Gangguan Kepribadian Ambang Bisa Ditandai dengan Depresi

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 September 2020
Gangguan Kepribadian Ambang Bisa Ditandai dengan DepresiGangguan Kepribadian Ambang Bisa Ditandai dengan Depresi

Halodoc, Jakarta – Gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (BPD) adalah gangguan mental yang memengaruhi cara seseorang berpikir dan merasakan tentang dirinya sendiri dan orang lain, sehingga menyebabkan masalah fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Nah, gangguan tersebut bisa dikenali dari salah satu tanda yang umum terjadi, yaitu depresi.

Banyak orang yang mengidap gangguan kepribadian ambang juga mengalami depresi. Faktanya, sangat jarang BPD yang tidak disertai dengan depresi. Namun, depresi juga bisa disebabkan oleh banyak kondisi kesehatan mental lainnya, seperti gangguan mood, gangguan skizoafektif (gangguan psikotik yang mencakup gejala suasana hati), dan beberapa jenis gangguan kepribadian. Jadi, bagaimana cara mengenali depresi yang disebabkan oleh gangguan kepribadian ambang? 

Baca juga: Apa yang Membedakan Gangguan Bipolar dengan Depresi?

Gejala Depresi pada Gangguan Kepribadian Ambang

Pengidap gangguan kepribadian ambang sangat takut ditinggalkan dan tidak bisa menerima kesendirian. Namun, kemarahan yang tidak terkendali, sikap impulsif, dan perubahan suasana hati yang sering terjadi dapat membuat orang lain menjauh. Meski begitu, pengidap sebenarnya ingin memiliki hubungan yang dekat dan langgeng dengan orang tersebut.

Nah, gejala depresi biasanya muncul akibat perasaan stres dalam diri pengidap. Misalnya, setelah pengidap mengalami penolakan oleh orang lain atau putus hubungan. Namun, depresi seperti itu biasanya hanya bersifat sementara dan bisa menghilang saat hubungan dengan orang lain membaik. 

Menurut The Medical Journal of Australia, orang dengan gangguan kepribadian ambang juga mengalami depresi sebagai cara untuk mengungkapkan perasaannya, seperti kemarahan, frustasi, kebencian, ketidakberdayaan, dan kekecewaan.

Pengidap menggunakan depresi untuk mengomunikasikan perasaan tidak senangnya terhadap orang atau situasi tertentu. Depresi seperti itu tidak dapat diatasi dengan pengobatan antidepresan, melainkan dengan terapi untuk membantu pengidap mengenali perasaan yang mendasarinya dan untuk mengatasi masalah dengan cara yang lebih adaptif.

Depresi pada Gangguan Kepribadian Ambang Perlu Diobati

Gejala depresi pada pengidap gangguan kepribadian ambang sebaiknya tidak diabaikan dan segera diobati, karena dapat memicu tindakan melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri. Jadi, bila kamu atau orang yang kamu kenal mengidap gangguan kepribadian ambang dan juga depresi, segera temui ahli kesehatan mental untuk membicarakan pengobatan terbaik. Atau kamu juga bisa curhat mengenai masalah kesehatan mental yang kamu alami pada psikolog melalui Halodoc

Baca juga: Waspada 5 Komplikasi dari Gangguan Kepribadian Ambang

Sebenarnya, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa pengidap gangguan kepribadian yang mengalami depresi merespons pengobatan lebih buruk daripada mereka yang tidak memiliki gangguan kepribadian.

Sebuah meta-analisis dari studi yang meneliti hasil pengobatan depresi pada orang yang mengidap gangguan kepribadian dan depresi menemukan bahwa mereka memiliki respons yang lebih buruk terhadap pengobatan terlepas dari metode pengobatan, yaitu obat-obatan atau psikoterapi.

Namun, kabar baiknya apabila pengidap gangguan kepribadian ambang dan depresi menjalani pengobatan untuk gangguan mental tersebut dan terlihat ada perbaikan, maka gejala depresi juga bisa menghilang. Namun, efek ini tampaknya hanya berfokus memperbaiki satu masalah saja. Jadi, pengobatan yang hanya berfokus pada depresi tampaknya tidak memperbaiki gejala gangguan kepribadian ambang pada pengidap yang memiliki kedua kondisi tersebut.

Jadi, pengobatan yang berfokus pada gejala gangguan kepribadian ambang mungkin paling efektif dalam mengurangi gejala kedua kondisi tersebut. Kebanyakan gangguan kepribadian ambang dapat diobati dengan melakukan psikoterapi dan mengonsumsi obat-obatan. Dokter mungkin akan merekomendasikan rawat inap bila gejala yang dialami pengidap sudah sampai tahap membahayakan keselamatannya.

Baca juga: Gangguan Kepribadian Ambang, Apa Perlu Dampingan Psikolog?

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga untuk menghubungi psikolog terpercaya kapan pun kamu butuhkan.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Borderline personality disorder
The Medical Journal of Australia. Diakses pada 2020. Depression and borderline personality disorder.
Verywell. Diakses pada 2020. A Guide to When BPD and Depression Occur Together


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan