Cek Feses Si Kecil di Rumah, Ketahui 3 Fakta Ini
Halodoc, Jakarta - Memiliki anggota keluarga baru di rumah adalah hal yang menyenangkan. Namun di samping kebahagiaan tersebut, pasti terselip rasa cemas yang dirasakan oleh orang tua baru. Ketika tangisan bayi tidak kunjung henti dan terdapat gejala-gejala penyakit yang orang tua masih belum yakin.
Salah satu hal yang bisa dicek apakah bayi mengalami gangguan utamanya di sekitar pencernaan, maka feses atau tinja bayi bisa menjadi tolak ukur. Cek feses anak dan mengenali feses tersebut adalah hal penting untuk diketahui, sebab jika terjadi hal yang dirasa aneh, orang tua dapat segera memeriksakan kesehatan anak ke dokter.
Cek feses anak adalah semacam pemeriksaan yang dilakukan pada sampel feses atau tinja untuk mendiagnosis sejumlah penyakit pada sistem pencernaan. Pemeriksaan ini umumnya akan dilakukan di laboratorium. Cek feses anak ini dilakukan untuk memeriksa kesehatan anak dan mendeteksi apakah terdapat infeksi yang berasal dari bakteri, virus, atau parasit, dan berbagai penyakit seperti gangguan penyerapan gizi atau bahkan kanker.
Baca Juga: 4 Tanda Masalah Pencernaan yang Diabaikan
Namun, cek feses anak di laboratorium hanya diperlukan saat kondisi anak sudah cukup parah. Untuk bayi yang baru lahir, cek feses anak dapat dilakukan di rumah. Oleh karena itu, ibu harus memahami betul feses bayi yang sehat berdasarkan beberapa aspek berikut:
-
Tekstur Feses
Saat pertama kali lahir, umumnya bayi akan mengeluarkan semua zat yang mungkin tercerna selama di dalam kandungan. Oleh sebab itu, biasanya feses pertama bayi akan berwarna hijau kehitaman dan lengket serta memiliki tekstur yang sedikit kenyal. Setelah memperoleh ASI eksklusif, fases bayi kemudian akan berwarna hijau kehitaman akan terlihat lebih terang dengan warna kekuningan seperti mustard dan sedikit berbau. Tekstur feses bayi yang menyusi akan lebih kasar, sedikit padat. Sementara, bayi yang sudah mulai menerima MPASI, maka fesesnya terkadang masih akan berbentuk seperti makanan yang ia konsumsi. Misalnya, ia mengonsumsi kacang, maka fesesnya akan berbentuk kacang. Hal ini karena pencernaan bayi beradaptasi seiring pertumbuhannya.
Baca Juga: Tips Menyiapkan MPASI Pertama untuk Si Kecil
-
Frekuensi Buang Air Besar
Orang tua bisa cek feses anak melalui frekuensi mereka buang air besar. Saat bayi mulai menerima ASI eksklusif, maka wajarnya ia melakukan BAB minimal empat kali dalam satu hari. Bisa juga bayi hanya BAB sekali dalam seminggu, tetapi tidak perlu panik. Selama tekstur feses bayi masih lembut dan berat badannya terus bertambah, hal ini dikatakan aman.
Selain itu, apabila bayi menangis sebelum atau sesudah BAB, maka orang tua tidak perlu khawatir karena hal ini masih dianggap normal. Tangisan bayi adalah salah satu caranya menyampaikan keinginan untuk BAB.
-
Warna Feses
Cek feses anak bisa dilakukan melalui warna fesesnya. Salah satu warna yang menandakan bahwa kesehatan anak terutama pencernaan mengalami gangguan adalah saat fesesnya berwarna hijau. Biasanya feses yang berwarna hijau terjadi saat bayi menerima laktosa, sensitif terhadap makanan yang masuk ke pencernaan atau pemberian obat.
Selanjutnya, jika warna feses bayi pucat, maka ini menandakan adanya masalah pada liver. Saat bercak darah juga ditemukan dalam feses anak, maka bisa jadi anak mengalami sembelit. Tanda ini menunjukkan anak mengalami alergi atau iritasi pada makanannya. Segera temui dokter jika salah satu hal di atas terjadi saat orang tua melakukan cek feses anak.
Baca Juga: Ciri BAB Normal Pada Anak untuk Ketahui Kondisi Kesehatannya
Bila kamu khawatir tentang kondisi kotoran anak yang mungkin tengah mengganggu kesehatan anak, sebaiknya tanyakan hal tersebut kepada dokter anak. Kamu bisa mempercayakan dokter anak yang ada di Halodoc. Di Halodoc kamu bisa menanyakan terkait dengan kesehatan anak melalui chat, voice, dan video call di menu Contact Doctor. Ayo download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play sekarang juga.