itu, pilihlah buku-buku khusus anak atau balita dengan tulisan besar walaupun Si Kecil belum bisa membaca sendiri. Pilih juga buku dengan gambar dan warna yang menarik, sehingga dapat merangsang visualnya.

Itulah sedikit penjelasan tentang hal-hal yang dapat menyebabkan rabun jauh pada anak. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan