5 Risiko dan Prosedur Operasi Prostat Pada Usia Lanjut

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Oktober 2021
5 Risiko dan Prosedur Operasi Prostat Pada Usia Lanjut5 Risiko dan Prosedur Operasi Prostat Pada Usia Lanjut

“Layaknya prosedur operasi lainnya, prostatektomi radikal juga memiliki beberapa risiko komplikasi tertentu. Misalnya seperti risiko yang muncul akibat pembedahan dan anestesi secara umum, hingga limfedema. Untuk prosedurnya sendiri, prostatektomi radikal terbagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan retropubik dan pendekatan perineum.”

Halodoc, Jakarta – Prostat merupakan kelenjar kecil yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan semen bersama sperma, ketika pria mengalami ejakulasi. Namun, layaknya bagian tubuh lainnya,  kelenjar prostat juga dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan. Salah satunya adalah kanker prostat yang rentan untuk menyerang pria berusia lanjut di atas usia 65 tahun.  Apabila seseorang mengalaminya, salah satu langkah penanganan kanker prostat pada stadium awal adalah operasi.

Operasi prostat yang paling umum dilakukan untuk kanker adalah operasi prostatektomi radikal. yakni pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar prostat. Namun, layaknya prosedur operasi pada umumnya, prostatektomi radikal juga memiliki risiko komplikasi, terutama bila dilakukan pada pria usia lanjut. Kira-kira apa saja ya risikonya? Dan bagaimana prosedur operasi tersebut dijalankan? Yuk simak infonya di sini!

Risiko Operasi Prostat yang Mengintai

Layaknya prosedur operasi lainnya, prostatektomi radikal juga memiliki risiko komplikasi tertentu yang dapat terjadi, antara lain:

  1. Risiko Umum Pembedahan dan Anestesi

Risiko umum dari prosedur prostatektomi radikal sama seperti operasi besar lainnya. Misalnya seperti reaksi terhadap obat-obatan seperti anestesi, kesulitan bernafas, adanya perdarahan dari pembedahan, pembekuan darah di kaki atau paru-paru. Tak hanya itu, kerusakan pada organ terdekat dari kelamin dan infeksi pada area operasi juga dapat terjadi.

  1. Inkontinensia Urine

Inkontinensia melibatkan kebocoran urine yang tidak terkendali dan tidak disengaja. Kondisi ini dapat membaik seiring beberapa bulan hingga satu tahun setelah operasi. Namun, gejala inkontinensia urine akan lebih berat bila seseorang sudah berusia lebih dari 70 tahun saat operasi dilakukan.

  1. Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi atau yang juga dikenal sebagai impotensi merupakan salah satu risiko yang dapat terjadi pada prosedur operasi prostat. Bila mengalaminya, pemulihan fungsi seksual dapat memakan waktu hingga dua tahun pasca operasi dan tidak mungkin kembali sepenuhnya. 

  1. Kemandulan

Pada sebagian prosedur prostatektomi radikal, dokter mungkin akan memotong penghubung antara testis dan uretra. Hal tersebut dapat menyebabkan ejakulasi retrograde. Alhasil, seorang pria tidak dapat menyediakan sperma untuk pembuahan secara biologis. Kondisi ini memungkinkan pria untuk mengalami orgasme, tetapi tidak akan dapat mengalami ejakulasi lagi. 

Baca juga: 5 Tanaman Alami untuk Mengobati Kanker Prostat

  1. Limfedema

Limfedema adalah suatu kondisi di mana cairan menumpuk di jaringan lunak yang mengakibatkan pembengkakan. Penyebabnya pun bermacam, misalnya seperti peradangan, obstruksi, atau pengangkatan kelenjar getah bening selama operasi. Meski komplikasi ini jarang terjadi, tetapi bila kelenjar getah bening diangkat selama prostatektomi, cairan dapat menumpuk di kaki atau daerah genital dari waktu ke waktu. Akibatnya, timbul rasa nyeri dan bengkak pada area tertentu seperti kaki. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk membantu mengobati limfedema adalah terapi fisik.

Setelah operasi, kontrol kandung kemih biasanya akan kembali pulih dalam beberapa minggu atau bulan. Pemulihan tersebut terjadi selama perlahan seiring waktu. Namun, dokter tak dapat memprediksi dengan pasti bagaimana pria akan terpengaruh setelah operasi. Sebab, secara umum pria lanjut usia cenderung memiliki lebih banyak masalah inkontinensia daripada pria yang lebih muda.

Baca juga: Atasi BPH Benign Prostatic Hyperplasia dengan Prostatektomi

Bagaimana Prosedur Prostatektomi Radikal Dijalankan?

Dilansir dari John Hopkins Medicine, setiap prosedur prostatektomi radikal akan berbeda tergantung dari jenisnya. Berikut ini prosedur prostatektomi radikal dengan pendekatan retropubik atau suprapubik, antara lain:

  1. Pasien akan diposisikan di meja operasi, berbaring telentang.
  2. Sayatan akan dibuat dari bawah pusat ke daerah kemaluan.
  3. Dokter umumnya akan melakukan diseksi kelenjar getah bening terlebih dahulu. Selanjutnya, kumpulan jaringan saraf akan dilepaskan dengan hati-hati dari kelenjar prostat dan uretra (saluran sempit yang dilalui urin dari kandung kemih keluar dari tubuh) akan diidentifikasi.
  4. Kelenjar prostat akan diangkat, selain itu vesikula seminalis juga dapat diangkat bila perlu.
  5. Selanjutnya sayuran pembuangan akan dimasukkan, biasanya di bagian kanan bawah sayatan.

Sementara untuk prostatektomi radikal dengan pendekatan perineum, prosedurnya meliputi:

  1. Pasien akan ditempatkan dalam posisi terlentang dengan pinggul dan lutut yang ditekuk.
  2. Dokter akan membuat sayatan terbalik berbentuk U di area perineum (antara skrotum dan anus).
  3. Pada pendekatan perineum, dokter akan berusaha meminimalkan trauma pada bundel saraf di daerah prostat.
  4. Selanjutnya, kelenjar prostat dan jaringan yang tampak abnormal pada area sekitarnya akan diangkat.
  5. Kelenjar asesor vesikula seminalis juga dapat diangkat jika terindikasi jaringan abnormal pada vesikula.

Itulah penjelasan terkait risiko yang mungkin terjadi bagi pria lanjut usia bila menjalani operasi prostat. Secara umum, pria lanjut usia cenderung memiliki lebih banyak masalah inkontinensia daripada pria yang lebih muda. Oleh sebab itu, perbanyaklah makan buah dan sayuran yang kaya akan nutrisi penting sedari dini, agar dapat mengurangi risiko terjadinya kanker prostat. Selain mencegah kanker prostat, nutrisi penting juga diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh. 

Baca juga: 3 Penyakit yang Rentan Menyerang Prostat

Namun, terkadang tidak setiap saat kita dapat mengonsumsi kedua makanan sehat tersebut. Memenuhi asupan nutrisi penting tersebut selain dari buah dan sayuran juga dapat diperoleh melalui konsumsi vitamin dan suplemen. Segeralah penuhi kebutuhan asupan nutrisi yang penting bagi tubuh, agar kesehatan dapat terjaga secara menyeluruh. 

Melalui aplikasi Halodoc, kamu dapat membeli vitamin atau suplemen sesuai kebutuhanmu. Tanpa perlu keluar rumah dan mengantre berlama-lama di apotek. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download aplikasi Halodoc!

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg

Referensi:

Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2021. Radical Prostatectomy
American Cancer Society. Diakses pada 2021. Surgery for Prostate Cancer
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Prostatectomy
Healthline. Diakses pada 2021. What You Need to Know About Prostate Surgery
NCBI. Diakses pada 2021. Radical prostatectomy in patients aged 75 years or older: review of the literature
Healthline. Diakses pada 2021. 6 Foods to Boost Prostate Health 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan