Begini Cacingan Bisa Menular pada Anak-Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Desember 2018
Begini Cacingan Bisa Menular pada Anak-AnakBegini Cacingan Bisa Menular pada Anak-Anak

Halodoc, Jakarta – Cacingan merupakan penyakit menular yang paling sering terjadi pada anak-anak usia sekolah. Saat melakukan kegiatannya sehari-hari, anak-anak bisa tanpa sadar melakukan hal-hal yang menyebabkannya terinfeksi cacing perut. Sayangnya, masih banyak orang tua yang belum tahu cara cacing menular ke anak, sehingga tidak bisa mencegah penyakit ini terjadi. Padahal, cacingan bisa menyebabkan pertumbuhan dan kecerdasan anak menjadi terhambat, lho. Karena itu, ibu perlu tahu, begini caranya cacing menular pada anak.

Ada tiga jenis cacing yang umumnya menyebabkan penyakit cacingan, yaitu cacing pita, cacing tambang, dan cacing kremi. Namun, dari ketiga jenis cacing tersebut, cacing kremi lah yang paling sering menyerang anak-anak. Cacing kremi bisa masuk ke dalam tubuh anak ketika ia menelan telur cacing kremi mikroskopis. Setelah telur cacing masuk ke sistem pencernaan, telur kemudian menetas dalam usus kecil.

Dalam waktu kira-kira satu sampai dua bulan kemudian, cacing kremi betina tumbuh dewasa di dalam usus besar dan berpindah ke daerah sekitar anus. Di sana lah, mereka akan menelurkan cacing kremi baru. Itulah mengapa anak-anak yang mengidap cacing kremi biasanya akan merasakan gejala berupa gatal-gatal di area sekitar anus.

Berikut beberapa cara cacing kremi bisa masuk ke dalam tubuh anak:

1. Melalui Sprei Tempat Tidur

Biasanya cacing kremi bertelur di malam hari saat pengidap sedang tertidur. Telur cacing kremi ini bisa keluar dari anus pengidap dan bertahan selama 2—3 minggu pada sprei dan permukaan lain. Nah, anak yang tidur di atas seprei yang sudah terkontaminasi oleh telur cacing berisiko mengidap cacing kremi. Karena itu, penting untuk mencuci seprai secara rutin dengan menggunakan air hangat untuk mencegah penyebaran cacing. Pisahkan seprai dari cucian lainnya. Setelah dicuci dengan air hangat, jemur seprai di bawah sinar matahari yang terik.

2. Berbagi Handuk dan Pakaian

Selain terdapat di seprai, telur cacing kremi juga bisa ditemukan di pakaian dan handuk yang terkontaminasi. Karena itu, pastikan anak ibu tidak menggunakan handuk mandi, pakaian, apalagi celana dalam orang lain. Telur-telur cacing dari pengidap bisa saja masih menempel di sana dan menyebabkan anak tertular cacing.

3. Melalui Kuku Panjang Anak

Telur cacing kremi juga bisa bersembunyi di balik kuku yang panjang. Jadi, jangan biarkan anak memiliki kuku yang panjang. Cara cacing menular ke anak melalui kuku adalah bila anak menggunakan kuku tangan untuk menggaruk anus, kemudian masuk ke mulut. Karena itu, selain menjaga kuku anak tetap pendek dan bersih, ingatkan juga Si Kecil untuk tidak menggaruk anus dan menggigit kuku.

4. Mandi Bersama

Apakah Si Kecil sering mandi bersama temannya atau tetangga ketika berada di sekolah atau di tempat penitipan anak? Sebaiknya anak tidak mandi di bak mandi yang sama dengan orang lain, apalagi berbagi pakai handuk. Pasalnya, kebiasaan tersebut bisa menjadi cara cacing menular ke anak. Bila harus mandi di tempat umum, sebaiknya anak mandi dibawah pancuran untuk meminimalkan penularan infeksi cacing kremi.

Nah, itulah beberapa cara cacing menular pada anak. Selain menghindari kebiasaan di atas, ibu juga perlu membiasakan anak untuk mencuci tangan secara teratur setelah buang air besar, bermain, dan sebelum makan. Pastikan ibu juga mencuci tangan setelah mengganti popok bayi dan sebelum mengolah makanan.

Anak sebaiknya mandi dua kali dalam sehari dan berganti celana dalam setiap hari agar kebersihan tubuhnya tetap terjaga. Dengan demikian, ia juga akan terhindar infeksi cacing kremi. Telur cacing kremi sangat sensitif terhadap cahaya matahari. Oleh karena itu, usahakan agar ruangan dalam rumah ibu mendapat sinar matahari yang cukup.

Bila anak ibu cacingan, beli obatnya di Halodoc saja. Enggak usah repot-repot keluar rumah, tinggal order melalui aplikasi dan obat pesanan kamu akan diantarkan dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan