Apakah Menurunkan Berat Badan Ampuh Mengatasi Sleep Apnea?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 Maret 2019
Apakah Menurunkan Berat Badan Ampuh Mengatasi Sleep Apnea?Apakah Menurunkan Berat Badan Ampuh Mengatasi Sleep Apnea?

Halodoc, Jakarta - Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berpotensi serius, terjadi ketika terganggunya pernapasan selama tidur. Kondisi ini menyebabkan tidur terfragmentasi dan kadar oksigen yang rendah. Bagi pengidap sleep apnea, kombinasi dari tidur yang terganggu dan kekurangan oksigen mengacu terjadinya hipertensi, penyakit jantung, dan gangguan mood serta gangguan metabolisme tubuh lainnya.

Ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko, termasuk jalan napas yang kecil, kelebihan berat badan, rahang kecil, merokok, konsumsi alkohol berlebih, dan usia yang berada pada kisaran 40 tahun atau lebih. Mendengkur kronis adalah indikator yang paling kuat pada pengidap sleep apnea.

Masalahnya, orang-orang dengan gangguan tidur ini cenderung mengalami sulit tidur, maka bukan tidak mungkin turut mengalami sulit berkonsentrasi, depresi, mudah marah, disfungsi seksual, kesulitan belajar dan mengingat, serta akan mudah tertidur ketika sedang bekerja.

Baca juga: Sering Merasa Lelah, Mungkin Kena Sleep Apnea

Bila tidak segera ditangani, gejala tersebut dapat memburuk dan mengacu pada terjadinya tidur terganggu, rasa kantuk berlebihan pada siang hari, tekanan darah tinggi, serangan jantung, gagal jantung kongestif, aritmia, stroke, dan depresi. Maka, jangan pernah abaikan sulit tidur ini.

Penurunan Berat Badan dan Sleep Apnea

Salah satu alasan kenaikan berat badan meningkatkan risiko terjadinya sleep apnea karena terjadinya penambahan berat badan pada bagian dalam leher, sehingga memengaruhi otot tenggorokan dan kemampuan bernapas. Semakin bertambah berat badan, semakin besar kemungkinan gangguan tidur terjadi karena timbunan lemak di sekitar saluran napas bagian atas menghambat pernapasan normal.

Adapun rekomendasi ukuran kerah dan lingkar leher untuk pria maksimal adalah 43 sentimeter, dan wanita tidak lebih dari 38 sentimeter. Jika ukuran lingkar leher lebih daripada yang seharusnya, maka sleep apnea lebih mudah terjadi.

Baca juga: Inilah 7 Ciri-Ciri Mengidap Sleep Apnea

Tetapi, kurang tidur membuat kamu kesulitan untuk menurunkan berat badan. Tak hanya meningkatkan risiko obesitas, sleep apnea berisiko terhadap berbagai penyakit yang sama dengan obesitas. Gangguan tidur ini turut berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular, resistensi insulin, peradangan sistemik, penumpukan lemak visceral, dan dislipidemia.

Jika kamu mengalami kelebihan berat badan, dokter pasti menganjurkan untuk menurunkannya sebanyak 10 persen dari berat badan kamu saat ini. Jumlah ini terbukti mampu mengurangi gejala sleep apnea karena membantu mencegah saluran udara tersumbat ketika tidur dan mengurangi peradangan di sekitar otot tenggorokan.

Untuk mendapatkan dan menjaga agar berat badan kamu tetap ideal dan terhindar dari risiko sleep apnea, kamu harus memenuhi asupan gizi dengan makan banyak buah dan sayuran, mengurangi lemak dan makanan siap saji. Tidak hanya itu, hindari gaya hidup tidak sehat dengan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Tak kalah pentingnya, kamu harus mengimbanginya dengan rutin berolahraga. Kamu bisa berolahraga setiap akhir pekan. Namun, untuk hasil yang lebih maksimal, kamu bisa menyempatkan untuk berolahraga setiap hari selama 30 menit. Berlari, berjalan kaki, atau bersepeda merupakan pilihan olahraga yang tepat.

Baca juga: Inilah 4 Cara Mengobati Sleep Apnea

Kamu juga bisa langsung bertanya pada dokter cara penurunan berat badan lain agar bisa terhindar dari sleep apnea. Download dan gunakan aplikasi Halodoc supaya tanya jawab kamu dengan dokter menjadi lebih mudah. Kamu pun bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk beli obat dan cek lab.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan