Advertisement

Demam Naik Turun Tak Kunjung Reda, Waspadai Fase Demam Berdarah

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Caisar Dewi Maulina   15 Desember 2025

Demam naik turun adalah kondisi ketika suhu tubuh tidak stabil dan bisa menandakan infeksi, termasuk demam berdarah.

Demam Naik Turun Tak Kunjung Reda, Waspadai Fase Demam BerdarahDemam Naik Turun Tak Kunjung Reda, Waspadai Fase Demam Berdarah

DAFTAR ISI


Demam naik turun adalah kondisi ketika suhu tubuh seseorang mengalami peningkatan dan penurunan secara berkala.

Kondisi ini seringkali membuat khawatir, karena bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang perlu segera ditangani.

Yuk, bahas lebih lanjut mengenai demam naik turun, termasuk fase demam pada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan penyebab lainnya.

Apa Itu Demam Naik Turun?

Demam naik turun adalah kondisi di mana suhu tubuh seseorang tidak stabil, kadang tinggi dan kadang kembali normal atau bahkan di bawah normal.

Demam sendiri merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi atau peradangan. Suhu tubuh normal biasanya berada di sekitar 36,5–37,5 derajat Celsius. Ketika demam, suhu tubuh bisa naik hingga 38 derajat Celsius atau lebih.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam adalah kondisi ketika suhu tubuh mencapai 38 derajat Celsius atau lebih. Demam bisa menjadi tanda adanya infeksi virus, bakteri, atau parasit dalam tubuh.

Fase Demam pada DBD (Demam Berdarah Dengue)

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Demam pada DBD memiliki karakteristik yang khas, yaitu pola naik turun yang seringkali membingungkan.

Berikut adalah fase demam pada DBD yang perlu diketahui:

  1. Fase Demam Tinggi (1-3 hari): Pada fase ini, pengidap akan mengalami demam tinggi yang bisa mencapai 39-40 derajat Celsius. Demam biasanya muncul secara tiba-tiba dan disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta mual.
  2. Fase Kritis (3-7 hari): Setelah beberapa hari, demam mungkin mulai turun, tetapi ini bukan berarti pengidap sudah sembuh. Fase ini justru merupakan fase kritis, di mana risiko terjadinya komplikasi seperti perdarahan dan syok meningkat. Penting untuk tetap memantau kondisi pengidap secara ketat selama fase ini.
  3. Fase Pemulihan (7-10 hari): Jika pengidap berhasil melewati fase kritis, demam akan benar-benar mereda dan kondisi tubuh berangsur membaik. Pada fase ini, nafsu makan mulai kembali dan tenaga mulai pulih.

Murah dan mudah didapat, Ini 7 Rekomendasi Obat Penurun Panas Anak.

Penyebab Lain Demam Naik Turun

Selain DBD, demam naik turun juga bisa disebabkan oleh berbagai penyakit lain, di antaranya:

  • Tifus (demam tifoid): Infeksi bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan demam tinggi berkepanjangan, nyeri perut, dan gangguan pencernaan.
  • Malaria: Infeksi parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Gejala meliputi demam tinggi, menggigil, dan sakit kepala.
  • Infeksi Saluran Kemih (ISK): Infeksi bakteri pada saluran kemih yang dapat menyebabkan demam, nyeri saat buang air kecil, dan sering buang air kecil.
  • Influenza (flu): Infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan. Gejala meliputi demam, pilek, batuk, dan sakit tenggorokan.
  • Infeksi Virus Lainnya: Berbagai infeksi virus seperti campak, rubella, dan cacar air juga dapat menyebabkan demam naik turun.

Ibu bisa cari tahu juga, Begini Cara Menurunkan Demam pada Orang Dewasa Tanpa Obat.

Gejala Penyerta Demam Naik Turun yang Perlu Diperhatikan

Demam naik turun seringkali disertai dengan gejala lain yang dapat membantu mengidentifikasi penyebabnya. Beberapa gejala penyerta yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan sendi
  • Mual dan muntah
  • Diare atau konstipasi
  • Ruam pada kulit
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk dan pilek
  • Menggigil
  • Kelelahan

Jika mengalami demam naik turun disertai dengan gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun demam adalah respons alami tubuh, ada beberapa kondisi di mana perlu segera mencari pertolongan medis.

