5 Jenis Gangguan Cemas yang Perlu Diwaspadai

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   25 Juli 2024

“Gangguan cemas kerap muncul ketika seseorang berada dalam situasi penuh tekanan. Ada beberapa jenis gangguan cemas yang perlu diwaspadai mulai dari gangguan panik, kecemasan sosial, kecemasan umum, Post Traumatic Stress Disorder, hingga Obsessive Compulsive Disorder.”

5 Jenis Gangguan Cemas yang Perlu Diwaspadai5 Jenis Gangguan Cemas yang Perlu Diwaspadai

DAFTAR ISI

Jenis Gangguan Cemas yang Perlu Diwaspadai


Halodoc, Jakarta – Gangguan cemas atau yang kerap disebut sebagai anxiety merupakan suatu perasaan khawatir yang terkadang tidak terkendali, bahkan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Kondisi ini ditandai dengan perasaan tidak tenang, jantung berdebar kencang, kesulitan bernapas, hingga keluarnya keringat berlebih. 

Secara umum, ada beberapa contoh gangguan cemas yang perlu kamu waspadai. Yuk, simak informasi selengkapnya pada artikel berikut ini!

Jenis Gangguan Cemas yang Perlu Diwaspadai

Rasa cemas yang berlebihan bisa menjadi tanda adanya gangguan kecemasan. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, namun kerap ditemui pada orang dewasa usia 30 tahun ke atas.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, cemas merupakan reaksi normal tubuh terhadap stres. Cemas muncul sebagai bentuk pertahanan diri, terutama ketika seseorang berada dalam situasi yang penuh tekanan. 

Rasa cemas yang tidak berlebihan, sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh. Sebaliknya, cemas yang berlebihan justru memiliki sejumlah dampak buruk, bahkan bisa mengganggu psikologis seseorang. 

Yuk, cari tahu mengenai beberapa contoh gangguan cemas yang perlu diwaspadai!

1. Gangguan panik

Contoh gangguan cemas yang pertama yaitu gangguan panik. Orang yang mengalami gangguan panik, biasanya akan mengalami serangan panik yang tiba-tiba dan berulang. 

Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Umumnya kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa yang berusia 30 tahun atau lebih. 

Gangguan panik ditandai dengan sejumlah gejala seperti jantung berdebar kencang, keluar keringat berlebih, muncul rasa nyeri di dada, merasa takut tanpa alasan, badan terasa gemetar atau tremor. 

Jika kamu mengalami gangguan kecemasan dan muncul beberapa gejala di atas, tak ada salahnya untuk mengonsumsi sejumlah obat berdasarkan resep dokter. Beberapa rekomendasi obatnya bisa kamu cek di sini: 

2. Gangguan kecemasan sosial 

Gangguan kecemasan sosial atau anxiety disorder adalah suatu kondisi kecemasan yang membuat seseorang fobia sosial, atau takut akan situasi sosial yang melibatkan orang lain. 

Anxiety disorder disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari keluarga, lingkungan, hingga masalah struktur otak (amygdala) yang mengontrol respon rasa cemas, takut, serta keterampilan sosial. 

Orang yang mengalami gangguan kecemasan sosial, tak hanya merasa takut atau malu saat berinteraksi dengan orang lain. Lebih dari itu, mereka rupanya memiliki rasa percaya diri yang rendah, takut dikritik, berisiko mengalami serangan panik, serta kerap merasa diawasi oleh orang sekitar. 

3. Gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder/GAD) 

Orang dengan gangguan kecemasan umum atau GAD, biasanya kerap mengkhawatirkan sesuatu seperti uang, kesehatan, atau keluarga. Mereka biasanya akan merasa khawatir atau gugup mengenai hal-hal yang belum terjadi. 

GAD umumnya berkembang secara perlahan, biasanya dimulai saat seseorang menginjak usia 30 tahun. Namun, terkadang kondisi ini juga ditemukan pada anak-anak.

Gejalanya berupa khawatir berlebih, gugup, sulit berkonsentrasi, mudah terkejut, sulit tidur, tubuh terasa lelah, nyeri otot, sakit perut, sakit kepala, sulit menelan, serta tubuh terasa gemetar.

4. Post traumatic stress disorder (PTSD) 

Berikutnya ada PTSD atau gangguan stres pasca trauma, yang biasanya muncul karena adanya peristiwa traumatis yang pernah dialami. Contohnya pelecehan seksual, kecelakaan, mendapat perundungan, mengalami peperangan, bencana alam, keguguran, serta perceraian. 

Tidak semua orang yang mengingat kejadian traumatis disebut PTSD. Karena pada dasarnya, PTSD dan trauma merupakan dua kondisi yang berbeda. Ada beberapa kriteria khusus, yang membuat seseorang dikatakan mengalami PTSD, diantaranya: 

  • Memiliki pola pikir yang negatif. 
  • Memiliki ingatan yang mengganggu, misalnya selalu mengingat detail hal mengerikan dan kejadian tragis. 
  • Sering mengelak untuk membicarakan hal-hal yang traumatis. 
  • Orang dengan PTSD cenderung mudah merasa putus asa, terutama saat memikirkan masa depan. 

5. Obsessive compulsive disorder (OCD)

Terakhir ada OCD masalah kesehatan mental yang membuat seseorang cenderung memiliki pikiran yang tidak terkontrol. Biasanya pikiran tersebut sifatnya berulang atau obsesi, serta munculnya berdasarkan paksaan alias impulsif. 

Hingga saat ini tidak ada penyebab pasti mengapa seseorang mengalami OCD. Namun, ada beberapa hal yang diduga menjadi pemicu terjadinya OCD, di antaranya perubahan kimia tubuh dan fungsi otak, faktor genetik yang belum bisa diidentifikasi, serta kecemasan. 

OCD ditandai dengan munculnya obsesi yang bisa memengaruhi banyak aspek kehidupan, seperti pekerjaan, sekolah, hingga relasi dengan orang lain. Obsesi atau pikiran yang berulang ini, kerap kali memicu rasa cemas. Contohnya, seseorang mencuci tangan berulang kali atau secara berlebihan, karena khawatir tangannya dipenuhi kuman dan debu. 

Jika kamu mengalami salah satu gangguan kecemasan di atas, segera lakukan pemeriksaan dini ke dokter. Saat ini konsultasi dokter bisa dilakukan dengan mudah di Halodoc. Selain itu, sejumlah obat-obatan untuk mengatasi kecemasan juga bisa kamu dapatkan melalui Toko Kesehatan Halodoc

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Social Anxiety Disorder (Social Phobia).
NIH. Diakses pada 2024. Generalized Anxiety Disorder: When Worry Gets Out of Control. 
Kemenkes RI. Diakses pada 2024. Kenali Jenis Gangguan Cemas yang Mengancam Kesehatan Jiwa. 
International OCD Foundation. Diakses pada 2024. About OCD.