Ketahui 5 Tahap Perkembangan Trakhoma Menurut WHO

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 April 2019
Ketahui 5 Tahap Perkembangan Trakhoma Menurut WHOKetahui 5 Tahap Perkembangan Trakhoma Menurut WHO

Halodoc, Jakarta - Selama ini kamu mengira bahwa bakteri penyebab penyakit kelamin seperti Chlamydia hanya menyerang area intim. Padahal, jika bakteri Chlamydia trachomatis menyerang mata, maka seseorang mengidap penyakit mata yang disebut trakhoma. Penyakit trakhoma tidak langsung membuat kerusakan pada mata, terdapat tahapan perkembangan trakhoma yang terjadi sejak bakteri pertama kali menginfeksi mata.

Pada penyakit Chlamydia, Chlamydia trachomatis menular melalui hubungan intim tanpa penggunaan kondom. Sementara pada trakhoma, penularan terjadi melalui sentuhan langsung dengan pengidap, atau menyentuh mata setelah memegang benda yang telah terpapar bakteri. Gejala yang dirasakan adalah iritasi dan gatal yang ringan, pandangan menjadi buram, dan nyeri pada bola mata. Kamu harus waspada karena penyakit ini bisa menyebabkan kebutaan jika tidak segera mendapat pengobatan.

Baca Juga: Mengenal Trakhoma, Penyakit Penyebab Kebutaan Tertinggi di Afrika

Tahap Perkembangan Trakhoma

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat penyakit ini sebagai penyakit endemik di wilayah Asia dan Afrika. Menurut WHO terdapat tahapan perkembangan trakhoma yang wajib kamu tahu, antara lain:

  • Muncul Radang pada Jaringan Folikel

Jaringan folikel adalah jaringan yang mengandung limfosit, salah satu jenis sel darah putih. Karena masuknya benda asing berupa bakteri, maka limfosit memberikan reaksi. Akhirnya timbul peradangan pada jaringan folikel. Jaringan ini terletak pada bagian atas kelopak mata sebelah dalam. Akibat peradangan ini, maka pengidapnya merasakan iritasi dan gatal di sekitar kelopak mata.

  • Iritasi dan Pembengkakan

Jika peradangan jaringan folikel tidak mendapat pengobatan, maka ia berkembang semakin parah. Selain iritasi, kelopak mata juga akan mengalami pembengkakan.

  • Timbulnya Jaringan Parut

Peradangan dan iritasi menimbulkan jaringan parut (luka) pada kelopak mata. Jika dilihat menggunakan kaca pembesar, maka tampak seperti garis. Jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa pengobatan, maka kelopak mata terlipat ke dalam, yang disebut entropion.

  • Pertumbuhan Bulu Mata ke Arah Dalam (Entropion)

Akibat kelopak mata berlipat ke dalam, mala bulu mata ikut tumbuh ke dalam. Pertumbuhan bulu mata yang abnormal ini mengakibatkan gesekan dengan kornea.

  • Menurunnya Kualitas Penglihatan

Kualitas penglihatan yang menurun ini diakibatkan oleh gesekan bulu mata secara terus-menerus. Kondisi menurunnya kualitas penglihatan (corneal clouding) atau penglihatan menjadi samar ini pun merupakan tahap akhir perkembangan trakhoma sebelum akhirnya pengidapnya mengalami kebutaan.

Baca Juga: Lalat Bisa Jadi Perantara Penularan Trakhoma, Ini Faktanya

Faktor Risiko Trakhoma

Seperti yang disebutkan sebelumnya, penyebab trakhoma adalah infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Selain itu, WHO mencatat penyakit ini sebagai penyakit endemik sehingga kamu wajib menghindari beberapa faktor risiko yang memungkinkan bakteri ini menginfeksi mata.

Beberapa faktor risiko yang berperan dalam penularan trakoma, di antaranya:

  • Sanitasi yang buruk. Seseorang yang hidup di lingkungan yang tidak bersih mudah terkena trakoma. Kebiasaan sehari-hari yang kurang higienis seperti tidak memperhatikan kebersihan wajah dan tangan, juga mempermudah penularan trakoma.

  • Tinggal di lingkungan kumuh. Seseorang yang tinggal di lingkungan yang kumuh lebih mudah terkena trakoma karena kebersihan di area tersebut sangat buruk.

  • Hidup di bawah garis kemiskinan. Orang yang hidup di bawah garis kemiskinan atau tinggal di negara miskin lebih mudah terkena trakoma dibanding orang yang hidup di atas garis kemiskinan atau tinggal di negara maju. Hal ini karena penduduk miskin kurang memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan.

  • Anak-anak. Anak-anak yang tinggal di daerah yang terdapat pengidap trakoma lebih mudah terkena trakoma dibanding orang dewasa

  • Wanita. Mereka lebih mudah terkena trakoma dibanding pria, salah satunya karena wanita sering melakukan kontak dengan anak-anak.

  • Tidak terdapat MCK yang memadai. Tidak adanya MCK yang memadai di suatu pemukiman, baik MCK pribadi atau umum, menyebabkan penularan trakoma antar penduduk lebih mudah terjadi.

Baca Juga: Trakhoma Bisa Sebabkan Komplikasi pada Telinga, Hidung, dan Tenggorokan

Itulah tahapan perkembangan trakhoma dan faktor risiko tentang penyakit trakhoma yang perlu kamu ketahui. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal trakhoma atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan