Advertisement

Herpes Zoster: Kapan Perlu Pemeriksaan Penunjang?

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlian Dimas SpDVE   13 Mei 2025

Selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang penting dalam memastikan diagnosis herpes zoster.

Herpes Zoster: Kapan Perlu Pemeriksaan Penunjang?Herpes Zoster: Kapan Perlu Pemeriksaan Penunjang?

Herpes zoster adalah infeksi virus varicella-zoster yang menyebabkan ruam menyakitkan. Oleh sebab itu, diagnosis dini dan akurat sangat penting untuk penanganan yang efektif.

Selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang memegang peranan penting dalam memastikan diagnosis dan menyingkirkan kondisi lain.

Artikel ini akan membahas kapan dan mengapa pemeriksaan penunjang diperlukan, jenis-jenis tes yang tersedia, dan bagaimana hasil tes tersebut membantu dalam penatalaksanaan herpes zoster.

Pentingnya Pemeriksaan Penunjang pada Diagnosis Herpes Zoster

Diagnosis herpes zoster seringkali dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, terutama adanya ruam khas yang mengikuti dermatom (area kulit yang dipersarafi oleh satu saraf spinal).

Namun, pada beberapa kasus, gejala awal bisa tidak jelas atau ruam tidak muncul, sehingga menyulitkan diagnosis.

Pemeriksaan penunjang menjadi krusial dalam situasi berikut:

  • Diagnosis dini: Memastikan diagnosis pada tahap awal, terutama jika gejala tidak khas.
  • Kasus tanpa ruam: Mengkonfirmasi herpes zoster tanpa adanya ruam yang jelas.
  • Diagnosis banding: Membedakan herpes zoster dari kondisi lain dengan gejala serupa.

Kapan Perlu Pemeriksaan Penunjang Herpes Zoster?

Pemeriksaan penunjang untuk herpes zoster dipertimbangkan dalam kondisi sebagai berikut:

  • Gejala atipikal: Ketika presentasi klinis tidak sesuai dengan gambaran herpes zoster klasik.
  • Imunosupresi: Pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS atau penerima transplantasi organ.
  • Komplikasi: Jika muncul komplikasi seperti keterlibatan saraf kranial atau diseminasi (penyebaran) virus.
  • Diagnosis banding: Untuk menyingkirkan kondisi lain seperti infeksi bakteri atau reaksi alergi.

Jenis-Jenis Pemeriksaan Penunjang untuk Herpes Zoster

Beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang umum digunakan untuk mendiagnosis herpes zoster meliputi:

1. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction)

Tes PCR adalah metode yang sangat sensitif untuk mendeteksi DNA virus varicella zoster (VZV) pada sampel kulit atau cairan dari lepuhan.

Keunggulan tes ini adalah kemampuannya untuk memberikan hasil yang cepat dan akurat, bahkan pada kasus dengan viral load rendah atau tanpa ruam yang jelas.

Menurut studi yang dipublikasikan di Journal of Clinical Microbiology, PCR memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dalam mendeteksi VZV dibandingkan dengan metode diagnostik lainnya.

2. Tes Serologi

Tes serologi bertujuan untuk mendeteksi adanya antibodi IgM dan IgG terhadap VZV dalam darah.

Peningkatan kadar IgM menunjukkan infeksi akut, sementara peningkatan IgG menunjukkan infeksi sebelumnya atau respons imun terhadap vaksinasi.

Meskipun tes serologi dapat membantu dalam diagnosis, interpretasinya harus hati-hati karena antibodi IgG dapat bertahan seumur hidup setelah infeksi cacar air atau vaksinasi.

3. Kultur Virus

Kultur virus melibatkan pengambilan sampel cairan dari lepuhan dan menumbuhkannya pada media khusus di laboratorium.

Metode ini memungkinkan isolasi dan identifikasi virus VZV. Namun, kultur virus membutuhkan waktu yang lebih lama (3-14 hari) dibandingkan dengan tes PCR dan kurang sensitif, sehingga jarang digunakan sebagai metode diagnostik utama.

