5 Tanaman yang Bisa Menangkal Polusi Udara

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 Juli 2019
5 Tanaman yang Bisa Menangkal Polusi Udara5 Tanaman yang Bisa Menangkal Polusi Udara

Halodoc, Jakarta – Menurut laporan dari World Health Organization, 4,3 juta orang di seluruh dunia meninggal karena kualitas udara yang buruk. Menurut data yang direkam oleh AirVisual, pada Juni 2019 Jakarta menduduki puncak kota paling tercemar di dunia. 

Menanggapi polusi udara di Jakarta, Gubernur Anies Baswedan memberikan solusi penanaman tanaman lidah mertua untuk menangkal polusi. Ternyata, tidak hanya lidah mertua, masih ada beberapa jenis tanaman lain yang bisa menyaring polusi udara. Tanaman apa sajakah itu?

“Menghijaukan” Lingkungan

Menurut The Royal Swedish Academy of Sciences, penggunaan infrastruktur hijau seperti pepohonan di jalan, taman, dinding hijau, dan atap hijau sebagai bagian vegetasi ke dalam lanskap perkotaan adalah cara ampuh untuk menangkal polusi. 

Seharusnya dalam peraturan kota, ada jumlah minimal pembangunan ukuran ruang terbuka hijau yang bisa mengimbangi polusi yang disebabkan gedung-gedung tinggi dan asap kendaraan. 

Pada intinya, semua tanaman hijau bisa menangkal polusi, tetapi sejatinya ada lima tanaman unggulan yang bisa menangkal polusi.

Baca juga: Polusi Udara Bisa Sebabkan Diabetes

  1. Lidah Buaya

Tidak sulit untuk merawat lidah buaya. Selain manfaatnya untuk kecantikan, ternyata lidah buaya bisa membantu dalam menyaring benzena dan formaldehida yang berasal dari karpet dan partikel papan. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari dan sedikit air. Selain itu, kamu tidak perlu ruang besar atau pot untuk menanamnya. Simpan saja di ruang tamu, dekat jendela, dan kamu akan mendapatkan manfaatnya.

  1. Tanaman Laba-laba

Tanaman laba-laba dapat melawan karbon monoksida, formaldehida, benzena yang berasal dari deterjen, cat, lilin furnitur, pengencer, dan hal-hal lainnya. 

  1. Lidah Mertua

Tidak hanya dari kandungannya saja, dari segi bentuk, tanaman lidah mertua sangat bisa menyaring formaldehyde, trichlorethylene, xylene, toluene, dan benzene dari udara. Tidak seperti tanaman biasa, lidah mertua bisa menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen di malam hari. Menyimpannya di rumah ataupun taman dapat membantu kamu mendapatkan oksigen segar secara langsung.

  1. Tanaman Bambu

Tanaman bambu adalah salah satu tanaman terbaik untuk menyaring benzene, formaldehyde, trichlorethylene, xylene, dan toluene. Tidak hanya penampakannya saja yang bagus untuk estetik, tetapi perawatannya juga mudah karena tidak membutuhkan air secara teratur. Uniknya, tanaman bambu hanya berfungsi dengan baik jika kurang air. 

Baca juga: 4 Pengaruh Polusi Udara PAda Kesehatan

  1. Bambu Rejeki

Dikatakan kalau tanaman ini dapat memurnikan udara dan menyerap bahan kimia yang terpapar di udara. Ini termasuk menghilangkan formaldehyde, benzene, trichlorethylene dan karbondioksida. Ini adalah bahan kimia terkait dengan beberapa masalah kesehatan di antaranya sakit kepala, masalah pernapasan, anemia, penyakit sumsum, penyakit ginjal antara lain.

Sebenarnya  tidak hanya udara di luar ruangan, udara di dalam ruangan juga berbahaya. Bahkan menurut American Society of Horticultural Science, udara dalam ruangan bisa 12 kali lebih tercemar ketimbang di luar. Ini dikarenakan senyawa dalam perabotan, cat, pakaian serta bahan bangunan. Kontrol kelembapan

Proses penyaringan udara yang dilakukan tanaman bambu rejeki dapat meningkatkan kelembapan di dalam ruangan dan mengendalikannya. Tidak hanya itu saja, kalau diletakkan di dalam kantor atau ruangan di mana diperlukan konsentrasi, tanaman ini bisa menajamkan fokus, meningkatkan konsentrasi, dan membangun mood.

Baca juga: Perlu Tahu, Ini Efek Ganja pada Kesehatan Tubuh

Polusi udara bukan persoalan sepele. Orang bisa mengalami berbagai efek kesehatan dari terpapar polusi udara mulai dari jangka pendek sampai jangka panjang. Efek jangka pendek, yang bersifat sementara, termasuk penyakit seperti pneumonia atau bronkitis. 

Ini termasuk juga ketidaknyamanan, seperti iritasi pada hidung, tenggorokan, mata, atau kulit. Polusi udara juga dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, dan mual. Bau busuk yang dibuat oleh pabrik, sampah, atau sistem saluran pembuangan juga dianggap sebagai polusi udara. 

Sedangkan efek jangka panjangnya dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada saraf, otak, ginjal, hati, dan organ lainnya. Masing-masing orang bisa bereaksi berbeda terhadap polusi udara. 

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai dampak polusi udara ataupun informasi kesehatan lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan