Anak jadi Pelaku Kriminalitas, Apa yang Salah?
Halodoc, Jakarta – Entah sejak kapan, kriminalitas seakan menjadi hal yang akrab di tengah pergaulan anak Indonesia. Sejak tahun 2011 hingga 2018, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat angka anak menjadi pelaku kriminalitas cukup tinggi. Dari catatan tersebut, kasus terbanyak adalah anak menjadi pelaku kekerasan seksual. Tak hanya itu, ada juga kasus kekerasan fisik, bahkan pembunuhan yang juga melibatkan anak-anak.
Sebenarnya, sudah ada ketentuan dan peraturan yang mengatur perihal hukuman terhadap anak di bawah umur yang terlibat kriminalitas. Namun, bukan berarti hal ini bisa dibiarkan begitu saja. Nyatanya, orangtua dan lingkungan sekitar memiliki peran yang cukup penting dalam mencegah anak menjadi pelaku kriminal.
Salah satu cara mencegah adalah dengan mengetahui apa penyebabnya. Artinya, orangtua perlu tahu apa saja hal-hal yang bisa menyebabkan seorang anak di bawah umur melakukan tindakan kriminal. Melansir situs web ACS Distance Education, sejumlah penelitian menemukan ada beberapa faktor yang menyebabkan anak dan remaja terlibat kriminalitas, yaitu:
1. Lingkungan Pertemanan
Di tengah masa pertumbuhan, anak-anak dan remaja cukup banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Bahkan, pada beberapa kasus anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya dibandingkan dengan keluarga. Nah, ternyata hal ini bisa menjadi pemicu anak terlibat masalah kriminal.
Nyatanya, teman sepermainan menjadi salah satu faktor yang paling memengaruhi perkembangan anak. Sayangnya banyak anak-anak yang sering salah memilih pergaulan dan menyebabkan mereka berujung dengan melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya. Selain itu, anak-anak yang dikucilkan dalam sebuah grup pergaulan ternyata juga memiliki peluang yang cukup tinggi untuk berpikir menjadi pelaku kriminal.
2. Keadaan Keluarga
Selain masalah pergaulan, kondisi di rumah dan keadaan keluarga juga bisa menjadi penyebab anak menjadi pelaku kriminal. Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa sebagian besar anak yang terlibat kriminalitas memiliki masalah di rumah, mulai dari kurang kasih sayang orangtua, tidak mendapatkan perhatian yang diinginkan, hingga tidak diawasi dengan baik.
Tak hanya itu, kondisi ekonomi keluarga ternyata juga bisa menjadi pemicu. Anak yang hidup dari keluarga yang memiliki pemasukan rendah disebut lebih berpeluang untuk terlibat dalam kasus kriminal. Latar belakang orangtua ternyata juga memengaruhi. Anak dengan orangtua yang memiliki riwayat kriminal disebut lebih mungkin terlibat masalah yang sama.
3. Minuman dan Obat-obatan Terlarang
Anak yang terlibat dengan minuman dan obat-obatan terlarang juga berpotensi menjadi pelaku kriminal. Misalnya, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, hingga narkoba. Selain kebiasaan mengonsumsi hal-hal terlarang tersebut, tindak kriminal juga bisa terjadi saat anak memiliki kesempatan untuk melakukannya.
Untuk faktor yang satu ini, orangtua sebenarnya sangat bisa untuk mencegahnya. Memberikan perhatian dan pengertian mengenai bahaya buruk dari hal tersebut merupakan kunci untuk menjaga anak menjalani kehidupannya dengan sehat. Daripada selalu menyalahkan anak, orangtua juga sebaiknya mulai mengambil peran nyata dalam menurunkan risiko.
Biasakanlah untuk selalu meluangkan waktu dan menghabiskannya bersama sang buah hati. Ada banyak hal menyenangkan dan menyehatkan yang bisa dilakukan bersama, salah satunya adalah berolahraga. Menerapkan gaya hidup sehat juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan konsumsi vitamin atau suplemen tambahan agar tubuh tetap bugar.
Lebih mudah beli vitamin dan produk kesehatan lain di aplikasi Halodoc. Dengan layanan Apotik Antar, pesanan akan dikirim ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Baca juga: