Advertisement

Child Grooming, Ini Fakta tentang Modus Pelecehan pada Anak

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   03 Juni 2025

Child grooming adalah proses manipulasi yang bertujuan mengeksploitasi anak secara seksual, emosional, atau psikologis.

Child Grooming, Ini Fakta tentang Modus Pelecehan pada AnakChild Grooming, Ini Fakta tentang Modus Pelecehan pada Anak

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Child Grooming?
  2. Tanda Anak Mengalami Child Grooming
  3. Ketahui Dampak Child Grooming
  4. Waspadai Ciri-Ciri Pelaku Child Grooming

Tidak semua bentuk pelecehan terhadap anak terjadi secara kasar atau tiba-tiba. 

Beberapa pelaku justru memulainya dengan pendekatan yang tampak penuh perhatian, dalam proses yang dikenal sebagai child grooming.

Penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat untuk memahami apa itu child grooming, mengenali tanda-tandanya, serta melindungi anak-anak dari dampak jangka panjangnya.

Apa Itu Child Grooming?

Child grooming adalah proses manipulasi yang dilakukan oleh pelaku, baik orang dewasa maupun remaja, untuk membangun kedekatan emosional dengan anak, dengan tujuan mengeksploitasi secara seksual, emosional, atau psikologis.

Modus ini bisa terjadi di dunia nyata maupun online, seperti melalui media sosial, game daring, atau aplikasi pesan instan.

Dalam banyak kasus, pelaku berpura-pura menjadi teman sebaya, menunjukkan perhatian lebih, dan memberikan hadiah atau pujian agar anak merasa nyaman dan percaya.

Faktanya, menurut U.S. National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), pelaku grooming sering mengincar anak-anak yang terlihat kesepian, kurang perhatian dari orang tua, atau aktif mencari interaksi di internet.

Baca juga: Bentuk Pelecehan Seksual yang Perlu Diketahui.

Tanda Anak Mengalami Child Grooming

Anak yang menjadi korban grooming tidak selalu langsung menunjukkan tanda fisik. 

Namun, ada beberapa perilaku yang patut dicurigai sebagai sinyal bahaya:

  • Mendadak tertutup dan enggan membagikan aktivitas online.
  • Terlihat stres, cemas, atau takut saat membuka pesan di gadget.
  • Menghapus riwayat chat atau enggan memperlihatkan media sosial.
  • Menerima hadiah atau uang dari seseorang yang tidak dikenal keluarga.
  • Menghabiskan waktu berlebihan di internet, terutama malam hari.
  • Sering membicarakan “teman baru” yang tidak dikenal orang tua.
  • Menunjukkan perubahan suasana hati drastis atau menarik diri dari lingkungan sosial.

Jika kamu melihat satu atau lebih tanda di atas, jangan langsung menyalahkan anak. 

Mereka butuh ruang aman dan pendekatan empatik agar mau bicara terbuka.

Ketahui Dampak Child Grooming

Grooming bukanlah masalah yang bersifat sementara—dampaknya bisa terbawa hingga anak dewasa. 

Beberapa efek jangka panjang yang dapat dialami korban meliputi:

  • Gangguan kecemasan, depresi, hingga trauma berat (PTSD).
  • Rasa bersalah atau malu berlebihan.
  • Kesulitan membentuk hubungan yang sehat di masa depan.
  • Penurunan performa akademik atau semangat belajar.
  • Gangguan kepercayaan diri dan isolasi sosial.

Tak jarang, anak yang menjadi korban grooming merasa bingung dan tidak tahu bahwa mereka sedang dimanipulasi. 

Oleh karena itu, edukasi dan perlindungan dari lingkungan sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Baca selengkapnya: Sering Diabaikan, Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak.

Waspadai Ciri-Ciri Pelaku Child Grooming

Pelaku grooming bisa siapa saja—laki-laki atau perempuan, teman sebaya atau orang dewasa. 

Mereka sering kali menyamar atau memanipulasi identitas agar sulit dikenali. 

Inilah beberapa ciri yang perlu diwaspadai:

  • Terlalu sering menghubungi anak secara pribadi, baik lewat DM, chat, atau video call.
  • Memberi hadiah atau bantuan secara berlebihan, termasuk pada anggota keluarga anak.
  • Selalu mencari alasan untuk menghabiskan waktu dengan anak secara pribadi, termasuk menawarkan bantuan belajar atau ikut campur dalam kegiatan anak.
  • Muncul terus-menerus dalam lingkup keluarga tanpa undangan, misalnya datang ke rumah atau acara keluarga tanpa alasan jelas.
  • Sering melakukan sentuhan fisik seperti memeluk, menyentuh kepala, atau memangku anak tanpa persetujuan.

Ajari anak tentang batasan dalam bersosialisasi, termasuk siapa saja yang boleh menyentuh tubuhnya dan apa yang tidak boleh dirahasiakan dari orang tua. 

Bila anak pernah mengalami interaksi yang membuatnya tidak nyaman, seperti ajakan berbicara topik seksual atau dipaksa menonton konten dewasa, dorong ia untuk bercerita tanpa takut disalahkan.

Saat anak mulai terbuka, dengarkan dengan tenang. Yakinkan bahwa ia telah melakukan hal yang benar dan bahwa semua itu bukan salahnya. 

Tunjukkan bahwa kamu akan mendampinginya, dan pastikan ia tahu bahwa kamu akan menindaklanjuti situasi tersebut secara serius.

Jika kamu merasa kewalahan atau khawatir dengan kondisi psikologis anak, tak perlu ragu untuk bicara dengan psikolog.

Kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog berpengalaman melalui aplikasi Halodoc—mudah, aman, dan bisa diakses kapan saja.

Yuk, jaga kesehatan mental dan keamanan anak dari sekarang!

Referensi: 
Raising Children Network. Diakses pada 2025. How to recognise child grooming signs. 
Praesidium. Diakses pada 2025. Signs of Child Grooming: What to Watch For.
CDC. Diakses pada 2025. About Child Sexual Abuse.
WebMD. Diakses pada 2025. What Is Sexual Grooming?