6 Kondisi yang Berisiko Alami Dismenore

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   22 Juli 2020
6 Kondisi yang Berisiko Alami Dismenore6 Kondisi yang Berisiko Alami Dismenore

Halodoc, Jakarta - Dismenore merupakan istilah yang dipakai saat seseorang mengalami nyeri haid yang ditandai dengan kram di perut bagian bawah. Nyeri ini biasanya muncul sesaat sebelum atau saat menstruasi berlangsung. Intensitasnya sendiri akan tergantung dari masing-masing kondisi kesehatan pengidapnya. Ada yang bersifat ringan, bahkan bisa berlebihan hingga mengganggu aktivitas harian.

Kondisi ini merupakan proses yang terjadi secara alami di rahim wanita, dan akan menghilang secara bertahap. Meskipun kondisi ini normal terjadi setiap bulan dan tidak perlu dikhawatirkan, ada beberapa kondisi kesehatan yang menjadi faktor risiko dismenore. Berikut sejumlah penyakit yang menjadi faktor risiko dismenore!

Baca juga: Kenali Penyebab Nyeri Haid yang Normal hingga Serius

Sejumlah Kondisi yang Menjadi Faktor Risiko Dismenore

Dismenore merupakan nyeri haid yang dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:

  1. Dismenore primer, yaitu rasa nyeri yang umum dialami wanita di awal menstruasi.
  2. Dismenore sekunder, yaitu rasa nyeri yang dialami akibat adanya gangguan pada sistem reproduksi wanita. Nyeri ini biasanya datang lebih awal dibanding dengan dismenore primer.

Dismenore primer merupakan rasa nyeri yang umum muncul pada hampir semua wanita saat siklus menstruasi tiba. Sedangkan dismenore sekunder merupakan gangguan yang muncul karena adanya sejumlah penyakit pada rahim. Berikut penyakit-penyakit yang menjadi faktor risiko dismenore:

  1. Endometriosis, yaitu kondisi yang terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim, seperti ovarium atau tuba falopi. Ketika meluruh, sel tersebut akan menimbulkan rasa sakit yang parah.
  2. Radang panggul, yaitu infeksi yang menyerang organ reproduksi wanita\, temasuk serviks (leher rahim), uterus (rahim), tuba falopi (saluran indung telur), dan ovarium (indung telur).
  3. Adenomiosis, yaitu kondisi yang terjadi saat lapisan permukaan rongga rahim (endometrium) tumbuh di dalam dinding otot rahim (miometrium).
  4. Fibroid, yaitu tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim.
  5. Intrauterine device (IUD), yaitu alat kontrasepsi yang ditempatkan di dalam rahim.
  6. Stenosis leher rahim, yaitu pembukaan yang sangat kecil pada leher rahim, sehingga menghambat aliran darah untuk keluar saat haid.

Serangkaian faktor risiko dismenore tersebut akan ditandai dengan sejumlah gejala lain, seperti menstruasi yang tidak teratur, keputihan yang kental dan berbau, perdarahan di antara masa menstruasi, serta nyeri saat melakukan hubungan intim. Saat nyeri haid terasa sangat mengganggu, segera periksakan diri di rumah sakit terdekat untuk mengetahui apa yang menjadi penyebabnya, ya!

Baca juga: Jangan Tertukar, Ini Bedanya PMS dan Dismenore

Sebagian wanita yang mengalami dismenore biasanya memiliki sejumlah kondisi, seperti volume darah haid yang lebih banyak, mengalami menstruasi pertama sebelum usia 11 tahun, memiliki kelebihan berat badan, belum pernah hamil, serta mengonsumsi minuman beralkohol dan aktif merokok.

Selain mengonsumsi obat pereda rasa sakit, dismenore dapat diredakan secara mandiri dengan melakukan pijatan, mandi air hangat, kompres hangat, minuman air hangat, berbaring dengan kaki diangkat, atau menempelkan koyo atau minyak angin pada bagian yang terasa sakit.

Dismenore merupakan kondisi yang tidak bisa disepelekan begitu saja, apalagi jika terjadi perdarahan berlebihan, periode menstruasi lebih lama dari biasanya, terdapat keputihan yang tidak normal, nyeri timbul tiba-tiba dan terasa intens pada panggul, serta demam atau menggigil.

Baca juga: Benarkah Dismenore Sebabkan Infertilitas?

Ada sejumlah langkah pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu dengan mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin E, asam lemak omega-3, vitamin B1, vitamin B6, serta magnesium. Selain itu, kamu juga disarankan untuk berolahraga secara teratur, menghindari konsumsi minuman beralkohol, berhenti merokok, serta kelola stres dengan baik.

Referensi:
NHS. Diakses pada 2020. Period pain.
MedlinePlus. Diakses pada 2020. Period Pain.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Menstrual cramps.
WebMD. Diakses pada 2020. Menstrual Pain.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan