Begini Langkah Penerapan Isolasi Mandiri untuk Bantu Cegah Penyebaran COVID-19
Isolasi mandiri perlu dilakukan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.

DAFTAR ISI:
- Apa itu Isolasi Mandiri?
- Mengapa Harus Melakukan Isolasi Mandiri?
- Studi tentang Efektivitas Isolasi Mandiri untuk Mencegah Penularan COVID-19
- Ini Aturan Melakukan Isolasi Mandiri
- FAQ
Banyak orang belum memahami bahwa isolasi adalah langkah penting untuk mencegah penyebaran infeksi ketika seseorang sedang sakit.
Dalam konteks kesehatan masyarakat, isolasi adalah upaya memisahkan individu yang terkonfirmasi sakit agar tidak menularkan penyakit ke orang lain.
Karena itu, isolasi adalah tindakan yang tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga menjaga keamanan lingkungan sekitar.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, menyusul lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di beberapa negara Asia, seperti Singapura, Thailand, dan Hong Kong.
Peningkatan ini diduga berkaitan dengan tingginya mobilitas warga, termasuk masyarakat Indonesia yang banyak melakukan perjalanan ke luar negeri.
Jika seseorang dinyatakan positif COVID-19, langkah utama yang perlu segera dilakukan adalah isolasi. Selama tidak mengalami gejala berat, isolasi mandiri di rumah menjadi pilihan yang aman dan dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Yuk, ketahui langkah penerapan isolasi mandiri di sini!
Apa itu Isolasi Mandiri?
Menurut situs resmi COVID19.go.id, isolasi mandiri merupakan langkah memisahkan individu yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 dari orang sehat, guna mencegah penularan virus ke lingkungan sekitar.
Isolasi ini dianjurkan terutama bagi pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala, agar rumah sakit dapat fokus merawat pasien dengan kondisi yang lebih berat atau memiliki komorbid.
Perlu dibedakan antara isolasi dan karantina.
Karantina dilakukan untuk orang yang mungkin sudah terpapar COVID-19, misalnya karena pernah kontak dengan orang yang positif atau baru bepergian dari daerah yang banyak kasusnya.
Walaupun belum muncul gejala, orang tersebut tetap perlu dijauhkan sementara dari orang lain. Tujuannya, agar kalau ternyata dia terinfeksi, virusnya tidak menyebar ke orang lain, terutama selama masa tunggu munculnya gejala atau masa inkubasi.
Mengapa Harus Melakukan Isolasi Mandiri?
Kalau kamu terinfeksi COVID-19, virusnya bisa menular ke orang lain yang kamu temui. Penularan bisa terjadi secara langsung, misalnya saat kamu batuk atau bersin dan orang lain menghirup percikan liur yang keluar.
Selain itu, virus juga bisa menyebar secara tidak langsung, misalnya saat orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi percikan liur kamu, lalu menyentuh wajahnya.
Nah, isolasi mandiri penting dilakukan untuk mencegah penularan ini, terutama ke orang-orang terdekat di rumah.
Dengan isolasi mandiri, kamu tidak hanya melindungi keluarga, tapi juga ikut berperan mengurangi penyebaran COVID-19 di lingkungan sekitar.
Yuk, cari tahu juga beberapa Pilihan Vitamin Daya Tahan Tubuh untuk Bantu Cegah COVID-19.
Studi tentang Efektivitas Isolasi Mandiri untuk Mencegah Penularan COVID-19
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Public Health (2024) menunjukkan bahwa, isolasi mandiri pada orang yang diduga terinfeksi COVID-19, serta anggota keluarganya, bisa secara signifikan menekan angka penularan.
Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada tingkat kepatuhan masyarakat.
Sayangnya, kepatuhan terhadap isolasi mandiri sering kali rendah, yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh berbagai kendala. Contohnya seperti tekanan finansial, beban psikologis, serta tantangan praktis dalam menjalani isolasi di rumah.
Tips Meningkatkan Imun Tubuh untuk Cegah COVID-19
1. Konsumsi makanan bergizi seimbang seperti buah, sayur, dan protein.
2. Cukupi kebutuhan tidur, idealnya 7–9 jam per malam.
3. Rutin berolahraga ringan minimal 30 menit per hari.
4. Kelola stres dengan baik melalui relaksasi atau aktivitas yang menyenangkan.
5. Konsumsi suplemen bila perlu, seperti vitamin C, D, atau zinc sesuai anjuran dokter.
Ini Aturan Melakukan Isolasi Mandiri
Hal pertama yang perlu kamu lakukan sebelum isolasi mandiri adalah melaporkan diri ke puskesmas terdekat.
Hal ini penting agar kamu bisa mendapatkan pemantauan dari fasilitas kesehatan. Dengan melaporkan ke puskesmas, mereka juga bisa melakukan penyelidikan kontak erat.
Isolasi mandiri bisa kamu lakukan selama setidaknya 10 hari atau hingga hasil tes COVID-19 pasien menunjukkan negatif.
Berikit aturan menjalani isolasi mandiri di rumah:
1. Hindari kontak dekat dengan orang serumah
Selama isolasi mandiri di rumah, kamu sebaiknya berada di kamar yang terpisah dengan penghuni rumah lainnya.
Usahakan agar kamar tempat isolasi memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik. Sebisa mungkin, penghuni rumah lainnya tidak masuk ke kamar kamu.
Selain kamar, kamar mandi pun sebaiknya terpisah dengan penghuni lain. Namun, bila tidak memungkinkan, pastikan kamar mandi rutin didisinfeksi.
2. Tidak beraktivitas di luar rumah
Orang yang sedang menjalani isolasi mandiri juga tidak boleh keluar rumah atau pergi ke tempat umum walaupun untuk bekerja.
Kamu sebaiknya bekerja dari rumah selama isolasi mandiri. Bila sakit, sebaiknya beristirahat dulu hingga pulih.
Apabila ada keperluan keluar rumah, seperti membeli makanan atau obat, mintalah orang lain yang tidak sedang menjalani isolasi untuk melakukannya.
3. Pakai masker
Meskipun di rumah saja, kamu tetap perlu mengenakan masker selama isolasi mandiri.
Kenakanlah masker jenis surgical mask untuk mencegah penularan kepada keluarga, atau orang yang berada dalam satu rumah.
4. Gunakan peralatan terpisah
Gunakanlah peralatan makan, seperti piring, gelas, sendok, dan garpu secara terpisah dari penghuni rumah lain.
Sediakan juga tempat sampah khusus untuk membuang tisu yang kamu gunakan saat batuk atau bersin, atau membersihkan mulut atau hidung, dan sampah lainya.
Agar lebih jelas, simak Cara Buang Sampah yang Benar saat Menjalani Isolasi Mandiri.
5. Cuci pakaian secara terpisah
Pakaian orang yang sedang menjalani isolasi mandiri pun perlu kamu cuci secara terpisah dengan penghuni lainnya. Oleh karena itu, mintalah penghuni lain untuk menyiapkan keranjang khusus untuk meletakkan baju kotor kamu.
Berikut proses pencucian pakaian yang perlu penghuni rumah perhatikan saat mencucikan pakaian kamu:
- Gunakan sarung tangan dan masker ketika mencuci pakaian.
- Cuci pakaian dengan menggunakan deterjen dan air dengan suhu 60–90 derajat Celsius, lalu segera keringkan di bawah matahari.
- Segera cuci tangan setelah mencuci pakaian kotor.
- Cuci atau desinfeksi keranjang cucian dan area sekitar tempat pencucian menggunakan cairan desinfektan.
Itulah cara menerapkan isolasi mandiri untuk mencegah penyebaran COVID-19. Nah, setelah sembuh, jangan lupa untuk mensterilisasi kamar tempat isolasi.
Yuk, Intip Cara Sterilisasi Kamar Usai Isolasi Mandiri.
Kamu juga bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc terkait kondisi yang kamu alami.
Selain itu, dapatkan juga obat dan vitamin lainnya untuk mendukung kesehatan tubuh kamu selama dan pasca COVID-19 di Toko Kesehatan Halodoc.
Produk kesehatannya 100% asli dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Tunggu apa lagi? Yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Covid19.go. Diakses pada 2025. Karantina dan Isolasi, Apa Bedanya?
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2025. Isolation and Precautions for People with COVID-19.
Public Health. Diakses pada 2025. Measuring and increasing rates of self-isolation in the context of COVID-19: a systematic review with narrative synthesis.
Kemenkes RI. Diakses pada 2025. COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada.
FAQ
1. Apakah isolasi adalah langkah yang bisa memengaruhi kesehatan mental tanpa disadari?
Ya, isolasi adalah faktor yang dapat menurunkan kemampuan otak memproses emosi karena minimnya interaksi sosial, sehingga beberapa orang lebih rentan mengalami mood swing.
2. Benarkah isolasi adalah metode yang dapat memengaruhi ritme tidur seseorang?
Benar, isolasi adalah kondisi yang bisa mengganggu jam biologis tubuh karena kurangnya paparan cahaya alami dan perubahan rutinitas harian.


