Advertisement

Fetisisme Seksual dalam Pandangan Medis, Ini Faktanya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   15 September 2025

Fetisisme bisa dianggap sebagai kelainan (parafilia) jika menyebabkan stres atau gangguan signifikan dalam kehidupan individu.

Fetisisme Seksual dalam Pandangan Medis, Ini FaktanyaFetisisme Seksual dalam Pandangan Medis, Ini Faktanya

DAFTAR ISI

  1. Definisi Fetisisme Seksual
  2. Penjelasan Medis tentang Fetisisme
  3. Penyebab Fetisisme
  4. Gejala Fetisisme
  5. Diagnosis Fetisisme
  6. Dampak Fetisisme pada Kehidupan Seksual dan Sosial
  7. Pengobatan Fetisisme
  8. Pentingnya Dukungan dan Penerimaan Diri
  9. Pencegahan Fetisisme
  10. Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Fetisisme adalah ketertarikan seksual yang kuat dan berulang terhadap benda mati (fetish) atau bagian tubuh non-genital.

Kondisi ini dianggap sebagai kelainan (parafilia) jika menyebabkan stres atau gangguan signifikan dalam kehidupan individu atau membahayakan orang lain.

Definisi Fetisisme Seksual

Fetisisme seksual adalah kondisi ketika seseorang mengalami gairah seksual yang intens dan berulang terhadap benda mati atau bagian tubuh tertentu yang bukan merupakan organ seksual utama.

Objek atau bagian tubuh ini disebut sebagai fetish. Ketertarikan ini bisa menjadi satu-satunya sumber gairah seksual atau preferensi yang dominan.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), fetisisme dianggap sebagai gangguan parafilik jika menyebabkan tekanan atau gangguan signifikan dalam kehidupan individu atau jika melibatkan perilaku yang membahayakan orang lain.

Jika kamu butuh teman bicara, Ini Rekomendasi Psikolog Online Berpengalaman di Halodoc yang bisa dihubungi kapan pun dan di mana pun.

Penjelasan Medis tentang Fetisisme

Dari sudut pandang medis, fetisisme termasuk dalam kategori parafilia, yaitu ketertarikan seksual yang tidak lazim.

Parafilia baru dianggap sebagai gangguan jika menyebabkan distres klinis atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya dalam kehidupan individu, atau jika melibatkan orang lain yang tidak setuju (non-consenting).

Fetisisme dapat melibatkan berbagai macam objek atau bagian tubuh. Beberapa fetish yang umum meliputi:

  • Pakaian (seperti pakaian dalam, sepatu, atau seragam)
  • Bahan (seperti kulit, lateks, atau sutra)
  • Bagian tubuh non-genital (seperti kaki, rambut, atau tangan)

Penyebab Fetisisme

Penyebab pasti fetisisme belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang mungkin berperan:

  • Faktor psikologis: Teori psikologis menunjukkan bahwa fetisisme mungkin berkembang sebagai hasil dari pengkondisian klasik atau asosiasi antara objek atau bagian tubuh tertentu dengan pengalaman seksual yang menyenangkan.
  • Faktor neurologis: Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mungkin ada perbedaan dalam aktivitas otak individu dengan fetisisme dibandingkan dengan individu tanpa fetisisme.
  • Faktor sosial dan budaya: Lingkungan sosial dan budaya juga dapat memainkan peran dalam perkembangan fetisisme. Paparan terhadap objek atau ide tertentu dalam konteks seksual dapat memengaruhi perkembangan preferensi seksual.

Gejala Fetisisme

Gejala utama fetisisme adalah gairah seksual yang intens dan berulang terhadap fetish. Gejala lain yang mungkin menyertai fetisisme meliputi:

  • Penggunaan fetish untuk mencapai kepuasan seksual (misalnya, masturbasi dengan fetish atau menggunakan fetish selama aktivitas seksual dengan pasangan).
  • Kesulitan mencapai kepuasan seksual tanpa fetish.
  • Perasaan tertekan atau cemas jika tidak dapat mengakses fetish.
  • Perilaku kompulsif terkait dengan fetish (misalnya, menghabiskan waktu berlebihan untuk mencari atau mengumpulkan fetish).

Diagnosis Fetisisme

Diagnosis fetisisme sebagai gangguan parafilik ditegakkan oleh profesional kesehatan mental (seperti psikolog atau psikiater) berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam DSM-5.

