5 Mitos Tentang Stomatitis yang Belum Tentu Benar

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Juli 2019
5 Mitos Tentang Stomatitis yang Belum Tentu Benar5 Mitos Tentang Stomatitis yang Belum Tentu Benar

Halodoc, Jakarta - Semua orang tentu pernah mengalami yang namanya stomatitis alias sariawan. Secara medis, kondisi ini dijelaskan sebagai peradangan yang terjadi pada mukosa mulut, yang ditandai dengan munculnya bercak berwarna putih kekuningan. Seperti kebanyakan penyakit lainnya, stomatitis juga memiliki beberapa mitos yang belum tentu benar. 

Sebelum membahas mengenai mitos-mitosnya, mari bahas sedikit tentang gejala dan penyebabnya. Gejala yang umum muncul pada pengidap stomatitis adalah ulser bentuk minor, yang ditandai dengan ulser bentuk bulat atau oval, disertai rasa nyeri dengan diameter antara 2−4 mm, kurang dari 1 cm dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematosus.

Ulser ini cenderung mengenai daerah non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal, dan dasar mulut. Ulser bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri dari empat sampai lima dan menyembuh dalam waktu 7−14 hari tanpa disertai pembentukan jaringan parut.

Baca juga: 10 Faktor Risiko Seseorang Terkena Stomatitis

Ada banyak hal yang dapat memicu terjadinya stomatitis. Beberapa di antaranya adalah kekurangan atau defisiensi vitamin dan mineral seperti zat besi, asam folat, vitamin B12 atau B kompleks, psikologis, trauma, endokrin, herediter, alergi, imunologi, hingga tergigit, luka ketika menyikat gigi, alergi terhadap makanan ataupun adanya infeksi oleh bakteri.

Berbagai Mitos yang Beredar, Benar Tidak Sih?

Ada cukup banyak informasi yang beredar tentang stomatitis. Mulai dari dipicu oleh makanan pedas, hingga bisa ditularkan lewat ciuman. Namun sebenarnya, informasi tersebut benar atau hanya sekadar mitos, sih? Berikut beberapa mitos tentang stomatitis dan penjelasannya:

1. Dapat Dipicu oleh Makanan Pedas

“Sariawan? Makan pedas mulu sih!” Pernahkah kamu mendengar kata-kata serupa itu? Ya, salah satu mitos tentang stomatitis yang banyak terdengar adalah dapat dipicu oleh makanan pedas. Padahal ini salah besar, lho!

Makanan pedas tidak akan menyebabkan stomatitis. Rasa terbakar di mulut ketika makan makanan pedas bisa muncul karena efek capsaicin yang terkandung dalam cabai. Namun, kandungan ini tidak memicu luka, melainkan hanya memperparah nyeri ketika sudah mengalami stomatitis sebelumnya. 

Sebaliknya, capsaicin yang terkandung dalam cabai itu justru memiliki efek preventif atau pencegahan. Dalam sebuah penelitian di Singapura, orang-orang yang tidak makan pedas 3 kali lebih rentan mengalami sariawan dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan pedas. Diduga, capsaicin mengubah keasaman rongga mulut sehingga salah satu kuman penyebab sariawan yakni Helicobacter pylori tidak bisa hidup.

Baca juga: Stomatitis pada Anak, Lakukan Hal ini untuk Menanganinya

2. Lebih Rentan Terjadi pada Perokok

Hal ini bisa dibilang benar. Stomatitis memang memiliki risiko lebih tinggi pada perokok, dibanding non-perokok. Ini karena racun-racun yang terkandung dalam rokok dapat membuat daya tahan tubuh menurun, sehingga stomatitis pun lebih rentan terjadi.   

3. Disebabkan oleh Stres

Stres bisa memicu stomatitis? Sepertinya tidak. Sebab, belum ada penelitian yang membuktikan kaitan langsung antara stres dengan stomatitis. Namun, jika dikatakan bahwa stres dapat memperburuk kondisi, bisa jadi iya. 

4. Yoghurt Bisa Sembuhkan Stomatitis

Mengonsumsi yoghurt secara rutin memang bisa membawa banyak manfaat bagi tubuh. Meski bakteri baik yang terkandung dalam yoghurt dapat membantu melawan kuman penyebab stomatitis, belum ada penelitian yang menyebut bahwa produk olahan susu ini bisa dijadikan sebagai penyembuh stomatitis.  

Baca juga: Lakukan Hal ini untuk Mencegah Stomatitis

5. Bisa Menular Lewat Ciuman

Mitos lain yang mungkin pernah kamu dengar soal stomatitis adalah ‘bisa menular lewat ciuman’. Hal ini bisa saja benar, tetapi bisa juga salah. Jika stomatitis yang dialami terjadi karena infeksi virus herpes, kondisi ini bisa saja menular melalui kontak air liur, yaitu ciuman. Beberapa orang bahkan bisa tertular maupun menularkan herpes di mulut meski tidak sedang sariawan, terutama saat kondisi daya tahan tubuhnya menurun. 

Itulah sedikit penjelasan tentang mitos-mitos seputar stomatitis. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan