Idap Inkontinensia Urine, Ini Cara Mengatasinya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 November 2019
Idap Inkontinensia Urine, Ini Cara MengatasinyaIdap Inkontinensia Urine, Ini Cara Mengatasinya

Halodoc, Jakarta – Mengompol adalah hal yang wajar bila terjadi pada bayi dan batita, tetapi bagaimana bila yang mengompol adalah orang dewasa. Nyatanya, orang dewasa bisa saja sering mengompol bila mengidap inkontinensia urine. Masalah kesehatan yang satu ini terjadi karena hilangnya kemampuan kontrol kandung kemih. Mengidap inkontinensia urine tentu saja memalukan. Namun, enggak perlu khawatir, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi inkontinensia urine. Yuk, simak di sini.

Inkontinensia urine menyebabkan pengidapnya mengeluarkan urine dengan tidak disengaja. Artinya, mereka bisa buang air kecil (BAK) meskipun ketika tidak mau. Hal ini terjadi karena kontrol kandung kemih yang melemah atau tidak berfungsi dengan baik. Tingkat keparahan inkontinensia urine pun bervariasi, mulai dari yang ringan seperti kadang-kadang air seni merembes ketika kamu batuk atau bersin, sampai keinginan buang air kecil yang begitu kuat dan tiba-tiba, sehingga kamu tidak sanggup menahannya hingga berada di toilet. 

Inkontinensia urine biasanya lebih sering dialami oleh lansia dan kebanyakan pengidapnya adalah wanita.

Baca juga: Inilah Alasan Wanita Lebih Rentan Inkontinensia Urine

Penyebab Inkontinensia Urine

Inkontinensia urine sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan sebuah gejala. Hal ini bisa disebabkan oleh kebiasaan sehari-hari, kondisi medis tertentu, ataupun masalah fisik. Berdasarkan jangka waktunya, inkontinensia urine dikelompokkan menjadi dua, yaitu inkontinensia urine sementara dan tetap.

Inkontinensia urine sementara biasanya disebabkan oleh makanan, minuman dan obat-obatan yang bersifat diuretik, yang merangsang kandung kemih dan meningkatkan volume urine kamu. Makanan atau minuman yang dapat menyebabkan inkontinensia urine sementara, antara lain alkohol, kafein, minuman berkarbonasi, pemanis buatan, cokelat, cabai, makanan berbumbu kuat, seperti gula atau asam, terutama buah jeruk. Sedangkan obat-obatan penyebab gangguan inkontinensia urine sementara adalah obat jantung dan tekanan darah, obat penenang, dan vitamin C dalam dosis tinggi.

Inkontinensia urine sementara juga bisa disebabkan oleh kondisi medis yang mudah diobati, seperti:

  • Infeksi saluran kemih. Infeksi ini dapat mengiritasi kandung kemih kamu, sehingga menyebabkan kamu memiliki keinginan kuat untuk buang air kecil dan terkadang inkontinensia.

  • Sembelit. Rektum terletak di dekat kandung kemih dan berbagi saraf yang sama. Nah, bila kamu mengalami sembelit, tinja yang keras dan padat di dubur dapat menyebabkan saraf ini terlalu aktif dan meningkatkan frekuensi buang air kecil.

Sedangkan inkontinensia urine tetap merupakan kondisi persisten yang disebabkan oleh masalah fisik atau perubahan yang mendasarinya, meliputi:

  • Kehamilan.

  • Persalinan.

  • Penuaan.

  • Menopause.

  • Histerektomi.

  • Prostat yang membesar.

  • Kanker prostat.

  • Kelainan saraf.

Baca juga: Kenali 5 Penyebab Sering Buang Air Kecil

Cara Mengatasi Inkontinensia Urine

Pengobatan inkontinensia urine tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis inkontinensia yang dialami, usia pengidap, serta kondisi kesehatan secara umum dan mental pengidap. Kombinasi dari beberapa pengobatan mungkin juga diperlukan. Namun, bila ada kondisi yang mendasari inkontinensia yang kamu alami, maka dokter akan mengobati kondisi tersebut terlebih dahulu.

Berikut ini cara-cara mengatasi inkontinensia urine:

1. Latihan Otot Dasar Panggul

Latihan dasar panggul atau dikenal juga sebagai latihan Kegel bermanfaat untuk membantu memperkuat sfingter urine dan otot-otot dasar panggul, yaitu otot yang membantu mengontrol buang air kecil.

2. Latihan Buang Air Kecil

  • Menunda BAK. Tujuannya adalah untuk mengendalikan keinginan untuk buang air kecil. Pengidap belajar bagaimana menunda buang air kecil setiap kali keinginan itu muncul.

  • BAK sering. Hal ini dilakukan dengan buang air kecil, lalu menunggu beberapa menit, baru buang air kecil lagi.

  • Jadwalkan BAK. Pengidap bisa menjadwalkan pergi ke toilet untuk BAK setiap 2 jam sekali, misalnya.

Latihan kandung kemih ini dapat membantu pengidap secara bertahap mendapatkan kembali kontrol atas kandung kemih mereka.

3. Obat-obatan

Pemberian obat-obatan biasanya dikombinasikan dengan metode pengobatan yang lain. Obat-obatan yang biasanya diresepkan untuk mengobati inkontinensia urine, antara lain:

  • Antikolinergik, untuk menenangkan kandung kemih yang terlalu aktif.

  • Estrogen topical, untuk memperkuat jaringan di daerah uretra dan vagina.

  • Imipramine (tofranil), yang merupakan antidepresan trisiklik.

4. Pemasangan Perangkat Medis

Cara mengatasi inkontinensia urine ini biasanya dirancang untuk wanita, seperti:

  • Sisipan uretra. Seorang wanita dapat memasukkan alat ini sebelum beraktivitas dan mengeluarkannya saat ingin BAK.

  • Cincin pesarium. Alat ini digunakan untuk mencegah turunnya rahim yang bisa mengakibatkan inkontinensia urine.

5. Operasi

Ini adalah pilihan pengobatan terakhir bila terapi lain tidak berhasil. Wanita yang berencana memiliki momongan perlu mendiskusikan pilihan operasi dengan dokter sebelum membuat keputusan.

Baca juga: Komplikasi yang Dapat Terjadi Akibat Inkontinensia Alvi

Itulah cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi inkontinensia urine. Bila kamu ingin mengetahui tentang inkontinensia lebih lanjut, tanyakan saja pada ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk bertanya apa saja seputar kesehatan kapan dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2019. Urinary Incontinence: What you need to know.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Urinary incontinence – Diagnosis and Treatments.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan