Anak Sering Mimpi Buruk, Adakah Penyebabnya?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   30 Januari 2019
Anak Sering Mimpi Buruk, Adakah Penyebabnya?Anak Sering Mimpi Buruk, Adakah Penyebabnya?

Halodoc, Jakarta – Banyak anak mengalami mimpi buruk dan teror malam, tapi sebagian besar tidak menyebabkan kerusakan psikologis jangka panjang pada anak. Mimpi buruk sering terjadi pada anak berusia 3–6 tahun. Mimpi buruk biasanya terjadi kemudian di malam hari yang menyebabkan perasaan teror, ketakutan, kesusahan, ataupun kecemasan yang kuat.

Anak mungkin akan bangun kemudian mengingat dan menggambarkan mimpi itu kepada orangtua. Mimpi buruk pada anak-anak dapat disebabkan oleh pengalaman yang menakutkan, seperti menonton film yang seram atau oleh sesuatu yang membuat mereka khawatir.

Bicaralah dengan anak untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang mengkhawatirkan mereka yang dapat memicu mimpi buruk merupakan cara pendekatan yang ideal. Jika mimpi buruk anak disebabkan oleh pengalaman masa lalu yang penuh tekanan, mereka mungkin perlu konseling.

Biasanya untuk sesuatu yang sifatnya tidak traumatis, mimpi buruk erat kaitannya dengan kejadian-kejadian yang sebelumnya terjadi dalam waktu dekat. Sesuatu yang sifatnya negatif dan memberikan pengalaman tidak menyenangkan. Misalnya, anak bertemu anjing galak, anak kena marah orangtua, anak bertengkar dengan teman sepermainannya, ataupun pengalaman ke rumah sakit.

Baca juga: Memahami Psikologi Remaja Lewat Karakter Euis di Film Keluarga Cemara

Selain kejadian yang sudah terjadi, mimpi buruk juga berhubungan dengan kejadian yang belum terjadi. Misalnya, ada ketakutan pada anak saat akan memasuki lingkungan baru, bisa sekolah, kunjungan ke rumah kakek-nenek, pindah rumah, dan sebagainya.

Orangtua tidak bisa menghindari anak untuk tidak mimpi buruk, karena ini merupakan fase perkembangan psikologi yang tidak bisa dihindari. Dampingan orangtua serta pemberian pemahaman mengenai mengapa sesuatu terjadi dan bagaimana menyikapinya adalah hal-hal yang perlu dilakukan oleh orangtua kepada anak.

Mimpi Buruk Vs Teror Malam

Teror malam hari sangat berbeda dari mimpi buruk. Seorang anak yang mengalami teror malam mungkin menjerit dan meronta-ronta, dan terkadang tidak mengenali orangtuanya yang mencoba untuk menenangkan mereka.

Anak mengalami mimpi buruk tergantung pada usia untuk menentukan apakah mereka bisa  mengingat dan menggambarkan mimpi buruk itu. Teror malam dan mimpi buruk pada anak-anak dijelaskan secara lebih rinci di bawah ini bersama dengan saran tentang apa yang harus orangtua lakukan.

Teror malam biasa terjadi pada anak berusia antara 3–8 tahun. Seorang anak yang mengalami teror malam mungkin menjerit, berteriak dan meronta-ronta panik, bahkan mungkin melompat dari tempat tidur. Mata mereka akan terbuka, tapi mereka tidak sepenuhnya terjaga.

Baca juga: 6 Tanda Stres pada Anak

Episode ini biasanya terjadi tidak sampai tengah malam dan berlanjut selama beberapa menit (hingga 15 menit), dan terkadang terjadi lebih dari satu kali pada malam hari. Teror malam lebih sering terjadi pada anak-anak dengan riwayat keluarga dengan teror malam atau perilaku berjalan sambil tidur.

Serangan teror malam hari mungkin dipicu oleh apa pun yang meningkatkan seberapa banyak tidur nyenyak yang dimiliki anak, seperti kelelahan, demam, ataupun jenis obat tertentu yang membuat anak lebih mungkin bangun dari tidur nyenyak, seperti kegembiraan, kecemasan, dan suara yang datang tiba-tiba atau kandung kemih penuh.

Apa yang Harus Orangtua Lakukan?

Hal terbaik untuk dilakukan jika anak mengalami episode teror malam adalah tetap tenang dan menunggu sampai mereka tenang. Jangan campur tangan atau berinteraksi dengan mereka, kecuali mereka tidak aman. Teror malam bisa menakutkan untuk disaksikan, tapi tidak membahayakan anak.

Orangtua seharusnya tidak berusaha membangunkan anak ketika mereka mengalami episode ini. Kemungkinan anak tidak akan mengingat episode keesokan paginya, tapi mungkin masih bisa membantu melakukan obrolan umum untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang mengkhawatirkan mereka dan memicu episode ini.

Baca juga: Begini Cara Ajari Si Kecil yang Malu Bersosialisasi

Cobalah untuk tidak membahas episode tersebut dengan anak dengan cara yang membuat mereka khawatir, karena hal ini dapat meningkatkan kecemasan mereka. Jika episode teror malam sering terjadi dan terjadi pada waktu tertentu setiap malam, maka orangtua perlu  membangunkan anak untuk merusak siklusnya.

Bangunkan anak 15 menit sebelum waktu yang diantisipasi untuk episode setiap malam selama 7 hari. Sebagian besar anak akhirnya tumbuh dari teror malam. Tapi, bicarakan dengan dokter jika itu terjadi beberapa kali dalam semalam atau hampir setiap malam.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai mimpi buruk pada anak serta apa yang harus dilakukan orangtua, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan