Alasan Aspirin Bisa Sebabkan Sindrom Reye pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   02 Agustus 2019
Alasan Aspirin Bisa Sebabkan Sindrom Reye pada AnakAlasan Aspirin Bisa Sebabkan Sindrom Reye pada Anak

Halodoc, Jakarta – Aspirin bisa dikatakan menjadi obat paling mendasar yang pasti selalu tersedia di kotak P3K. Aspirin sering dibutuhkan saat seseorang mengalami sakit kepala, pilek, sakit gigi dan lain-lain. Selain efektif untuk menghilangkan rasa sakit, aspirin juga dijual bebas tanpa perlu menunggu resep dokter.

Baca Juga: Perilaku Agresif, Ini Cara Mengobati Sindrom Reye

Meski efektif dan mudah didapatkan, ada pengecualian penting ketika Ibu ingin memberikannya kepada Si Kecil. Pasalnya, penggunaan aspirin untuk anak dinilai meningkatkan risiko sindrom Reye. Oleh sebab itu, aspirin tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak kecuali telah dianjurkan oleh dokter. Lantas, apa hubungan antara aspirin dengan risiko sindrom Reye? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Alasan Aspirin Tingkatkan Risiko Sindrom Reye pada Anak

Ketika terserang virus cacar maupun flu, anak cenderung mengalami sakit kepala. Seperti yang telah diketahui, aspirin adalah obat yang terbukti efektif untuk mengurangi sakit kepala. Namun, penggunaan aspirin saat anak mengalami infeksi virus berisiko mengembangkan kondisi sindrom Reye.

Hal ini terjadi karena anak-anak yang memiliki gangguan oksidasi lemak, tubuh mereka tidak mampu untuk memecah asam lemak akibat kehilangan enzim atau enzim yang dimiliki tidak bekerja dengan baik. Oleh sebab itu, aspirin tidak dianjurkan untuk anak-anak yang sedang maupun pernah mengalami infeksi virus. 

Sindrom reye adalah kelainan langka yang menyebabkan mampu merusak fungsi otak dan hati. Ibu perlu mengetahui tanda dan gejala sindrom Reye agar lebih waspada terhadap penyakit ini.

Gejala yang Ditimbulkan Sindrom Reye

Ketika seorang anak mengalami sindrom Reye, kadar gula darah mereka mengalami penurunan. Sementara itu, kadar amonia dan keasaman dalam darah mengalami kenaikan. Pada saat yang sama, kondisi hati mulai membengkak dan mengembangkan timbunan lemak. Pembengkakan dapat terjadi di otak yang berisiko menimbulkan kejang-kejang atau kehilangan kesadaran.

Baca Juga: Benarkah Aspirin Dapat Menghilangkan Komedo?

Tanda dan gejala sindrom Reye muncul sekitar 3-5 hari setelah anak mengalami infeksi virus, seperti flu, pilek atau cacar air. Berikut gejala-gejala yang menandai sindrom Reye:

  • Diare;

  • Napas cepat;

  • Kantuk dan lesu;

  • Rewel dan agresif karena ketidaknyamanan;

  • Mengalami kebingungan, disorientasi atau halusinasi;

  • Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan dan tungkai;

  • Kejang-kejang;

  • Kelesuan berlebihan;

  • Menurunnya kesadaran.

Apabila Si Kecil mengalami salah satu gejala di atas, sebaiknya tanyakan dengan dokter Halodoc terlebih dulu untuk memastikan bahwa itu bukan gejala sindrom Reye. Tanya dokter lebih praktis lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang. Untuk menambah kewaspadaan, ibu juga perlu mengetahui langkah-langkah pencegahan sindrom Reye.

Cara Mencegah Sindrom Reye

Sebagian besar kasus sindrom Reye disebabkan oleh penggunaan aspirin, maka sebaiknya berhati-hati dan bicara dengan dokter sebelum memberikannya pada Si Kecil. Bukan hanya aspirin, ibu wajib selalu memeriksa label obat sebelum memberikannya pada Si Kecil. Terkadang aspirin juga dinamai dengan nama lain, seperti asam asetilsalisilat, asetilsalisilat, asam salisilat atau salisilat.

Baca Juga: 4 Tips Menjaga Kesehatan Anak Usia 1-2 Tahun

Untuk pengobatan demam atau nyeri yang berkaitan dengan flu, cacar air atau penyakit virus lainnya, berikan obat demam dan nyeri  seperti acetaminophen atau ibuprofen (sebagai alternatif yang lebih aman.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan