Gusi Geraham Bengkak, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   24 Januari 2025

Gusi geraham bengkak dapat ditangani dengan menyikat gigi secara rutin.

Gusi Geraham Bengkak, Ini Penyebab dan Cara MengatasinyaGusi Geraham Bengkak, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI

  1. Penyebab Gusi Geraham Bengkak
  2. Apa Kata Riset?
  3. Ini Cara Mengatasi Gusi Geraham Bengkak

Gusi geraham bengkak seringkali menjadi masalah yang mengganggu, terutama saat makan atau menyikat gigi. 

Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri, kemerahan, hingga kesulitan membuka mulut. Penyebabnya pun beragam, mulai dari infeksi, gigi bungsu yang tumbuh, hingga kebersihan mulut yang kurang terjaga.

Apabila dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik, gusi yang bengkak bisa memengaruhi kesehatan gigi secara keseluruhan. 

Oleh sebab itu, penting untuk mengenali penyebabnya sejak dini, agar kamu bisa mengambil langkah-langkah tepat untuk meredakan masalah ini. 

Penyebab Gusi Geraham Bengkak

Gusi geraham bengkak adalah masalah yang umum terjadi, namun sering kali diabaikan. 

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor yang terkait dengan kesehatan mulut dan kebersihan gigi. 

Untuk membantu kamu memahami masalah ini dengan lebih baik, berikut ini berbagai penyebab utama gusi geraham bengkak:

1. Gingivitis (Radang Gusi)

Gingivitis adalah penyebab paling umum dari gusi bengkak. Penyakit ini biasanya terjadi karena penumpukan plak, yaitu lapisan lengket berisi bakteri yang menempel pada gigi. 

Jika plak tidak dibersihkan dengan baik melalui menyikat gigi atau menggunakan benang gigi, bakteri di dalam plak dapat mengiritasi gusi dan menyebabkan peradangan.

Gejalanya meliputi gusi yang bengkak, merah, dan mudah berdarah saat menyikat gigi. 

2. Perikoronitis

Perikoronitis terjadi saat gigi geraham bungsu sedang tumbuh dan sebagian gusi masih menutupinya.

Area ini sering kali sulit dibersihkan, sehingga menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. 

Akibatnya, gusi di sekitar gigi yang sedang tumbuh dapat membengkak, merah, dan terasa nyeri.

Kondisi ini juga dapat membuat rahang sulit dibuka dan bahkan memicu bau mulut.

Jika dibiarkan, perikoronitis dapat memerlukan perawatan seperti pembersihan mendalam atau pencabutan gigi. 

3. Abses Gigi

Abses adalah infeksi bakteri yang menimbulkan kumpulan nanah di sekitar gigi atau gusi. 

Biasanya disebabkan oleh kerusakan gigi, gigi berlubang yang tidak dirawat, atau infeksi pada akar gigi. Abses sering kali menyebabkan gusi terasa bengkak, nyeri, bahkan berdenyut.

Selain itu, kondisi ini juga dapat disertai gejala lain seperti demam, pembengkakan di wajah, dan rasa tidak nyaman saat mengunyah. 

Alami abses gigi? Ketahui Langkah Pengobatan Abses Gigi yang Tepat dan Aman.

4. Iritasi Akibat Makanan atau Benda Asing

Makanan atau benda asing yang tersangkut di antara gigi dan gusi dapat menjadi penyebab langsung iritasi. 

Sisa makanan, seperti kulit jagung atau serat daging, sering kali tidak sengaja tersangkut dan tidak dibersihkan. 

Apabila dibiarkan, gusi bisa meradang dan membengkak akibat infeksi ringan di area tersebut.

5. Tidak Menjaga Kebersihan Mulut

Kurangnya kebiasaan menjaga kebersihan mulut, seperti jarang menyikat gigi, tidak menggunakan benang gigi, atau tidak melakukan pembersihan rutin ke dokter gigi, dapat menyebabkan plak dan karang gigi menumpuk. 

Kedua hal tersebut dapat mengiritasi gusi, sehingga membuatnya mudah membengkak dan terinfeksi.

Dengan memahami penyebab-penyebab ini, kamu bisa lebih waspada dan mengambil tindakan untuk mencegah gusi bengkak. 

Jika gejala terus berlanjut atau semakin parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi agar mendapatkan perawatan yang tepat.

Apa Kata Riset?

Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal BMC Oral Health telah meninjau bagaimana gejala yang berhubungan dengan kesehatan gusi, mulai dari gingivitis ringan hingga penyakit periodontal yang lebih serius, memengaruhi kualitas hidup sehari-hari. 

Penelitian ini melibatkan 27 orang yang melaporkan gejala dari masalah gusi yang ringan hingga parah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengidap gingivitis merasakan dampak penurunan kualitas hidup yang signifikan pada kehidupan mereka, termasuk dampak sosial dan psikologis. 

Selain itu, peneliti juga menyarankan untuk meningkatkan kesadaran diri dalam menjaga kesehatan mulut serta mengelola gejala dari masalah gusi dalam pendekatan yang lebih fokus pada perawatan pasien.

Ini Cara Mengatasi Gusi Geraham Bengkak

Gusi geraham yang bengkak bisa menyebabkan rasa tidak nyaman hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti makan atau berbicara. 

Namun, kamu tidak perlu khawatir. Kamu bisa melakukan langkah berikut ini untuk mengatasi gusi geraham bengkak: 

1. Sikat Gigi dengan Rutin

Kunci utama untuk mengatasi dan mencegah pembengkakan gusi adalah dengan menjaga kebersihan mulut. 

Sikat gigi secara teratur dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. 

Pastikan kamu menggunakan sikat gigi yang lembut untuk menghindari iritasi lebih lanjut pada gusi.
Selain itu, jangan lupa membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi setiap hari. 

Sisa makanan yang menumpuk di antara gigi dapat memicu pertumbuhan bakteri dan menyebabkan peradangan. 

Jika merasa sulit, kamu bisa mencoba menggunakan alat seperti water flosser untuk hasil lebih maksimal. 

2. Berkumur dengan Larutan Garam Hangat

Larutan garam hangat dikenal sebagai obat alami yang sederhana namun sangat efektif untuk mengurangi pembengkakan gusi. 

Garam memiliki sifat antiseptik yang dapat membunuh bakteri penyebab infeksi di area gusi.

Cara membuatnya cukup mudah, kamu bisa mencampur setengah sendok teh garam ke dalam segelas air hangat. 

Kemudian, berkumurlah perlahan selama 30 detik sebelum meludahkannya. Lakukan ini 2–3 kali sehari untuk hasil yang optimal. 

3. Kompres Dingin atau Hangat

Mengompres pipi di bagian luar gusi yang bengkak dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. 

Kompres dingin cocok digunakan jika pembengkakan diiringi rasa nyeri akut. Bungkus es batu dengan kain bersih, lalu tempelkan pada pipi selama 15 menit.

Sebaliknya, jika pembengkakan disertai rasa kaku atau pegal pada rahang, kompres hangat bisa digunakan untuk melancarkan aliran darah di sekitar area tersebut. 

Tempelkan kain hangat pada pipi selama beberapa menit, dan ulangi beberapa kali sehari sesuai kebutuhan. 

4. Mengonsumsi Obat Pereda Nyeri

Apabila rasa sakit cukup mengganggu, kamu bisa menggunakan obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau paracetamol. 

Obat ini tidak hanya mengurangi rasa sakit tetapi juga membantu meredakan peradangan.

Namun, penting untuk mengikuti dosis yang tertera pada kemasan atau anjuran dokter. 

Jika kamu memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain, konsultasikan terlebih dahulu dengan apoteker atau dokter sebelum mengambil obat. 

5. Hindari Pemicu Iritasi

Selama masa penyembuhan, sangat penting untuk menghindari hal-hal yang bisa memperparah kondisi gusi. 

Makanan yang terlalu panas, dingin, pedas, atau asam dapat semakin mengiritasi gusi yang sudah sensitif.

Selain itu, hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol. Merokok, misalnya, dapat memperlambat proses penyembuhan jaringan gusi karena mengurangi aliran darah ke area tersebut. 

6. Kunjungi Dokter Gigi

Jika pembengkakan gusi tidak kunjung membaik setelah beberapa hari meskipun sudah melakukan langkah-langkah di atas, segera periksakan diri ke dokter gigi. 

Beberapa kasus pembengkakan gusi mungkin disebabkan oleh infeksi serius, seperti abses gigi atau perikoronitis, yang memerlukan perawatan profesional.

Dokter gigi dapat membersihkan area yang terinfeksi, memberikan obat antibiotik jika diperlukan, atau melakukan prosedur seperti pencabutan gigi bungsu jika itu menjadi penyebab utama. 

Sebaiknya jangan menunda-nunda pemeriksaan, karena kondisi yang dibiarkan tidak diobati dapat memicu komplikasi lebih serius.

Kamu juga bisa menghubungi dokter di Halodoc untuk mendiskusikan keluhanmu serta memperoleh penanganan yang tepat.

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan cepat dan mudah, tanpa harus ke luar rumah.

Jangan khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa memesan jadwal konsultasi di lain waktu dengan Halodoc.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, konsultasi dengan dokter di Halodoc sekarang juga!

Referensi: 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Pericoronitis; Swollen Gums.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Gingivitis.
Broomhead T, et al. Diakses pada 2025. Gum health and quality of life—subjective experiences from across the gum health-disease continuum in adults.