5 Fakta Tentang Kontrasepsi IUD yang Perlu Diketahui

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 November 2023

“Ada sejumlah fakta terkait kontrasepsi IUD yang perlu diketahui setiap wanita. Salah satu faktanya adalah kontrasepsi IUD yang terdiri dari ada dua jenis, yaitu IUD hormonal dan non-hormonal.”

5  Fakta Tentang Kontrasepsi IUD yang Perlu Diketahui5  Fakta Tentang Kontrasepsi IUD yang Perlu Diketahui

DAFTAR ISI


Halodoc, Jakarta – IUD atau Intrauterine Device adalah metode kontrasepsi (KB) yang ditempatkan di dalam rahim oleh tenaga medis terlatih. Berbentuk seperti “T” dan berukuran sekitar 3 cm. 

KB IUD bermanfaat dalam mencegah kehamilan dengan menghentikan sperma untuk mencapai dan membuahi sel telur. Alat kontrasepsi ini dapat mencegah kehamilan hingga jangka waktu sepuluh tahun. 

Selain itu, jenis kontrasepsi ini dianggap cukup aman untuk sebagian besar wanita dan mereka pun bertahan lama. Sayangnya, masih cukup banyak wanita yang belum mengenal tentang kontrasepsi ini. 

Karena itu, yuk, simak beberapa fakta tentang KB IUD berikut ini!

Beberapa Fakta Tentang KB IUD

Berikut adalah beberapa fakta mengenai jenis kontrasepsi wanita ini: 

1. Cara Kerja KB IUD yang Terbagi Berdasarkan Jenisnya

Kontrasepsi IUD terdiri dari ada dua jenis, yaitu KB IUD hormonal dan non-hormonal. KB IUD hormonal bekerja dengan cara melepas hormon progestin sedikit demi sedikit setiap hari. 

Hormon ini kemudian akan mengentalkan cairan di bagian leher rahim sehingga sperma jadi lebih sulit untuk bisa masuk ke dalam rahim. Kalaupun berhasil terjadi pembuahan, hormon ini akan menipiskan lapisan rahim sehingga membuat sel telur yang dibuahi susah untuk menempel. 

Penggunaan KB IUD jenis ini diduga bisa membuat menstruasi seorang wanita jadi lebih ringan. Sementara itu, KB IUD non-hormonal memiliki lilitan tembaga di sekelilingnya. Tembaga ini yang akan mengeluarkan zat yang menimbulkan peradangan di dalam rahim. 

Peradangan tersebut kemudian merusak sel sperma dan sel telur sebelum keduanya sempat bertemu. Namun, para ahli menduga kalau penggunaan KB IUD jenis ini bisa sebabkan menstruasi yang terjadi lebih berat.

2. Efektivitas IUD

IUD adalah salah satu metode pengendalian kelahiran terbaik yang ada lebih dari 99 persen efektif. IUD sangat efektif karena tidak ada kemungkinan terjadinya kesalahan selayaknya penggunaan KB lain. 

Contohnya seperti penggunaan kondom yang tidak benar atau lupa mengonsumsi pil kb. Selain itu, penggunaan IUD juga dapat mengurangi peluang kehamilan selama 3 hingga 12 tahun.

Ada sejumlah rekomendasi alat kontrasepsi yang aman bagi pengantin baru. Simak informasinya dalam artikel: 6 Alat Kontrasepsi yang Aman untuk Pengantin Baru

3. Proses Pemasangan IUD

Dokter kandungan atau bidan yang berpengalaman umumnya akan memastikan kamu sedang tidak dalam kondisi hamil saat memasang kontrasepsi ini. Lalu, mereka akan menginformasikan tahap-tahap pemasangan KB IUD sebelum proses pemasangan.

Selama proses pemasangan memang ada rasa tidak nyaman dan kamu diperbolehkan meminum obat pereda nyeri setengah jam sebelumnya.

Sebab, KB IUD harus dimasukkan ke dalam rongga rahim, sementara jalur masuknya adalah leher rahim berbentuk seperti lorong sempit.

Untuk itu, dokter akan menggunakan bantuan spekulum untuk menahan leher rahim agar tetap terbuka selama proses pemasangan alat kontrasepsi ini. Proses ini hanya memakan waktu sekitar 5-10 menit.

4. Pemasangan Bisa Dilakukan saat Kapan Saja

KB IUD bisa kamu pasang kapan saja baik pada saat wanita menstruasi maupun tidak.

Jika pemasangan pada saat menstruasi, pemasangan akan lebih mudah dan tidak terlalu nyeri. Sebab, ketika wanita haid, kondisi serviks sedang terbuka. 

Meski begitu, pemasangan saat seorang wanita tidak haid tetap menjadi rekomendasi. Lantaran hal ini dapat memudahkan wanita untuk melihat apakah infeksi organ reproduksi atau tidak. Bahkan, IUD juga bisa dokter pasang 48 jam setelah persalinan atau 6-8 minggu setelah persalinan. 

Kabar baiknya, pemasangan KB IUD tidak akan memengaruhi ASI. Sebab, KB IUD hanya memberikan efek di rahim saja. Alhasil, penggunaannya tidak akan mempengaruhi organ lain dan produksi ASI.

Meski begitu, potensi perforasi rahim (lubang atau luka di rahim) dapat terjadi jika KB spiral dokter masukan saat seorang wanita sedang menyusui.

Ada sejumlah tips untuk memilih kontrasepsi yang sesuai. Simak informasinya dalam artikel: Tips Memilih Kontrasepsi untuk Wanita

5. Efek Samping IUD

Pada IUD non-hormonal, efek samping yang sering muncul adalah haid yang lebih banyak dan lebih nyeri. Sebaliknya, efek samping KB IUD hormonal adalah haid yang menjadi tidak teratur bahkan tidak haid sama sekali. 

Tidak hanya itu, keputihan dan flek juga bisa muncul. Namun, keluhan ini bisa menghilang dengan sendirinya seiring dengan adaptasi tubuh kita terhadap IUD.

Itulah beberapa fakta tentang KB IUD yang perlu kamu dan pasangan ketahui. Bagaimana, tertarik mencobanya? Pastikan untuk segera menghubungi dokter jika masih memiliki pertanyaan seputar kontrasepsi ini. 

Sebab, efektivitas, proses penggunaan sekaligus risiko efek samping tiap alat kontrasepsi berbeda, sehingga kamu perlu mempertimbangkannya dengan baik. Yuk, cek rekomendasi dokter spesialis kandungan terbaik melalui aplikasi Halodoc

Referensi: 
NHS UK. Diakses pada 2023. Intrauterine Device (IUD).
Web MD. Diakses pada 2023. Birth Control and IUD.
Planned Parenthood. Diakses pada 2023. How effective are IUDs?
MSD Manuals. Diakses pada 2023. Intrauterine Devices.