Bedong Bayi: Ini Manfaat, Panduan Lengkap, dan Aman
Tradisi bedong bayi diyakini memiliki sejumlah manfaat bagi bayi baru lahir.

DAFTAR ISI
- Manfaat Bedong Bayi
- Cara Membedong Bayi yang Benar
- Tips Memilih Kain Bedong Bayi
- Keamanan Bedong Bayi: Hal yang Perlu Diperhatikan
- Mitos dan Fakta Seputar Bedong Bayi
- Hubungi Dokter Ini Jika Ingin Konsultasi Tumbuh Kembang Bayi
- Kapan Harus Berhenti Membedong Bayi?
Bedong bayi adalah praktik membungkus bayi dengan kain atau selimut tipis. Tradisi ini telah dilakukan selama berabad-abad dan diyakini memiliki sejumlah manfaat bagi bayi baru lahir.
Namun, penting untuk memahami cara membedong yang aman dan benar agar manfaatnya optimal dan tidak membahayakan bayi.
Manfaat Bedong Bayi
Membedong bayi dapat memberikan sejumlah manfaat, di antaranya:
- Menenangkan bayi: Bedong memberikan rasa aman dan nyaman seperti saat berada di dalam kandungan, sehingga membantu bayi lebih tenang dan tidak mudah rewel.
- Mengurangi refleks Moro (kejut): Refleks Moro adalah gerakan tiba-tiba yang sering membuat bayi terbangun. Bedong dapat membantu menekan refleks ini, sehingga bayi tidur lebih nyenyak.
- Memperpanjang durasi tidur: Bayi yang dibedong cenderung tidur lebih lama karena merasa lebih nyaman dan aman.
- Mengurangi risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome): Beberapa penelitian menunjukkan bahwa membedong bayi dengan benar dapat mengurangi risiko SIDS, terutama saat bayi tidur telentang.
Berikut Ini Rekomendasi Dokter Spesialis Anak di Halodoc yang bisa dihubungi seputar kesehatan anak.
Cara Membedong Bayi yang Benar
Berikut adalah langkah-langkah membedong bayi dengan aman:
- Siapkan kain bedong: Pilih kain bedong yang tipis, lembut, dan berukuran cukup besar (sekitar 120×120 cm). Kain katun atau muslin adalah pilihan yang baik.
- Letakkan kain bedong di permukaan datar: Bentangkan kain bedong di permukaan datar dengan posisi seperti berlian.
- Lipat bagian atas kain: Lipat sedikit bagian atas kain ke bawah.
- Baringkan bayi telentang: Letakkan bayi telentang di atas kain bedong dengan bahu sejajar dengan lipatan kain.
- Luruskan satu lengan bayi: Luruskan satu lengan bayi ke samping tubuh.
- Bungkus sisi kain ke atas tubuh bayi: Tarik sisi kain yang berada di sisi lengan yang lurus ke atas tubuh bayi dan selipkan di bawah punggungnya. Pastikan tidak terlalu ketat.
- Luruskan lengan bayi yang lain: Luruskan lengan bayi yang lain ke samping tubuh.
- Bungkus sisi kain yang tersisa: Tarik sisi kain yang tersisa ke atas tubuh bayi dan selipkan di bawah punggungnya.
- Longgarkan bagian bawah bedong: Pastikan bagian bawah bedong longgar agar bayi dapat menekuk dan menggerakkan kakinya dengan bebas.
Tips Memilih Kain Bedong Bayi
- Pilih bahan yang lembut dan breathable: Kain katun atau muslin adalah pilihan terbaik karena lembut di kulit bayi dan memungkinkan sirkulasi udara yang baik. Hindari bahan yang terlalu tebal atau panas.
- Perhatikan ukuran kain: Pilih kain bedong yang cukup besar agar dapat membungkus bayi dengan nyaman tanpa terlalu ketat.
- Pertimbangkan kemudahan perawatan: Pilih kain yang mudah dicuci dan cepat kering.
- Hindari kain dengan hiasan berlebihan: Hiasan seperti renda atau kancing dapat berisiko terlepas dan membahayakan bayi.
Ketahui lebih dalam seputar Kesehatan Bayi: Berbagai Hal yang Wajib Diketahui Orang Tua berikut ini.