4. Tes Tzanck

Tes Tzanck adalah metode sederhana dan cepat yang melibatkan pengambilan sampel dari dasar lepuhan dan memeriksanya di bawah mikroskop.

Tes ini dapat mengidentifikasi sel-sel epitel yang mengalami perubahan sitopatologis khas akibat infeksi herpesvirus, seperti adanya sel datia berinti banyak (multinucleated giant cells).

Meskipun cepat, tes Tzanck tidak spesifik untuk VZV karena perubahan serupa dapat ditemukan pada infeksi virus herpes lainnya.

Bagaimana Interpretasi Hasil Pemeriksaan Penunjang?

Interpretasi hasil pemeriksaan penunjang harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dalam diagnosis dan penatalaksanaan herpes zoster.

Secara umum, hasil positif pada tes PCR atau kultur virus menunjukkan adanya infeksi aktif VZV. Peningkatan signifikan kadar antibodi IgM pada tes serologi juga mengindikasikan infeksi akut.

Penting untuk diingat bahwa hasil negatif palsu dapat terjadi, terutama jika sampel diambil terlalu awal dalam perjalanan penyakit atau jika viral load rendah. Oleh karena itu, hasil negatif harus dievaluasi bersamaan dengan gambaran klinis pasien.

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Mendapatkan Hasil Pemeriksaan?

Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan penunjang, konsultasikan dengan dokter untuk membahas rencana perawatan yang sesuai.

Pengobatan herpes zoster biasanya melibatkan pemberian antivirus seperti acyclovir, valacyclovir, atau famciclovir, yang efektif dalam mengurangi durasi penyakit dan mencegah komplikasi.

Selain itu, dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri untuk mengatasi nyeri yang terkait dengan herpes zoster. Penting untuk mengikuti semua instruksi dokter dan minum obat sesuai resep.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika kamu mencurigai adanya herpes zoster, terutama jika Anda mengalami gejala berikut:

  • Nyeri atau kesemutan pada satu sisi tubuh.
  • Ruam yang berkembang menjadi lepuhan.
  • Demam atau malaise.
  • Nyeri kepala atau kelelahan.

Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mencegah komplikasi serius, seperti neuralgia pascaherpetik (nyeri kronis setelah ruam sembuh), gangguan penglihatan, atau infeksi bakteri sekunder.

Hubungi Dokter di Halodoc untuk Mengatasi Herpes Zoster

Jika kamu mengalami masalah herpes zoster, jangan ragu untuk menghubungi dokter spesialis kulit dan kelamin di Halodoc.

Mereka bisa memberikan saran perawatan yang tepat sekaligus merekomendasikan produk terbaik.

Jangan ragu, dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:

1. dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E

Dokter pertama yang bisa kamu hubungi adalah dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 2013 dan Universitas Hasanuddin pada 2022.

Saat ini, dokter Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E berpraktik di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.

Ia juga tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 7321602322144303.

Berpengalaman sebagai dokter spesialis kulit selama 10 tahun, dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E mampu memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait berbagai masalah herpes zoster.

Chat dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E dari Rp 59.000,- di Halodoc.

2. dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E

Kamu juga bisa menghubungi Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E apabila membutuhkan pengobatan terkait herpes zoster.

Ia merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada 2011 dan Universitas Udayana pada 2017. 

Ia kini berpraktik di Denpasar, Bali dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 5121 602423127230.

Berbekal pengalaman selama 12 tahun, dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar masalah herpes zoster.

Chat dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc. 

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.

Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Tunggu apa lagi? Yuk pakai Halodoc sekarang!

Referensi:
Journal of Clinical Microbiology. Diakses pada 2025. Comparison of PCR, real-time PCR and conventional cell culture for detection of varicella-zoster virus in clinical samples.
World Health Organization. Diakses pada 2025. Herpes zoster.