Kriteria ini meliputi:

  • Adanya gairah seksual yang intens dan berulang terhadap benda mati atau bagian tubuh non-genital.
  • Gairah ini telah berlangsung setidaknya selama 6 bulan.
  • Gairah atau perilaku menyebabkan distres klinis atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya dalam kehidupan individu.

Dampak Fetisisme pada Kehidupan Seksual dan Sosial

Fetisisme dapat memiliki dampak yang bervariasi pada kehidupan individu, tergantung pada tingkat keparahan dan bagaimana hal itu memengaruhi fungsi mereka.

Beberapa dampak potensial meliputi:

  • Masalah dalam hubungan: Fetisisme dapat menyebabkan masalah dalam hubungan jika pasangan tidak memahami atau menerima fetish tersebut.
  • Distres psikologis: Individu dengan fetisisme mungkin mengalami perasaan malu, bersalah, atau cemas terkait dengan preferensi seksual mereka.
  • Masalah hukum: Dalam beberapa kasus, perilaku terkait dengan fetisisme dapat melanggar hukum (misalnya, jika melibatkan pencurian atau perilaku eksibisionistik).

Pengobatan Fetisisme

Pengobatan fetisisme biasanya melibatkan terapi psikologis dan, dalam beberapa kasus, obat-obatan. Beberapa pendekatan pengobatan yang umum meliputi:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT): CBT membantu individu untuk mengidentifikasi dan mengubah pikiran dan perilaku yang tidak sehat terkait dengan fetisisme. Ini yang perlu kamu ketahui soal Terapi Perilaku – Tujuan, Jenis, dan Prosedurnya berikut ini.
  • Terapi psikodinamik: Terapi ini berfokus pada pemahaman akar psikologis dari fetisisme.
  • Obat-obatan: Obat-obatan, seperti antidepresan atau antiandrogen, dapat digunakan untuk mengurangi dorongan seksual dalam kasus yang parah.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan fetisisme adalah proses yang individual dan membutuhkan komitmen dari individu yang bersangkutan.

Dengan dukungan yang tepat, individu dengan fetisisme dapat belajar untuk mengelola preferensi seksual mereka dan menjalani kehidupan yang sehat dan memuaskan.

Pentingnya Dukungan dan Penerimaan Diri

Menerima diri sendiri dan mencari dukungan dari orang lain adalah langkah penting bagi individu dengan fetisisme.

Bergabung dengan kelompok dukungan atau mencari konseling dapat membantu individu untuk merasa tidak sendirian dan belajar strategi untuk mengatasi tantangan yang terkait dengan fetisisme.

Penting juga untuk diingat bahwa fetisisme bukanlah sesuatu yang memalukan dan bahwa setiap orang berhak untuk menjalani kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan, asalkan tidak membahayakan orang lain.

Menurut WHO, kesehatan seksual adalah keadaan kesejahteraan fisik, emosional, mental, dan sosial dalam kaitannya dengan seksualitas.

Ini bukan hanya tidak adanya penyakit, disfungsi, atau kelemahan.

Kesehatan seksual membutuhkan pendekatan yang positif dan menghormati seksualitas dan hubungan seksual, serta kemungkinan untuk mendapatkan pengalaman seksual yang menyenangkan dan aman, bebas dari paksaan, diskriminasi, dan kekerasan.

Para ahli juga menekankan pentingnya edukasi seksualitas yang komprehensif untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan seksual dan reproduksi.

Pencegahan Fetisisme

Karena penyebab pasti fetisisme belum diketahui, tidak ada cara yang pasti untuk mencegahnya.

Namun, beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko perkembangan fetisisme meliputi:

  • Mempromosikan pendidikan seksualitas yang sehat dan komprehensif sejak usia dini.
  • Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi individu untuk mengeksplorasi identitas seksual mereka.
  • Mengatasi masalah kesehatan mental yang mendasari, seperti kecemasan atau depresi.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Jika mengalami gejala-gejala fetisisme yang menyebabkan distres atau gangguan dalam kehidupan, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.

Bantuan profesional juga diperlukan jika perilaku terkait dengan fetisisme membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang fetisisme atau kesehatan seksual, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog di Halodoc dengan cara klik banner di bawah ini!

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2025. Fetishistic Disorder.
Medicine Net. Diakses pada 2025. Medical Definition of Fetishism.