Segera periksakan diri ke dokter jika:

  • Demam mencapai 40 derajat Celsius atau lebih.
  • Demam disertai dengan kejang.
  • Demam disertai dengan kesulitan bernapas atau nyeri dada.
  • Demam disertai dengan sakit kepala parah, leher kaku, atau sensitivitas terhadap cahaya.
  • Demam disertai dengan ruam yang menyebar dengan cepat.
  • Demam tidak membaik setelah beberapa hari.

Terutama pada anak-anak, demam yang tinggi atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan harus segera diperiksakan ke dokter.

Cara Menurunkan Demam di Rumah

Sebelum mencari pertolongan medis, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan demam di rumah:

  • Istirahat yang cukup: Istirahat membantu tubuh untuk fokus melawan infeksi.
  • Kompres air hangat: Kompres dahi atau ketiak dengan air hangat dapat membantu menurunkan suhu tubuh.
  • Minum banyak cairan: Demam dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga penting untuk minum banyak air putih, jus buah, atau kaldu.
  • Mandi air hangat: Mandi air hangat dapat membantu menurunkan suhu tubuh secara perlahan.
  • Obat penurun demam: Jika diperlukan, dapat mengonsumsi obat penurun demam yang dijual bebas seperti paracetamol atau ibuprofen. Selalu baca aturan pakai dan konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika memiliki kondisi medis tertentu.

Rekomendasi obat demam di Halodoc:

Pencegahan Demam Naik Turun

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena demam naik turun antara lain:

  • Menjaga kebersihan diri: Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah beraktivitas di tempat umum atau sebelum makan.
  • Mengkonsumsi makanan bergizi: Makanan bergizi membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
  • Istirahat yang cukup: Istirahat yang cukup membantu menjaga daya tahan tubuh tetap optimal.
  • Vaksinasi: Vaksinasi dapat melindungi dari beberapa penyakit yang menyebabkan demam, seperti influenza dan campak.
  • Mencegah gigitan nyamuk: Gunakan kelambu saat tidur, gunakan obat nyamuk, dan hindari berada di tempat-tempat yang banyak nyamuk.

Kesimpulan

Demam naik turun adalah kondisi yang perlu diwaspadai, karena bisa menjadi gejala dari berbagai penyakit seperti DBD, tifus, atau malaria.

Penting untuk mengenali fase demam pada DBD dan gejala penyerta lainnya agar dapat segera mencari pertolongan medis yang tepat.

Selain itu, menjaga kebersihan diri, mengonsumsi makanan bergizi, dan istirahat yang cukup juga penting untuk mencegah terjadinya demam naik turun.

Jika kamu atau orang terdekat mengalami demam naik turun, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2025. Fever: What you need to know.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Fever – Symptoms and causes. 
Healthline. Diakses pada 2025. Fever. 
Halodoc. Diakses pada 2025. 3 Pemeriksaan Laboratorium untuk Mendiagnosis Penyakit Demam

FAQ

1. Apakah demam naik turun bisa dipicu oleh ritme sirkadian tubuh?

Ya. Demam naik turun dapat dipengaruhi jam biologis tubuh, karena suhu tubuh alami cenderung lebih tinggi pada sore–malam hari sehingga memperjelas fluktuasi demam.

2. Benarkah alergi tertentu bisa menyebabkan demam naik turun?

Bisa. Pada sebagian orang, reaksi alergi berat dapat memicu peradangan sistemik yang menyebabkan demam naik turun, meski ini jarang terjadi.

3. Apakah dehidrasi dapat memperparah pola demam naik turun?

Ya. Ketika tubuh kekurangan cairan, mekanisme pengaturan suhu menjadi terganggu sehingga demam naik turun dapat terasa lebih intens dan lebih sering.

4. Bisakah gangguan hormon memicu demam naik turun?

Bisa. Ketidakseimbangan hormon tiroid atau hormon stres (kortisol) dapat memengaruhi suhu tubuh sehingga muncul pola demam naik turun tanpa infeksi.

5. Apakah demam naik turun bisa muncul akibat infeksi yang sudah lama tidak aktif?

Ya. Beberapa infeksi kronis seperti TBC atau malaria dapat menunjukkan gejala demam naik turun karena bakteri atau parasitnya aktif dalam siklus tertentu.