Keamanan Bedong Bayi: Hal yang Perlu Diperhatikan
Keamanan adalah hal utama yang perlu diperhatikan saat membedong bayi:
- Jangan membedong terlalu ketat: Bedong yang terlalu ketat dapat membatasi pergerakan bayi dan menyebabkan masalah pada pinggul (displasia pinggul). Pastikan bayi dapat menekuk dan menggerakkan kakinya dengan bebas.
- Jangan membedong terlalu tinggi: Pastikan bedong tidak menutupi wajah bayi. Bayi harus dapat bernapas dengan bebas.
- Selalu baringkan bayi telentang: Setelah dibedong, selalu baringkan bayi telentang untuk mengurangi risiko SIDS.
- Hentikan membedong saat bayi mulai bisa berguling: Saat bayi mulai menunjukkan tanda-tanda akan berguling (biasanya sekitar usia 2-4 bulan), hentikan membedong. Membedong bayi yang sudah bisa berguling dapat meningkatkan risiko SIDS jika bayi berguling ke posisi tengkurap dan tidak bisa kembali telentang.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), membedong bayi diperbolehkan asal tidak terlalu ketat, terutama pada bagian kaki, dan dilakukan tidak terus-menerus sepanjang hari.
Mitos dan Fakta Seputar Bedong Bayi
Ada beberapa mitos seputar bedong bayi yang perlu diluruskan:
- Mitos: Bedong membuat bayi ketergantungan. Faktanya, bedong adalah alat bantu untuk menenangkan bayi. Jika dilakukan dengan benar dan dihentikan pada waktu yang tepat, bayi tidak akan ketergantungan.
- Mitos: Bedong menghambat perkembangan bayi. Faktanya, bedong yang dilakukan dengan benar tidak menghambat perkembangan bayi. Justru, dengan tidur yang nyenyak, bayi dapat berkembang dengan lebih baik.
- Mitos: Semua bayi perlu dibedong. Faktanya, tidak semua bayi perlu dibedong. Beberapa bayi mungkin tidak nyaman dibedong dan lebih suka tidur dengan bebas.
Hubungi Dokter Ini Jika Ingin Konsultasi Tumbuh Kembang Bayi
Jika orang tua ingin memastikan tumbuh kembang bayi berjalan optimal, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis anak.
Dokter spesialis anak di Halodoc berikut ini telah berpengalaman dalam menangani berbagai aspek tumbuh kembang bayi.
Berikut beberapa dokter yang bisa dihubungi melalui Halodoc:
- dr. Ariawan Setiadi, Sp.A: Dokter spesialis anak dengan pengalaman 22 tahun, lulusan Universitas Islam Sultan Agung (2002) dan Universitas Diponegoro (2015). Saat ini praktik di Semarang, Jawa Tengah, anggota IDAI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
- dr. Dandung Bawono, Sp.A, M.Sc: Dokter spesialis anak dengan pengalaman 20 tahun, lulusan Univejrsitas Gadjah Mada (2004, 2009). Saat ini praktik di Gondokusuman, DIY, anggota IDAI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
- dr. Lingga Pradipta, Sp.A: Dokter spesialis anak dengan pengalaman 11 tahun, lulusan Universitas Gadjah Mada (2011) dan Universitas Hasanuddin (2021). Saat ini praktik di Makassar, Sulawesi Selatan, anggota IDAI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
Itulah dokter yang siap membantu memantau tumbuh kembang bayi—mulai dari pola makan, tidur, hingga stimulasi perkembangan sesuai usia.
Dengan Halodoc, orang tua bisa berkonsultasi dengan mudah, aman, dan nyaman tanpa harus keluar rumah.
Tunggu apa lagi? Ayo pakai Halodoc sekarang juga!
Kapan Harus Berhenti Membedong Bayi?
Waktu yang tepat untuk berhenti membedong bayi adalah ketika ia mulai menunjukkan tanda-tanda akan berguling, biasanya sekitar usia 2-4 bulan.
Membedong bayi yang sudah bisa berguling dapat meningkatkan risiko SIDS.
Jika kamu memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang membedong bayi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak di Halodoc.
Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter di Halodoc!



